"Ehm .... aku .... aku datang hanya untuk ..... untuk mencari Amy. Iya Amy. Kayaknya dia gak ada di rumah. Kalau begitu aku pulang dulu ya. Bye.." pamit Demian.
"Iya." jawab Vincent yang melihat Demian sudah agak menjauh, dia pun kembali ke mobil.
"Mau apa dia datang ke rumahku?" tanya Violet.
"Mencari Amy." jawab Vincent.
"Kamu tidak tanya siapa Amy?" tanya Violet.
"Kalau aku tanya, apa kamu sudah siap untuk menjawab semua pertanyaanku?" tanya Vincent kembali.
"Itu....."
"Aku tidak akan memaksamu, Vio. Jika kamu sudah benar-benar siap, masih belum terlambat jika kamu mau menceritakan nya padaku." ucap Vincent sambil menyentuh halus kepala Violet.
"Amy adalah kakakku. Demian dulu adalah pacar kakakku. Selama mereka pacaran, Demian selalu melakukan kekerasan pada kak Amy. Terkadang aku melihat ada lebam di tangan nya dan pada saat aku tanya, dia berusaha melindungi Demian dengan mengatakan kalau dia hanya kejedut lemari, jatuh di kamar mandi dan lain-lain alasan nya. Begitu bodohnya aku percaya saja sampai pada suatu hari aku melihat sendiri bagaimana perlakuan Demian pada kakakku sewaktu dia mengajak kami makan. Dia memaki kakakku dan menampar kakakku di depan umum." jawab Violet dengan mata memerah.
"Aku ngerti perasaanmu sayang. Lalu anak ini apakah ayah kandungnya adalah Demian?" tanya Vincent lebih lanjut.
"Iya. Tapi aku tidak akan pernah mempertemukan mereka karena Demian tidak pantas untuk menjadi ayahnya. Tapi sepertinya rahasia ini sudah terkuak, makanya Demian datang untuk mengambil Nicho dariku." jawab Violet berderai air mata di pelukan Vincent.
"Semuanya akan membaik sayang. Demian tidak akan pernah mendapatkan hak asuh atas Nicho. Aku janji sayang." janji Vincent.
"Tapi dia ayah kandung Nicho, Vin." ujar Violet.
"Aku tahu apa yang harus kulakukan sayang. Kamu tenang saja." jawab Vincent menenangkan Violet.
Setelah Violet sudah masuk kedalam rumah dan Vincent pun pamit, dia meletakkan Nicho dalam box bayi dan melakukan pekerjaan rumah tangga yang sempat tertunda. Violet terus berpikir mau apa Demian datang ke rumahnya, apa yang sebenarnya dicari Demian dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang berada dalam otak Violet.
"Sialan!! Kenapa bisa sampai ketahuan ama Vincent sih. Aaahhh...." teriak Demian sambil membanting barang-barangnya.
"Ada apa? Kenapa kamu malah membanting barang?" tanya seorang pria dari arah belakang.
"Gimana aku gak kesal. Aku mau nyari perempuan itu, malah ketemu Vincent." jawab Demian dengan nada marah.
"Kenapa Vincent bisa ada dirumah Amy?" tanya pria itu.
"Vincent pacaran sama adiknya Amy." jawab Demian.
"Pantas saja. Daripada sekarang kamu marah-marah disini, mending kamu kembali ke rumah Amy dan temukan dia." pinta pria itu.
"Kalau Vincent masih berada disana gimana?" tanya Demian.
"Ya kamu harus tunggu sampai Vincent pergi dari sana." jawab pria itu.
"Apa gak ada cara lain?" tanya Demian.
"Salahmu. Siapa suruh kamu menghamili dia sebelum nikah? Sekarang kamu tanggung akibatnya." maki pria itu.
"Aku juga tidak tahu kalau dia bisa hamil, pa. Saat berhubungan aku selalu pakai pengaman kok. Sesuai yang diajarkan papa." jawab Demian.
"Tapi kamu masih ingat gak apa yang selalu papa bilang ke kamu? Pengaman bisa sewaktu-waktu jebol juga dan kamu harus hati-hati. Sekarang kamu lihat kan apa yang sudah terjadi? Dia hamil kan.." maki ayah Demian.
"Iya ... iya. Aku salah..." ujar Demian mengakui kesalahan nya.
