"kalian saling mengenal?" tanya Jaewon pada kami, aku hanya terdiam tak menjawab ucapan Jaewon.
"maaf tadi aku kedatangan rekan ku, ngomong ngomong ada apa ingin menemuiku?" tanya Jaewon, "ah, anu, aku ingin memberikan ini sebagai ucapan terima kasih karena sudah membantu ku mendapatkan pekerjaan" ucap ku sambil memberikan buah tangan untuk Jaewon yang aku beli tadi.
kami sama sama terdiam.
"ada apa Hansoo-ssi? tanyakan saja" ucap Jaewon, "ah, aniya tak ada apa apa dokter" ucap ku sambil tersenyum, dasar Hansoo Bodoh, Dokter Jaewon seorang psikolog tentu saja ia akan langsung mengetahui jika ada sesuatu yang aku sembunyikan. "gwaenchana, kalau kamu belum mau bercerita padaku, ngomong ngomong terima kasih untuk hadiah nya" ucap nya sambil tersenyum.
ponsel Jaewon berdering , ia meminta izin kepada ku untuk mengangkat telephone, "ah, oh ada apa Hyung?" tanya eomma appa? ah arraseo"
mwo? dokter Jaewon memiliki kakak?
"ah, mian mian, tadi kakak ku menelephone" ucap nya, aku hanya menganggukan kepala ku "oh iya kamu kenal juga dengan Hajun?" tanya Jaewon pada ku, aku yang tersudut dan binggung akhirnya menganggukan kepala ku, "dia mantan pacar ku" jawab ku, "ah, begitu? Hajun teman sekolah ku semasa SMA" jelas Jaewon, aku mengerutkan dahi ku "jadi dokter satu sekolah dengan Jaewon? tunggu, Jaewon juga teman sekolah ku.. berarti kita dulu datu sekolah?" tanya ku penasaran, "oh ya? woah, aku tak menyangka ternyata kita satu sekolah" ucap Jaewon "aku tidak terlalu terkenal, mungkin itu sebabnya" ucap ku,
Setelah banyak bercerita tentang masa sekolah aku memutuskan untuk pulang karena besok aku akan mulai bekerja, "kalau tak keberatan mau ku antar? kebetulan shift ku juga sudah selesai, tunggu sebentar ya" ucap Jaewon, bahkan aku belum sempat menolak ajakannya ia sudah bangkit dari kursi nya dan bersiap untuk pulang.
"terima kasih banyak, aku terlalu sering merepotkan mu" ucap ku merasa tak enak pada Jaewon, "tak apa, bukan kah kita teman? santai saja" ucapnya.
hari pertama aku masuk kekantor, aku mulai mengedit cerita cerita yang sudah di buat oleh penulis yang bekerja sama dengan kantor kami. dan aku juga melakukan editing pada tulisan ku.
saat makan siang, Kangwon mengecheck ponsel nya, ia membaca hasil editan yang aku buat "ah, aku suka pekerjaan mu" ucap Kangwon , "ah? terima kasih banyak pak" ucap ku.
"Bu Song, apa aku harus memposting ini ?" tanya ku pada rekan kerja ku yang duduk tepat di depan ku. "mana coba aku lihat" ucapnya sambil membalikan laptop ku dan membacanya "aku merasa ia tidak menulisnya dengan baik" ucap ku. "sepertinya tak apa, lagi pula chapter ini sudah dijadwalkan akan diposting nanti malam, tidak mungkin kita meminta ia untuk menulis lagi kan" ucapnya, aku menganggukan kepala ku setuju.
DRTTT DDRTT
Aku menoleh kearah ponsel ku yang berdering, "huum, ada apa?" jawab ku pada panggilan itu "apa kamu menggenal Dokter Kim?" tanya Hajun pada ku, "huum, kenapa?" tanya ku ketus. "tak apa, ku dengar kamu sudah memiliki pekerjaan sekarang, bagaimana pekerjaan mu?" tanya nya lagi, aku hanya terdiam sambil mengerutkan dahiku, dari mana ia tahu bahwa aku sudah memiliki pekerjaan baru. "selamat untuk pekerjaan mu" ucap nya lagi, aku terdiam sejenak sebelum meminta untuk mengakhiri panggilan kami.
kenapa ia harus selalu muncul disaat aku akan melupakan nya.
