"katakan pada ku"
ucapnya sambil menatap dalam ke mata ku
tanpa berkata apapun aku hanya menatap wajahnya, mata ku seperti berkaca kaca menatap kedua mata indah itu.
"katakan semuanya pada ku , Kang Hansoo"
setetes air mata menuruni pipi ku.
fikiran ku sangat penuh hingga aku tidak bisa mengucapkan apapun padanya.
kakinya mendekat kearah ku, ia memeluk ku dengan erat, aku bahkan lupa kapan terakhir kalinya ia mendekap ku seperti ini. air mata ku membasahi mata dan pipi yang mulai memerah.
"saranghae" ucapku sambil membalas dekapan nya. ia mengecup keningku. sambil menepuk pundak ku. "aku sangat mencintai mu" kata kata itu yang hanya keluar dari bibir ku lagi.
Aku menatap air hujan yang menetes deras dari langit, hujan selalu membuat ku bahagia, rasa nya menenangkan mellihat air yang tidak bersama berkumpul menjadi satu.
orang bilang hujan itu sedih. bagiku sebenarnya bagaimana kita menempatkan perasaan kita. hujan membuat udara menjadi dingin dan menyenangkan, bisa juga menjadi teman untuk menangis. air mata kita akan tertutupi air hujan, ketika kita menangis ditengah hujan.
"yak, Kang Hansoo! kau mendengarkan ku atau tidak?" ucap sahabat ku Jo Younghee, "ah, maaf maaf., wae?" tanya ku laki tersadar dari lamunan ku. "kamu kenapa? masih memikirkan Choi Hajun?" tanya Younghee sambil menyesap minumannya. "ani, aniyo, aniya" sanggah ku. "lalu?" tanya nya lagi, "aku hanya senang melihat hujan turun" jelas ku, "hanya kau orang yang ku kenal yang menyukai hujan turun" ucapnya, aku hanya terkekeh menjawab ucapannya. "oh iya bagaimana pengobatan mu? kamu masih menjalankannya kan?" tanya Younghee, aku menganggukan kepala ku "tentu aku harus menjalankannya jika aku ingin hidup sedikit lebih lama" ucap ku. "bagus lah, jangan kau harus menjaga kesehatan mu, oke?" Younghee sudah seperti ibu ku saja. ia selalu memarahi ku, menasehati ku, menjadi tempat aku bercerita, dan apa pun. setidaknya walau ibu ku sudah meninggal, aku tidak merasa begitu kesepian karenanya.
"bagaimana? kamu sudah mendapatkan pekerjaan baru?" aku menggelengkan kepala ku,"belum, bahkan belum ada yang memanggilku untuk interview" ucap ku, "tak apa, bersabarlah" aku hanya tersenyum mendengarnya.
"oh iya besok aku cuti, ayo kita pergi keluar kota" ajak Younghee pada ku, aku mengerutkan dahi ku "kemana?" "jeju?" "baiklah, ayo" ucap ku menyetujui nya, "apa kita bisa pergi sedikit siang? pagi hari nya aku harus pergi kerumah sakit," ucap ku, "tentu saja bisa, mau ku antar?" tawar Younghee, "tak apa?" tanya ku tak enak. "tentu saja tak apa, memangnya kenapa" ucap Younghee
"bagaimana keadaan mu sekarang?" tanya Dokter Jang pada ku. aku hanya tersenyum sambil menganggukan kepala ku, "aku merasa lebih baik dok" "kalau begitu teruskan konsumsi obatnya secara teratur ya" ucap Dokter Jang sambil menuliskan resep obat untuk ku lagi.
"bagaimana?" tanya Younghee, aku tersenyum sambil menganggukan kepala ku "lebih baik, ah aku akan mengambil obatnya, tunggu sebentar ya" ucap ku sambil menyuruhnya untuk kembali duduk saja, aku berjalan menuju apotek, dengan fikiran kosong. tanpa sadar aku menyenggol seseorang yang berada dihadapanku "maaf-" ucap ku terpotong saat menoleh kearah wajah laki laki yang tak sengaja aku senggol itu. ia hanya tersenyum tipis pada ku, wajahnya sangat tampan, aku bahkan tak tau ada dokter setampan dirinya dirumah sakit ini.
"woahhhhhh, yeopeo" ucap ku sambil menatap kearah laut di pulau jeju yang indah, sambil menikmati angin yang berhembus menyapu wajah ku. "yak, ayo kita berfoto" ajak Younghee sambil mengeluarkan ponselnya. kami mengabadikan saat itu dengan sebuah foto yang disimpan di ponsel Younghee.
"Younghee-ya ayo kita makan, aku sangat lapar" ucap ku mengajak Younghee untuk pergi makan"
kami menuju sebuah restaurant dekat dengan penginapan. setelah duduk kami membaca buku menu dan memesan beberapa makanan. "aish, dasar laki laki ini" umpat Younghee sambil membaca pesan masuk ke ponselnya, "wae?" tanya ku "aniya, Minjun menghubungi ku lagi" ucap nya, Minjun adalah mantan kekasih Younghee, namun Minjun sepertinya masih menyukai Younghee, namun ia berselingkuh tapi enggan untuk berpisah.
