"Aku kira kau tidak akan datang. kau datang lebih awal, Alyosha Vermigoun."
"Aku tidak suka membuang-buang waktu dan mengingkari janji. Tidak sepertimu, yang suka menipu dan mengingkari janji," cibir Alyosha.
Kini orang berbeda gender itu tengah duduk di sebuah kapal pribadi mewah yang melintas di perairan negara Swiss.
Kapal pribadi yang mewah itu tampaknya sedang diadakan pesta minum di dalamnya. Banyak penari erotis yang bahkan tak memakai sehelai benangpun di tubuhnya menari tanpa merasa terganggu meski harus melakukannya oleh para penonton yang sekali dipegang lelaki.
Ada banyak hidangan yang menggugah selera, ditambah dengan berbagai Vodka, bir, dan Gin. Oh Untung saja ada minuman itu, selain transaksi gelap yang dilakukan antara Alyosha dengan Dobberg, rekan bisnis Alyosha dan Alyosha itu sendiri hanya Gin yang menarik perhatian Alyosha. Bagi Alyosha pesta yang satu ini norak sekali.
"Tidak pernah menerima Wine? astaga rasanya sangat nikmat asalkan tahu," ucap Dobberg sambil terkekeh. Segelas wine sudah ia teguk tadi, dan ia meminta lagi.
"Aku selalu mencoba untuk meneguk sampah itu, tapi selalu saja aku muntahkan ketika benda itu meluncur di tenggorokanku. Bahkan lambungku tak sudi untuk menerimanya," cibir Alyosha geli. Ia tak bisa membayangkan sebotol anggur penuh masuk ke dalam tubuhnya. Alyosha benci sekali dengan minuman itu.
Benci? hanya sekedar benci karena rasa, atau benci karena ada kaitan masa lalu tentang minuman itu di kehidupan?
Entahlah, hanya Alyosha yang tahu.
"Tiga dolar seharusnya sudah ada di hadapanku, tapi sekarang aku hanya menemui lobster dan Gin. Aku harap kau tidak berniat untuk merusak transaksi kita," ucap Alyosha dengan santainya menuang segelas Gin lagi. Wanita ini kuat minum.
"Tidak, jangan khawatir. Aku hanya tidak ingin pesta kecil-kecilan ku ini dicurigai oleh para awak kapal yang ada di seberang sana," jawab lelaki itu. menatap langsung ke sebuah kapal yang mencolok di tengah perairan pada siang hari. Warnanya yang hitam dengan desainnya yang kaku, astaga itu adalah kapal yang menjaga keamanan perairan negara Swiss.
"Bodoh, itu hanya umpan," ucap Alyosha. Kali ini jujur sekali, entah karena ingin segera beralih dari sana atau karena bawaan minuman yang membuatnya mudah mengutarakan pikirannya sekarang.
"Haha, seperti biasa, kamu selalu pintar membaca situasi," puji Dobberg, entah pujian itu tulus atau hanya bentuk ungkapan dari mulut seorang penjilat. Tak ada yang tahu.
Atau mungkin Alyosha sudah tahu. Terlihat dari wajah yang terlihat sinis dan dingin.
"Terima kasih, dan di mana uang ku sekarang?" tanya Alyosha.
Alyosha memang tidak suka memoles kata-kata yang keluar dari mulutnya. Berbeda sekali dengan adiknya, yaitu Elisio, yang sangat suka bermain kata dan mengeluarkan kalimat manis dan penuh dengan sanjungan kepada lawan bicaranya.
"Anda ini memang seperti biasa ya, tidak suka berbasa-basi dan bertele-tele," ucap Dobberg. kemudian bertepuk tangan, memberi pada salah satu anak buahnya yang berdiri tujuh langkah dari meja makan tempat Alyosha dan Dobberg menyantap hidangan mereka sekarang.
Koper berwarna perak itu jauh lebih besar daripada pembeli pada umumnya. Tanpa menghitung secara langsung, mata Alyosha dapat mengetahui jumlah keseluruhan dari koper itu.
"Apa kau tidak bisa menggunakan koper yang sesuai dengan jumlah uang di dalamnya? kecuali jika kau ingin menambahkan uang lagi di dalamnya. Aku dengan senang hati akan menerimanya tanpa menolak," ucap Alyosha.
"Hahaha, anda selalu lihai dalam menghitung uang. Bahkan tanpa melihatnya secara langsung sekalipun," puji Dobberg, lagi.