Chereads / Sendiri tanpa Kamu / Chapter 1 - Bab 53 Masalah?

Sendiri tanpa Kamu

🇮🇩U_ardi
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 20.1k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Bab 53 Masalah?

Aku akan buat 2 Chpter sebelum cerita asli di mulai jadi aku harap di baca dulu, atau malah lebih bagus baca cerita aslinya Re : Life in Anime world

Hari Selasa 9 Juni, Jam 6 pagi

Alarm alami membangunkan ku.

"Haruka kun bangun, ayo jalan jalan pagi" kata Saki

"Siapa?"

"Kamu sayang, ayo bangun"

"Oh tunggu sebentar"

"Kamu kemarin tidur jam berapa?"

"Jam setengah satu dini hari"

"Masih mengantuk? Jika masih, aku akan bersama ibu saja"

"Tidak, aku akan ikut"

"Baiklah, ku tunggu di bawah ya"

"Hmmmm"

Aku berganti pakaian kaos dan celana training.

"Hoammmm"

"Sayang buatkan aku teh hangat sebentar" teriak ku

"Nanti saja, kamu minum air mineral saja itu dulu"

"Hmmm pelit"

"Cepatlah nanti keburu siang"

"Iya iya bentar aku minum dulu"

Di lantai bawah ada Sayu Ibu Tsukasa dan Nasa.

"Eh Tsukasa san dan Nasa san kenapa kelihatan sangat bahagia?" Tanya Saki

"Ku..." Nasa mau keceplosan untung langsung di bungkam Tsukasa

"Kami akan menjalani program kehamilan lagi jadi kami senang"

"Jika memang ada keluhan lebih baik ke dokter dulu daripada kejadian yang sama terjadi lagi Tsukasa san" kata ibu

"Iya bibi, nanti aku dan suami ku akan memeriksakan diri juga"

"Baguslah"

"Ayo jalan" kata Saki

"Aku lari" kata ku

"Tidak boleh kamu harus jalan bersama kami" marah Saki

"Dasar dasar pasturi pagi pagi sudah bertengkar" kata Nasa

"Biarlah Nasa san, Haruka ini memang seenaknya sendiri saja" balas Saki

"Tidak aku tidak seenaknya sendiri"

"Oh mau ku katakan?"

"Tidak usah aku minta maaf saja padamu sayang" kata ku

Mereka yang menonton jadi tersenyum.

Kami lewat depan resto, di jalan kami juga bertemu Nagisa Tomoya dan Ushio, kali ini ada Akki dan Sanae.

"Eh itu mertua mu bro?" Tanya ku ke Tomoya

"Iya, Mereka menginap di sini dari hari minggu"

"Oh ada apa kalian ber bisik bisik, apa kehadiran ku menggangu kalian yo" kata Akki

"Tidak paman" kata ku

"Keterlaluan memanggil aku paman, aku seumuran dengan mu loh 15 tahun lalu" kata Akki

"Apa kamu Haruka suaminya Saki chan?" Tanya Sanae

"Benar, aku Haruka Shinomiya salam kenal"

"Panggil aku Sanae dan yang banyak tingkah itu suamiku namanya Akki" balas Sanae

"Baik Sanae san"

Kami kembali jalan ke taman.

Berjalan 5 menit lalu beristirahat sebentar di bangku taman.

"Nagisa san boleh ku gendong ushio?" Tanya Saki

"Boleh saja ini pegang dengan hati hati Saki chan"

"Umm"

"Wah Saki chan kamu memang sudah cocok jadi ibu, sayangnya suami mu belum setuju ya" kata Akki

"Pasti berat ya punya mertua seperti dia?" Tanya ku ke Tomoya

"Bukan main beratnya bro" balas Tomoya

"Nikmati saja" kata Nasa

"Eh Nasa apa kamu juga punya mertua?" Tanya  Tomoya

"Tidak ada, orang tua Tsukasa sudah meninggal ketika ia remaja, kerabatnya sekarang cuma ada adiknya"

"Oh ku kira masih punya, lalu kapan kapan ajaklah orang tuamu kemari"

"Tentu, ketika Tsukasa lahiran aku akan mengundang mereka kemari"

"Itu kelamaan, eh kamu sudah mau program kehamilan lagi?" Tanya Tomoya

"Iya, kami yakin kali ini pasti berhasil"

"Ku doakan berhasil"

"Aku juga" kata ku

"Ku doakan juga Nasa kun" kata Akki

"Terima kasih"

"Aku akan lari duluan ya" kata ku

"Silahkan Haruka kun" kata Nasa

"Jangan jauh jauh atau istrimu nanti akan di goda oleh Tomoya" teriak Akki

"Adanya kamu yang menggodanya" pikir mereka yang mendengar

Aku berlari mengikuti jalan setapak, lalu belok ke kompleks perumahan, lari ke sungai lalu kembali ke komplek lagi.