"sudah. tak usah di balas. jangan hiraukan lagi" titah ku pada Younghee.
"apa aku harus memblokir nomer ponselnya agar ia tidak bisa menghubungi ku lagi?" tanya Younghee, "bukan kah kalian tetap masih satu pekerjaan? akan menjadi masalah nanti" ucap ku. "ah, aku lupa" ujar Younghee sambil memukul pelan kepala nya. "sudah sudah, ayo kita makan saja" ucap ku agar ia tak terlalu memikirkan nya terus menerus.
"maafkan kami, tempat duduk nya saat ini sedang penuh, tak apa jika menunggu sebentar?" tanya salah satu pegawai pada seorang pelanggan yang baru saja datang, sambil mengunyah makanan ku aku menoleh kearah pelanggan itu, ternyata itu dokter yang tadi pagi tak sengaja ku senggol. "Younghee, tak apa jika ia duduk disini?" tanya ku pada Younghee, "kamu menggenalnya?" tanya Younghee, "ia dokter di rumah sakit yang sering ku kunjungi" ucap ku. "annyeonghaseo, aku dan teman ku memiliki kursi kosong, silahkan bergabung bersama kami" ucap ku, "oh? tak apa, terima kasih" ucap nya mungkin merasa tak enak bergabung dengan kami. "tak apa, ayo silahkan dokter" ucap ku sambil menarik lengan nya untuk duduk di kursi tempat aku dan Younghee duduk. "terima kasih banyak, aku hanya tak sengaja lewat dan ingin mampir aku tak tau jika kedai ini penuh" ucap nya, "sekali lagi terima kasih" ucap dokter tampan itu, "tak apa, anggap saja ini sebagai permintaan maafku, karna tak sengaja menyenggol dokter tadi" ucap ku "ngomong ngomong sedang apa dokter di jeju?" tanya ku, "ah, ada seorang client, pasien ku disini, jadi aku memutuskan untuk pergi ke sini" jelas nya, aku dan Younghee hanya menganggukan kepala. "oh iya, kalian sedang berlibur disini?" tanya dokter itu lagi, "huum, kami sedang berlibur saja" ucap ku, "oh iya sepertinya kita belum berkenalan, aku Kim Jaewon" ucap nya memperkenalkan diri. "ah, aku Kang Hansoo, dan ini teman ku Jo Younghee" ucap ku memperkenalkan diri kembali. "oh iya dokter, kalau boleh tau dokter bekerja dibagian apa?" tanya ku membuka percakapan, "aku dokter Konseling, omong omong, kurasa kita seumuran, kamu bisa memanggil nama ku saja" ucap Jaewon pada kami, "arraseo, baiklah" ucap kami menyetujui.
"ah, terima kasih untuk tempat duduk nya, oh iya dimana kalian menginap? apa kalian membawa kendaraan?" tanya Jaewon pada kami, "tidak terlalu jauh dari sini, tadi kami berjalan kaki" jawab ku, "kalau tak keberatan mau ku antar?" tawar Jaewon pada kami , "tak apa" tolak ku sambil tersenyum, "ah, terima kasih" ucap Younghee yang ku sambut dengan rengutan di wajah ku, "silahkan" ucap Jaewon, "yak, apa apaan kamu" tanya ku pada Younghee. "sudah tak apa cepat naik saja" ucap Younghee yang menyuruh ku untuk duduk di depan, disebelah Jaewon.
"terima kasih sudah mengantar kami" ucap ku pada Jaewon, "tak apa, oh iya apa rencana kalian besok? kebetulan aku tidak ada jadwal, ingin pergi bersama?" tanya Jaewon, belum sempat aku menolaknya, Younghee sudah menjawab pertanyaan Jaewon dan mengiyakan nya . "tentu" "ah, kalau begitu aku akan menjemput kalian besok disini" ucap nya.
"yak, Younghee-ah apa apaan kamu ini, tidak enak tau" omel ku pada Younghee saat berjalan menuju kamar kami masing masing. "wae? dia tampan. itu baik untuk mu supaya kamu tidak memikirkan Hajun terus" ucap Younghee. aku berdecak kencang "cih, dasar" gerutu ku.
aku Jaewon dan Younghee pergi bersama sama, kami sangat menikmati cuaca hari ini .
"kamu senang?" tanya Jaewon pada ku, "humm" aku menganggukan kepala ku . "kalau boleh aku tau apa yang membuat mu sering ke rumah sakit?" tanya Jaewon pada ku, "aku? ada yang salah dengan jantung ku. tak apa lagi pula aku sudah meminum obat nya jika merasa sakit" jawab ku sambil menatap kearah laut. aku tersenyum kemudian menoleh kearaahnya lagi. "cepat atau lambat kita semua akan kembali ketempat kita" ucap ku, "aku juga sudah merindukan ibu ku" lanjut ku sambil tersenyum dan kembali menoleh kearah laut.