"Kang Hansoo-ssi? gwaenchana?" tanya bu Song yang menatap ku bingung karena aku hanya melamun saja dari tadi. "ah, tak apa bu." ucap ku yang tersadar dari lamunan ku. "ayo pulang, sebelum kamu menginap di kantor" ucap Bu Song.
aku mulai berkemas dan memasukan barang barang ku kedalam tas.
aku duduk di dalam bus untuk menuju apartment ku, sambil menatap langit malam yang mendung, mungkin sebentar lagi akan hujan, fikir ku.
aku duduk di sofa ku sambil melilitkan tubuhku di antara selimut sambil menyaksikan drama kesukaan ku, aku sesekali tertawa karna kelucuan di drama itu. "bahkan penulis penulis ini dapat menulis naskah mereka semenarik itu" ucap ku pada diriku sendiri.
"yak Kang Hansoo! kamu dimana?" tanya Younghee pada ku, dari suaranya aku sudah bisa menebaknya bahwa ia sedang mabuk, jadi aku pergi untuk menemuinya. "yakkk Kang Hansooo, kenapa lama sekaliiii" gumamnya, aku bahkan dapat merasakan semua orang mulai memperhatikan kami, "yak, Younghee-ya, ada apa ??, kenapa kamu malah minum banyak sekali" ucap ku "cih dasar lelaki bodoh" lanturnya. "wae? Minjun menghubungi mu lagi?" tanya ku, ia menganggukan kepala nya mengiya kan pertanyaan ku barusan. "mengapa kamu angkat" omel ku, Younghee hanya terdiam sambil menopang dagunya, aku dapat membaca raut wajahnya bahwa ia sebenarnya masih menyukai Minjum juga.
aku sangat bingung dengan nya, mereka masih saling menyukai, mengapa mereka perlu berpisah.
setelah mengantar Younghee pulang ke apartmentnya, aku akhirnya kembali ke apartment ku.
aku merebahkan tubuhku diatas ranjang ku sambil menatap ke langit langit dikamar ku, mata ku bahkan tak bisa tertutup, aku memutuskan untuk mengambil laptop ku dan mulai menulis chapter baru untuk membantu ku tertidur.
karna hari ini hari libur jadi aku memutuskan untuk berbaring di sofa ku sambil menonton acara musik di televisi. idola kesukaan ku sedang melakukan penampilan Comebacknya, A-pink. aku sangat menyukai grup idola itu. sambil sesekali bernyanyi mengikuti lagu baru mereka. "woah aku sangat ingin bertemu dengan mereka sebelum aku mati" ucap ku sambil menatap layar televisiku.
aku menoleh kearah ponsel ku yang bergetar, "Hansoo-ya, ayo datang ke acara reuni sekolah pekan depan" ucap Younghee pada ku. aku terdiam, "tenang sajaa, ada aku. tak akan ku biarkan si Hajun terlihat oleh mu" ucapnya, "kamu masih ingat dokter Jaewon? dia juga bersekolah di sekolah yang sama dengan kita" jelas ku, "oh ya? lalu kenapa? bagus dong" ucap Younghee, "dia teman Hajunnnn" ucap ku sedikit merengek "MWOOOO?!" ucap Younghee terkejut
"aish, mengapa dunia sangat sempit sekali rasanya" ucap Younghee, "aku tau" ucap ku "lalu kamu tidak akan datang?" tanya Younghee, "tidak kamu harus datang" ucap Younghee lagi. "haruskah aku datang?" tanya Hansoo pada dirinya sendiri.
"Hansoo-ssi bisa keruangan saya?" panggil pak Kangwon yang meminta ku untuk menemuinya diruang rapat.
sambil membawa buku catatanku aku masuk kedalam ruangan meeting. aku duduk tepat disebelah pak Kangwon. ia memberi tau ku banyak hal tentang sunting menyunting. setelah melihat pak Kangwon sedekat ini aku merasa mereka semakin mirip. wajah keduanya tampan, memiliki pekerjaan yang bagus, woah, semua wanita pasti ingin menjadi pasangan mereka.