"Sudah 15 menit ya" kata ku saat melihat jam di ponsel

"Hey bos San" teriak Miyakoshi

Ku tengok untuk melihat siapa yang memanggil.

"Oh Hana kamu mau kemana?"

"Aku mau sekolah"

"? Ini masih jam 6.20 loh"

"Sekolah ku agak jauh jadi aku naik kereta ke sana"

"Oh iya Sekolah mu ada adalah SMA swasta Jun ya"

"Yes you right"

"Wah kamu sudah belajar bahas Inggris?"

"Aku sedikit belajar dari Daisuke kun"

"Bukankah dia kelas 10"

"Benar dan aku kelas 11" ucap Miyakoshi

"Umm tidak apa lanjutan perjalanan mu ya, aku mau lanjut lari lari"

"Ok Bos san"

"Panggilan aku Haruka saja jangan bos"

"Kan lebih baik bos San"

"Jangan, Haruka saja ok"

"Umm"

Aku merasa khawatir dengen dia ini.

"Kamu bawa uang kan?"

"Aku bawa kok" dia merogoh tasnya.

"Aku melupakannya bersama dengan buku ku, aku pulang dulu mengambilnya sampai jumpa Haruka san"

"Iya hati hati di jalan"

"Hmm lebih parah dari perkiraan ku"

Aku kembali berlari ke taman.

Jam 6.25 aku sampai.

"Eh sudah sampai, sebenarnya tadi aku mau menyusul mu loh" kata Akki

"Mau lari lagi Akki san?" tanya ku

"Tidak usah tidak usah nanti kamu kelelahan"

"Haruka kun berapa tinggi mu" tanya Sanae

"184 cm Sanae san"

"Oh ternyata cuma selisih 14 cm dari suami ku"

"Kalian ke sini naik apa" tanya ku

"Kami naik kereta"

"Sayu chan apa kamu masih bekerja di tempatnya Haruka ini?" Tanya Akki

"Masih Akki san"

"Sudahlah berhenti saja dan bekerja di tokonya menantuku"

"Ayah jangan memaksa orang lain" teriak Nagisa

"Eh apa putri ku tidak bisa melihat peluang bisnis?"

"Pokoknya jangan"

"Ughh" Akki kalah

Jam 6.30 aku dan Saki pamit duluan, karena sekolah, sementara ibu masih di taman.

Sampai di apartemen kami mandi dan makan masakan ibu.(Saki mengambilkannya dari apartemen ibu)

"Hey Saki chan, mungkin sepulang sekolah aku akan ada kegiatan klub"

"Ya tidak apa, tapi kamu harus meluangkan waktu saat libur sabtu dan minggu"

"Oh iya benar, kelanjutan pekerjaan ibu bagaimana?"

"Katanya sih sudah mulai men stok bahan baku sekaligus mendekor gedungnya"

"Apa masih kurang uang yang ku berikan?"

"Masih sisa banyak"

"Kamu nanti sepulang sekolah ada kegiatan apa?" Tanya Saki

"Voli, oh iya benar pada lomba festival musim panas aku juga akan ikut di cabang atletik"

"2 lomba?"

"3 Saki chan, voli, lari 800 m, dan lompat jauh"

"Kapan pelatihan intensif nya?"

"Untuk voli sih tanggal 15-27 kurasa lalu jika atletik aku berlatih di Sendai saat pertandingan voli saja"

"Kamu menginap di Sendai saat perlombaan?"

