Walau dengan masker dan topi yang menutupi sebagian wajahnya namun aku bisa mengetahui bahwa itu dia, Ryu Taeoh. laki laki yang waktu itu menolong ku, dan tentu saja aktor yang film nya kemarin aku lihat.
belum sempat aku membuka suara ku ia langsung menarik lengan ku,
aku membulatkan mata ku bingung.
"ada apa?" tanya ku bingung
"maaf aku hanya refleks menarik tangan mu" ucap nya.
"ngomong ngomong sedang apa disini?" tanya ku bingung.
"ah, aku mengunjungi abu ibu ku" ucap nya.
"oh? maaf aku tak tau" ucap ku merasa tak enak.
"tak apa , ibu ku meninggal saat aku remaja, mungkin sudah 10 tahun yang lalu" ucap nya .
"ngomong ngomong aku sering melihat mu juga kesini" ucap nya.
"ah, aku juga mengunjungi abu ibu ku" ucap ku.
"aku selalu melihat mu menangis saat datang kesini" ucapnya
aku menganggukkan kepala ku.
"aku memang cengeng" ucap ku sambil tersenyum hambar.
"kita semua pasti menangis ketika kehilangan seseorang yang kita sayangi"
"ibu ku meninggal saat ia kehabisan banyak darah karena di tusuk saat aku dan ibu ku pergi berjalan saat malam" ceritanya.
"aku mendadak kehilangan nya saat itu juga" lanjutnya.
"ibu ku mengalami kecelakaan, ia pergi saat aku setengah terbangun dan sedang melihatnya berdandan hari itu, dan bahkan aku ingat ia mengecup kening ku sebelum aku tau itu terakhir kalinya aku melihatnya" ucap ku, tanpa sadar aku meneteskan air mata ku .
"ah, maaf maaf" ucap ku sambil menghapus air mata yang mengalir menuruni pipi ku.
ia tiba tiba memeluk tubuh ku.
aku sedikit terkejut.
ia melepaskan dekapan nya .
"maaf, aku hanya tak bisa melihat seseorang menangis" ucap nya.
kami sama sama terdiam canggung .
"eum mau ku antar pulang?" tawarnya pada ku
"eh? tak usah lagi pula untuk apa seorang bintang mengantar ku pulang" tolak ku sambil bercanda
"tak apa ayo naik saja, biar aku antar. lagi pula, kurasa kita tinggal berdekatan bukan?" ucapnya pada ku
"ah iya, kamu yang menolong ku malam itu kan? terima kasih banyak ya" ucap ku,
"oh iya, apa kamu juga yang menolong ku saat aku di Busan waktu itu ? kalau di ingat ingat wajah yang ku lihat itu tak asing. itu kamu?" tanya ku lagi
ia menyunggingkan senyum tipis nya pada ku
"woah, aku banyak berhutang budi dengan mu kalau begitu ya" ucap ku
"tak apa, itu hanya kebetulan saja" ucap nya.
"tetap saja, aku merasa tidak enak. kalau begitu berikan nomer ponsel mu aku akan mentraktir mu kapan kapan, tapi bukan sesuatu yang mahal" ucap ku sambil terkekeh dan menjulurkan tangan ku untuk meminta ponsel nya
ia memberikan ponselnya pada ku, aku menekan nomor ponsel ku, dan menghubungkannya pada milik ku.
"nah ini" ucap ku mengembalikan ponsel milik nya.
"Hansoo-ssi bisa tolong keruangan saya?" panggil pak Kangwon pada ku.
aku segera menuju ruangan pak Kangwon dengan membawa buku catatan milik ku.
"duduk Hansoo-ssi, ada yang ingin aku bicarakan dengan mu" titah pak Kangwon padaku.
"ada penulis yang sangat ingin aku rekrut. kamu bisa melakukannya?" tanya pak Kangwon
"tentu pak" ucap ku menerima tugas yang diberikan pak Kangwon
"orang itu ada di Busan, kamu bisa kesana dengan Bu Song besok" ucap pak Kangwon.
keesokan harinya aku dan Bu Song pergi menuju rumah penulis yang di maksud Pak Kangwon.
"woah aku sangat menyukai ketika mendapat pekerjaan diluar kantor" ucap Bu Song
"ahaha, aku juga" ucap ku sambil terkekeh.
"nah kita sampai, ayo" ucap Bu Song sambil memarkir kan mobil kami.
tok tok tok
"permisi" ucap ku sambil mengetuk pintu rumah yang terbuat dari kayu itu.
seseorang membukakan pintu nya untuk kami, "iya? mencari siapa?" tanya nya.
"ah, selamat siang. kami dari perusahaan penulisan. bisa kami bertemu dengan Yoo Shina ?" tanya ku sambil memberikan kartu nama.
"ya aku sendiri, silahkan masuk" ucapnya mempersilahkan kami untuk masuk
"maaf datang dengan mendadak, kami membaca cerita yang kamu tulis, dan kami sangat ingin bekerja sama dengan kamu" jelas Bu Song padanya.
"ah, tak apa aku tak memerlukan nya" tolak gadis itu.
"tapi kami sangat tertarik untuk menjadikan mu penulis di website kami" ucap Bu Song lagi berusaha untuk menggaet penulis itu.
aku menoleh ke sekeliling rumah nya, mata ku tertuju pada poster film Taeoh yang terpajang di dinding. serta beberapa merchandise Taeoh yang terpampang di rumah penulis itu.
aku tersenyum "aku akan membawakan mu tanda tangan milik Taeoh, kalau kamu mau menandatangi kontrak kami aku akan memberikan mu tanda tangan Taeoh-ssi" bujuk ku.
gadis itu terlihat sedikit tergiur dengan tawaran yang aku berikan.
"yak, Hansoo-ssi bagaimana kita bisa mendapatkan tanda tangan Taeoh untuknya?" omel Bu Song pada ku.
"tenang saja, aku akan mendapatkan nya" ucap ku sambil terkekeh
"Taeoh-ssi, apa kamu sibuk hari ini?" tanya ku dari sambungan telephone kami.
"tak ada, aku baru menyelesaikan schedule untuk iklan ku. waeyo?" tanya nya
"bisa kah kita bertemu?"
"tentu"
"aku akan mengirimkan lokasinya pada mu"
aku tersenyum girang sambil bersiap untuk pergi bertemu dengan Taeoh.
kami berjanji untuk bertemu di sebuah cafe yang dekat dengan tempat tinggal kami.
tak lama ia datang dengan kemeja biru muda dan celana jeans panjang nya masuk kedalam cafe dan menghampiriku.
"terima kasih sekali kamu menyempatkan waktu untuk bertemu aku" ucap ku sambil tersenyum padanya.
"tak apa, lagi pula aku sedang tak ada jadwal apapun beberapa hari ini" ucapnya
"jinjja?? eum, kalau begitu apa kamu mau membantu ku lagi? ada seseorang yang sangat mengidolakan mu" tanya ku.
"kamu boleh meminta apapun yang kamu ingin kan dehh" ucap ku memohon
ia tersenyum tipis sampai lesung pipinya tampak. woah, aktor memang beda ucap ku dalam hati.
"Hansoo-ya?" panggil seseorang yang aku kenal, aku menoleh dan benar sekali. itu Hajun.
"eh? Hajun? sedang apa disini?" tanya ku padanya.
"nugguya?" ucap seorang laki laki dari samping Hajun.
tunggu, apa itu pacar baru Hajun?
"aku sedang pergi bersama pacar ku, kamu sendiri?" tanya Hajun.