Chereads / Cinta dan Kebahagiaan Sejati / Chapter 9 - Chapter 8

Chapter 9 - Chapter 8

Sepeninggal Vincent kembali ke kamarnya, Violet pun duduk di sofa depan tempat tidur. Dia kembali membayangkan bagaimana perlakuan Demian pada kakaknya sampai akhirnya kakaknya hamil dan meninggal saat melahirkan.

'Bagaimana pun juga aku harus melindungi Nicho dari Demian. Aku tidak akan pernah membiarkan Demian mengambil Nicho dariku. Mungkinkah bentengku hanyalah Vincent seorang?' batin Violet sambil mengacak-acak rambutnya karena pikiran nya sangat kacau saat itu.

Violet pun mandi dan mencoba untuk tidur guna menenangkan hatinya, tapi dia malah tidak bisa tidur. Bayang-bayang Demian seakan tidak mau pergi dari otaknya sampai esok pagi menjelang, Violet masih belum terlelap. Dia pun bangun untuk membersihkan diri dan turun untuk sarapan.

"Pagi kak, Calvin, Vincent.." sapa Violet ramah.

"Pagi sayang. Waahhh ... udah jadian nih ceritanya sama Vincent? Selamat ya sayang." ucap Calvin sambil cipika cipiki dengan Violet.

"Thanks kak. Hmm ... kak, Nicho dimana ya?" tanya Violet.

"Masih tidur. semalaman Nicho gk bisa tidur. Nangis terus. Tidurnya aja baru 2 jam yang lalu." jawab Calvin.

"Maaf ya jadi ngerepotin kak Calvin." malu Violet.

"Gak pa-pa Vio. Aku sih sudah terbiasa ya di panti ngurus anak-anak." ujar Calvin.

"Oh ya?" heran Violet.

"Iya. Aku ini anak yatim piatu dan aku dibesarkan di panti asuhan. Aku bisa mengenal Alex pun, itu karena aku berusaha keras untuk masuk universitas karena beasiswa." cerita Calvin.

"Nostalgia nih ceritanya?" goda Vincent.

"Udah .. udah. Sarapan nya udah dingin. Cepat dimakan buburnya. Oh ya Vio, aku sudah tanyakan harga sewa toko di seberang kantor. Harganya sih lumayan mahal. Tapi didalamnya udah lengkap. Kamu tinggal bawa koper aja." ujar Alex mengubah topik.

"Memang berapa harga sewanya, Lex?" tanya Calvin penasaran.

"2 tahun 700 juta. Kalau Vio mau tinggal disana juga bisa kok. Di lantai 2 ada 2 kamar tidur dan 2 kamar mandi." jawab Alex.

"Apakah toko itu tidak dijual?" tanya Vincent.

"Sepertinya tidak." jawab Alex.

"Aku sangat berterima kasih dengan kebaikan kak Alex." jawab Violet sambil menunduk.

"Jangan seperti itu. Ayo duduklah makan." ajak Alex.

"Vin, habis sarapan ikut aku ke ruang kerja sebentar. Ada yang mau kubicarakan." pinta Alex yang diangguki Vincent.

Sehabis sarapan, Vincent pun mengikuti Alex ke ruang kerja. Sementara Violet dan Calvin menemani Nicho yang masih tidur. Tak berapa lama Nicho pun bangun dan Violet membuatkan susu untuk ponakan nya itu di taman belakang ditemani Calvin.

"Lex, ada apa?" tanya Vincent.

"Demian. Sepertinya Demian kali ini sudah keterlaluan. Sudah banyak karyawan yang melapor padaku tentang keburukan Demian. Tapi dia pintar menyembunyikan bukti kejahatan nya sampai aku sendiri pun tidak bisa melakukan apa-apa." jawab Alex dengan nada marah.

"Semalam aku berjumpa dengan Demian di restoran dan katanya dalam minggu-minggu ini dia akan menikah dengan seorang wanita yang bernama Rose. Kamu mengenalnya?" tanya Vincent.

"Rose? Rose Chang? Anak dari pengusaha berlian, Ken Chang?" tanya Alex.

"Aku tidak tahu. Dia tidak memperkenalkan marganya." jawab Vincent.

"Kalau memang benar Rose adalah anak dari Ken, maka akan semakin mudah bagiku untuk mempengaruhi nya. Karena Ken mencari mantu yang mementingkan bibit, bebet dan bobot nya. Aku tidak percaya kalau Ken bakal menyutujui putrinya menikahi pecundang dan penipu seperti Demian." ujar Alex.