"Sekarang kamu hanya punya 2 pilihan. Pertama, kamu tanggung jawab atau yang kedua, kamu bunuh ibu dan anak itu." saran ayah Demian.
"Menurut papa bagaimana?" tanya Demian.
"Terserah kamu. Kalau kamu merasa berat untuk jadi ayah .... maka bereskan saja dia di tempat." jawab ayah Demian.
"Akan aku pikirkan pa. Sekarang yang perlu kulakukan adalah menemukan Amy terlebih dulu sebelum dia melahirkan." ucap Demian.
Ayah Demian, Diablo setelah mendengar apa yang dikatakan anaknya itu pun langsung keluar dari kamar anaknya. Demian pun menghubungi seseorang untuk membantunya menemukan keberadaan Amy.
"Tok .. tok .. tok
"Masuk.." jawab seseorang dari dalam
"Alex.." sapa Vincent.
"Vin, ada apa?" tanya Alex.
"Ternyata Demian dulu pernah berhubungan dengan Amy dan Nicho adalah anaknya." cerita Vincent.
"Amy? Lalu dimana Amy sekarang?" tanya Alex yang dilanda penasaran.
"Aku tidak menanyakan keberadaan Amy karena sepertinya Violet sangat sedih dengan apa yang dialami Amy sejak berhubungan dengan Demian." jawab Vincent.
"Amy pacaran dengan Demian? Setahuku sewaktu berada di bangku kuliah dulu Amy sangat membenci Demian. Kenapa mendadak mereka bisa pacaran?" gumam Alex.
"Kenapa tidak kamu tanyakan pada Violet saja?" saran Vincent.
"Undang dia makan malam dirumah. Aku mau bertanya banyak hal tentang Amy." pinta Alex yang diangguki Vincent.
Selesai berbincang dengan Alex, Vincent pun keluar dari ruangan kakaknya dan pergi ke rumah Violet untuk membawa nya ke rumah makan malam. Vincent tidak mengatakan apapun pada Violet perihal Alex akan menanyainya soal Amy.
"Malam kak.." sapa Violet.
"Malam sayang. Nicho biar aku yang gendong ya. Kamu langsung aja ke ruang makan. Udah ditungguin Alex tuh." ucap Calvin.
"Kak Calvin gak makan?" tanya Violet.
"Udah tadi diluar sama teman. Udah sana cepat ke ruang makan." buru Calvin yang membuat Violet mempercepat langkah nya.
"Kak Alex..." sapa Violet.
"Vio...duduklah. Temani aku makan." pinta Alex.
"Hanya kita berdua?" tanya Violet yang merasa heran.
"Iya. Ada yang mau aku tanyain. Soal Amy." jawab Alex.
"Ka-kakak ke-kenal kak Amy?" tanya Violet.
"Iya. Dulu kami teman kuliah di jurusan yang sama. Aku hampir melamar Amy waktu itu kalau bukan karena aku disuruh papaku untuk ngelanjutin kuliah S2 di London, mungkin kami sudah menikah. Apakah Amy tidak pernah menyebut namaku?" tanya Alex.
"Hmmm ... sepertinya pernah. Waktu itu dia baru berhubungan dengan Demian. Dia pernah bertanya padaku jika dia menerima cinta Demian apakah dia sudah menghianati hubungan nya dengan kakak? Karena kak Amy tidak menceritakan nya dengan jelas soal hubungan nya dengan kak Alex, maka aku menyuruh kak Amy untuk menerima Demian saja. Karena aku melihat Demian baik dan sangat menyayangi kak Amy. Tapi ternyata setelah berbulan-bulan berhubungan, Demian selalu memaki kakakku dengan sebutan bodoh dan tak punya otak. Puncak kemarahanku yang membuatku menamparnya adalah pada saat dia berani menampar kak Amy." cerita Violet.
"Kurang ajar sekali dia. Apa haknya menampar Amy. Lalu Nicho apa benar ayahnya adalah Demian?" tanya Alex.
"Iya. Waktu itu kak Amy mengatakan kalau dia tidak bisa memutuskan hubungan nya dengan Demian karena dia sudah hamil. Aku katakan tanpa Demian juga aku dan kak Amy bisa berperan menjadi orang tua yang baik untuk Nicho. Untuk membawa kak Amy pergi dari kota ini, aku menjual tokoku dan menetap di villa ayahku yang berada di Austria." jawab Violet.