"Iya kami akan menginap, dari tanggal 1-7 tapi khusus untuk ku sampai tanggal 9 juli"

"Bukankah itu amat lama Sayang?" Tanya Saki

"Ya mau bagaimana lagi, jika tidak di ubah alias cuma di dekat SMA date kami pasti tidak akan sampai menginap"

"Aku kesepian dong bakalan"

"Ya nanti kamu menginap bersama ibu dulu kan bisa"

"Ihh aku kan sudah lama tidak tidur dengan mu masa ini mau di tinggal lagi"

"Ya maaf ini keadaan yang mengharuskan, jika ku biarkan kamu ikut itu terlalu bahaya, apalagi kamu kan tidak punya alasan izin di sekolah"

"Umm benar juga"

"Nanti kita kan bisa Video call an"

"Iya kamu berangkat saja sana"

"Hey hey tidak usah sampai memangis Saki chan"

"Aku tidak" tapi air mata menetes

"Hmmm" aku mendekatinya dan ku tepuk kedua pundaknya

"Aku janji selepas lomba akan ku ajak kamu liburan"

"Tidak usah"

"Jangan ngambek dong Saki chan, ini mimpi ku juga"

"Aku tau kok, makanya berangkat saja sana" tapi wajahnya terlihat tidak senang

"Dasar wanita makhluk susah di mengerti" pikir ku

"Huh terserah aku nih jadinya?"

"Iya suka suka mu sana"

"Begini saja Sayang aku berjanji selepas pekerjaan Nonaka san selesai aku akan melepaskan perkejaan itu"

Saki menengok ku.

"Kapan selesainya?"

"Tanggal 10 ku selesaikan"

"Janji?"

"Aku janji"

"Ok kamu ku izinkan pergi"

"Huh biarpun berat tapi skala prioritas dulu saja" ucap ku

Jam 7.00 kami berangkat sekolah.

Sekolah seperti biasa dengan mapel yang mudah yaitu seni rupa prakarya bhs Inggris dan sejarah jepang.

Sepulang sekolah aku pergi ke klub voli dulu namun bukan untuk latihan melainkan izin dengan alasan agar aku di izinkan berjangkat oleh istri ku.

"Hmmm memang berat ya punya istri" kata Kageyama

"Jika tidak kamu angkat itu tidak akan berat raja" kata Tsukishima

"Diam kamu genter kuning" teriak Kageyama

"Ku izinkan abesmu latihan sampai tanggal 14 nanti, tapi jika tanggal 15 kamu masih izin lebih baik tidak usah ikut saja di lomba ini" kata Ukai sensei dengan tegas

"Baik Sensei ku pastikan aku ikut pelatihan intensif" ucap ku

Aku pun pamit dan minta maaf pada rekan voli ku, mereka mengizinkan ku dan menyemangati diriku.

"Tetap teguh Haruka, mari lewat i ini bersama, kami akan menunggu kamu" teriak Daichi

"Baik" teriak ku

Jam 3.05 aku ke apartemen Nonaka, ku lihat dia sudah bangun namun belum bekerja.

"Haruka kun, ini kan belum waktunya bekerja"

"Begini Nonaka san aku ada hal penting yang ingin ku katakan"

"Apa itu"

"Aku sudah tidak mampu untuk melanjutkan sebagai asisten mu, bukannya tidak bisa menggambar tapi aku kesusahan membagi waktu ku"

"Eh tidak bisa dong manga ini kan belum selesai" balas Nonaka

"Iya aku paham, aku berhentinya saat manga ini selesai pada chapter 13 nantinya"

"Saat 1 season?"

"Benar Nonaka san, jika boleh aku ingin langsung mencicil pekerjaan ku"

"Apa kamu yakin ingin berhenti Haruka kun?"

"Dengan berat hati aku memang harus berhenti Nonaka san"

"Apa ini sebab Istri mu itu?"

"Tidak, ku akui ini murni kesalahan ku karena tidak bisa membagi waktunya"

"Baiklah jika ini keputusan mu, mari kita langsung bekerja dan selesaikan manga ini"

"Umm" balas ku

Nonaka lanjut mengmbar eps 8 sementara aku 11 dan 12.

4 jam penuh ku habiskan untuk menyelesaikan chapter 11 ini, aku break dulu untuk makan.

"Nonaka san aku izin balik dulu mau makan"

"Tidak usah, aku sudah pesan makanan tadi, jadi tunggu saja dan lanjutkan pekerjaan kita"

"Umm ok"

Jam 7.15 makanan datang, aku dan Nonaka makan dulu.

Jam 7.30 ku lanjutkan.

Jam 11.25 akhirnya manga selesai ku buat, tinggal bagianya Nonaka saja yaitu chpter 9

"Haruka kun ini masih harus di revisi" kata Nonaka

"Chpter berapa halaman berapa dan apa salahnya"

"Chpter 11 halaman ke 24, kesalahan di adegan atas, gambar mu terlalu kasar"

"Umm akan ku perhalus"

"Lalu chpter 11 lagi halaman 50, degradas mu kurang kelihatan"

"Oke Nonaka san, ada lagi?"