"Bagaimana kalau aku pergi mencari tahu dulu?" tanya Vincent.

"Tidak. Tidak perlu. Biar aku saja." jawab Alex.

"Baiklah." jawab Vincent.

"Ngomong-ngomong, apa kamu serius dengan Vio?" tanya Alex.

"Tentu saja. Kenapa bertanya seperti itu?" tanya Vincent kembali.

"Soal Nicho. Apa kamu yakin kalau Nicho adalah anak dari kakaknya? Bisa sajakan kalau itu anaknya dan dia hanya memanfaatkanmu supaya mereka ada tempat untuk bergantung." ujar Alex.

"Tentu saja aku yakin kalau Nicho bukan anaknya dan Vio bukan gadis seperti itu." jawab Vincent.

"Apa yang membuatmu yakin kalau Nicho bukan anaknya?" tanya Alex.

"Lex, aku sudah menyuruh orangku untuk menyelidiki latar belakang anak itu sejak dia memperkenalkan Nicho padaku." jawab Vincent.

"Jadi benar anak itu anak dari kakaknya?" tanya Alex lebih lanjut.

"Iya. Dan ada yang lebih mengejutkan lagi soal siapa ayah dari anak itu. Coba tebak.." jawab Vincent.

"Hmm ... tidak tahu. Memangnya siapa ayah dari anak itu?" tanya Alex heran.

"Demian.." jawab Vincent yang kali ini membuat Alex kaget.

"Demian?! Ba-bagaimana mungkin Demian ayah dari Nicho? Bagaimana ceritanya?" tanya Alex makin heran.

"Setelah menghamili Amy yang merupakan kakaknya, Vio membawa Amy untuk pindah ke Austria dan mereka menjalani hidup yang lumayan susah disana. Dia juga harus bekerja extra keras untuk biaya melahirkan Amy. 3 hari sebelum Amy melahirkan, Amy sempat menelepon Demian mengatakan kalau dia hamil anaknya dan sekarang berada di Austria. Tapi Demian menolak untuk bertanggung jawab dan langsung memutuskan hubungan nya dengan Amy." jawab Vincent.

"Pantas saja Vio mengatakan kalau ayah kandung Nicho sudah meninggal. Ternyata memang Demian tidaklah pantas untuk menjadi ayah bagi Nicho. Kasihan Vio harus membesarkan Nicho sendiri tanpa siapapun berada disampingnya." ujar Alex.

"Siapa bilang tidak ada siapapun berada disampingnya? Aku akan terus berada disampingnya, walaupun dia mau menceritakan nya atau tidak." ucap Vincent.

"Vio belum mengatakan padamu soal latar belakang Nicho?" tanya Alex dengan terheran-heran.

"Belum. Menurutku dia belum siap untuk mengatakan nya dan aku juga tidak akan memaksanya." jawab Vincent.

"Hmmm ... bagaimana kalau dia tidak akan pernah mengatakan nya dan menguburkan rahasia itu sampai dia mati?" tanya Alex.

"Itu haknya. Aku juga tidak akan memaksanya." jawab Vincent.

"Ternyata kamu masih seperti dulu. Mudah-mudahan kali ini pilihanmu benar dan Vio tidak akan menyelingkuhimu." harap Alex.

"Menurutku dia tidak akan pernah selingkuh di belakangku. Dia wanita yang bisa mempertahankan kesetiaannya. Terbukti semalam sewaktu pulang dari restoran, kami bertemu dengan Demian dan Rose. Vio memaki Demian mata keranjang." cerita Alex.

"Itu benar. Ngomong-ngomong soal Rose, besok aku ada rencana main golf dengan Ken. Kamu mau ikut?" ajak Alex.

"Boleh juga." jawab Vincent.

Setelah kedua kakak beradik itu membicarakan pekerjaan, mereka pun keluar dan melihat bagaimana dengan telaten nya Violet mengurus Nicho. Sama seperti seorang ibu yang mengurus anak kandungnya. Vincent pun menghampiri Violet dan mengantarkan gadis itu pulang ke rumahnya.

Sesampainya di rumah, Violet dan Vincent melihat sosok Demian sudah menunggu di depan rumah. Violet sangat kaget dan berpikir jangan-jangan kedatangannya untuk mengambil Nicho darinya. Vincent menyadari ketakutan Violet itu dan menyuruhnya untuk menunggu di mobil.

"Demian, mau apa kamu ke rumah Violet?" tanya Vincent yang membuat Demian kaget.