Chereads / WANNABE / Chapter 8 - 8

Chapter 8 - 8

"ada apa Chagi?" ucap Taeoh pada ku. aku menoleh kearahnya dan membulatkan mata ku.

"ah, kamu berpacaran dengan dia?" tanya Hajun.

"eh, ah, anu" ucap ku terbata

"iya aku pacar Hansoo" ucap Taeoh yang membuat ku makin terkejut dan membulatkan mata ku.

"oh ya? kalau begitu selamat untuk kalian, kami pergi duluan ya" ucap Hajun pada kami.

aku menoleh kearah Hajun yang berjalan menuju parkiran sambil membulatkan mataku, lalu untuk apa ia memberikan aku bunga waktu itu?

cih mungkin aku saja yang terlalu berfikir berlebihan.

"siapa itu?" tanya Taeoh pada ku.

"ah, dia mantan pacar ku." jawab ku sambil kembali memakan makanan yang ada di meja kami.

"oh iya kenapa kamu bilang kamu pacar ku?, kamu itu publik figur, bagaimana karir mu nanti" ucap ku padanya.

"tak apa, memang kenapa ? lagi pula kurasa ia belum mengenali ku" ucap nya cuek.

"aish, tetap saja itu tidak baik untuk mu" omel ku padanya.

"oh iya, besok kamu benar benar bisa membantu ku kan?" tanya ku pada Taeoh. ia menganggukkan kepalanya.

"woah hujan" ucap ku girang saat melihat rintikan air hujan yang membasahi jalan.

"kenapa kamu sangat menyukai hujan?" tanya Taeoh padaku. aku mengangkat dua bahu ku

"hujan dapat menyembunyikan tangisan ku, hujan dapat menenangkan hatiku" jelasku.

"jangan menangis lagi" ucap Taeoh tiba tiba, aku menoleh kearahnya sambil bertanya tanya bingung "simpan saja air mata mu untuk hal yang bahagia, jangan mengingat apapun yang menyakitkan" ucap Taeoh sambil menatap kearah langit yang mendung.

aku terdiam menatap Taeoh dalam bingung.

aku mengusap hidung ku, walau aku suka hujan tapi aku tidak bisa berada di ruangan yang terlalu dingin.

Taeoh melepaskan jaket nya dan mengenakan jaket itu Pada ku. mata kami bertukar pandang

"sepertinya kamu kedinginan" ucap nya

"ah, iya, terima kasih" ucap ku malu malu. yaish Kang Hansoo, kenapa kamu begini.

"ah, aku tak menyangka seorang aktor mau membantu ku" ucapku sambil menoleh kearah luar jendela mobil.

"kalau aku sudah berjanji, sebisa mungkin akan aku tepati" ucap nya sambil mengendarai mobil. sebenarnya aku tidak enak karena ia yang membawa mobil, tapi dia tidak membiarkan aku mengendarai mobil.

Beep Beep

Aku menekan bel tempat tinggal penulis yang kami datangi.

"permisi Yoo Shina-ssi? aku Kang Hansoo dari kantor penulisan" ucap ku.

ia membuka pintu nya untuk kami, ia membulatkan matanya saat melihat Taeoh ada di sebelah ku.

"seperti janji ku kemarin, aku membawakan Taeoh kesini untuk meet and greet khusus untuk mu" jelas ku pada Shina.

Shina pun menyetujui untuk menandatangi kontrak dengan perusahaan kami.

"ah untuk cerita yang sudah jadi dan siap di upload bisa di kirim ke email ku, terima kasih banyak" ucap ku sambil merapihkan berkas berkas yang aku bawa tadi.

"aaa, neomu joha..." ucap ku senang kegirangan karena menyelesaikan pekerjaan di hari ini dengan mudah. Taeoh hanya tersenyum tipis sambil menatap kearah ku.

"ayo kita mampir ke karnaval disana dulu sebelum pulang, karena kamu sudah mau membantu ku"

"tentu" jawabnya singkat sambil tersenyum menunjukan lesung pipi nya , aish. aku tau kamu tampan.

"kamu pernah ke karnaval?, ini mengingatkan aku tentang ibu ku" ucap ku yang senang. "ah dingin" ucap ku sambil berjalan mendului nya.

"yak, tunggu aku" ucap nya sambil mengejar ku.

"ayo kita masuk kerumah hantu" ajaknya,

aku membulatkan mataku , dengan panik aku menolaknya "tidak tidak, aku sangat penakut"

"tak apa, ayo" ucapnya sambil mengandeng lengan ku, aku yang tak bisa menahan tarikan tangannya akhirnya terseret ikut menuju ke wahana rumah hantu.

"Aish, aku takut" ucapku sambil bersembunyi di belakang Taeoh.

"ayo keluar dari sinii.." renggek ku pada Taeoh

"pintu keluarnya ada di ujung sana, kajja" ucapnya sambil terkekeh melihat ku yang ketakutan

"woahhh aku sungguh sungguh tak menyukai rumah hantuu" ucap ku setelah kami berdua tiba di pintu keluar

"jangan menangis, hanya karena masuk kerumah hantu kamu menangis" ucap nya meledek ku

aku memanyunkan bibirku dan meliriknya sinis.

"kamu lapar?" tanya Taeoh pada ku, aku yang memang merasa kelaparan menganggukkan kepala ku.

"kalau begitu ayo kita makan , sebelum kita menjadi es disini" ucapnya sambil menarik lengan ku

"Taeoh-ssi, kamu dekat dengan ibu mu?" tanya ku pada nya. ia menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan ku.

"kamu sendiri?" tanya Taeoh padaku, "tentu saja, aku menangis seperti bayi setiap pergi kerumah abu, bagaimana kalau aku tidak dekat"

"ayah mu?" tanya nya lagi, "dia orang yang baik, tapi aku tidak dekat dengan nya" jawab ku lagi.

ia menganggukkan kepala nya mengerti.

"oh iya ngomong ngomong kita mau makan apa?" tanya ku padanya "di ujung jalan sana sepertinya ada makanan enak, ayo" ajaknya sambil menarik tangan ku lagi.

mata ku membulat saat ia menggenggam tangan ku.

"makan yang banyak agar kamu besar" ucap nya pada ku. "apa kamu yang mentraktirku?" tanya ku

"tidak, kamu yang traktir" ucap nya singkat. "cih, dasar" aku terkekeh padanya.

DDRRTT DDRRRTT DRTTT

aku menoleh kearah ponsel ku yang berdering, pak Kangwon menghubungi ku.

"nde sajang-nim?" tanya ku, "ah nde aku sudah mendapatkan tanda tangan, nde arraseo" ucap ku sambil menutup telephone dari pak Kangwon.

"maaf aku mengangkat telephone dari boss ku" jelas ku pada Taeoh. ia menganggukkan kepalanya.

"aku kira pacarmu" ucapnya sambil terkekeh. "cih, tak ada yang menyukai ku" ucap ku sambil mengunyah makanan yang kami pesan. "mengapa tak ada?" tanya nya. aku mengangkat kedua bahu ku "entah lah" ucap ku sambil tetap mengunyah makanan ku.

"kalau begitu aku yang menyukai mu" ucap nya. aku membulatkan mata ku. "ehh??"