"Chpter 12 halaman 35, kotak adegan mu terlalu besar sudah itu saja"

"Siap"

Aku merevisinya dengan hati hati, jam 12.30 akhirnya pekerjaan ku selesai dan artinya tugas ku sebagai asisten telah berakhir.

"Nonaka san terima kasih atas bimbingannya selama ini dan terima kasih atas bantuan mu sebelumnya"

"Tidak masalah, malah di sini aku yang terbantu, urusan gajimu akan ku transfer ya"

"Oke"

Aku pamit pulang.

"Ah lelahnya bekerja selama 9 jam" ucap ku

Sampai di depan apartemen ku buka pintunya.

"Huh masih ngambek ya" ucapnku karena hanya lampu ruang tamu yang menyala

"Eh ternyata tidak, Saki sedang tidur di sofa" ucap ku pelan

Ku tutup pintu perlahan dan ku hampiri istriku itu.

Ku colek colek pipinya.

"Ughhhh"

Saki membuka matanya

"Baru balik atau sudah dari tadi Haruka kun?" Tanya nya

"Baru saja, apa kamu menunggu ku di sini?"

"Ummm jadi bagaimana hasilnya?"

"Mulai besok aku sudah berhenti"

"Ah syukurlah aku mendengar kabar baik, gendong aku ayo kita tidur di kamar"

"Iya" balas ku

Ku gendong Saki menuju lantai atas.

"Entah kenapa saat kamu menggendongku begini aku merasa kamu milik ku seutuhnya Haruka kun"

"Aku memang milik mu Saki chan"

"Entah kenapa juga terkadang aku merasa jauh"

"Jauh atau dekat nih jadinya"

"Entahlah yang kurasakan keduanya dapat"

Tiba di kamar ku baringkan Saki di tempat tidur.

"Mau kemana lagi?" Tanya Saki

"Mau ganti pakaian"

"Oh"

Ku lepas baju ku membelakangi Saki lalu ku lepas celana, ku ganti dengan celana boxer pendek untuk atasan aku tidak pakai.

"Saki itu geli" ucap ku karena tangan Saki membelai punggung ku

"Hey jangan nakal ya" kata ku

"Hehehe aku sudah kangen dengan bau tubuh mu sayang" kata Saki

"Mau main?"

"Belum bisa, masih ada sisa darah dari haid, maaf"

"Baiklah mari kita tidur saja"

"Umm"

.

"Peluk aku Haruka kun"

"Hmmm"

Kami tidur dengan mood baik.

Hari Rabu tanggal 10, jam 6.00 pagi.

Alarm ponsel membangunkan tidur kami, tapi tentunya Saki bangun lebih dulu.

Cuph

Cuph

Cuph

Saki mencium ku

"Iya iya aku bangun, hentikan itu" kata ku

"Mau jalan jalan atau tidak?"

"Tidak usah, kita habiskan waktu kita sebelum sekolah saja"

"Ummm"

"Bisakah kamu turun Saki chan"

"Tidak mau aku suka posisi ini"

"Kamu suka aku yang Susah"

"Beratku hanya 52 kg jadi aman lah untuk mu yang 73"

"Hmmm" ku peluk dia dengan erat karena gemas dengan tingkahnya

"Nanti mau makan apa Haruka kun"

"Masak saja yang cepat di buat"

"Sandwich?"

"Boleh saja"

"Lalu untuk bekal makan siang?"

"Apa saja terserah kamu yang masak Saki chan"

"Nugget lagi?"

"Iya terserah, yang penting kita break dulu sejenak dari rutinitas kita, nikmati masa bersama ini"

"Dasar suami ku ini"

"Masalah memangnya?" Tanya ku

"Tidak, aku pun juga ingin berduaan dengan mu sayang"

"Saki chan saat kita main apa kamu merasa junior ku terlalu besar untuk mu?"

"Kenapa harus tanya yang itu, itu hal yang memalukan"

"Aku ingin tau"

"Iya, itu terlalu besar dan panjang untuk ku"

"Apakah kamu menikmati?"

"Aku hampir gila dibuatnya, makanya aku kadang menolak main dengan mu karena aku terlalu malu menunjukkan wajah ku yang kegirangan" ucap Saki sambil membenamkan wajahnya di dadaku

"Kurasa dia malu" pikir ku

"Jangan angkat kepala ku Haruka kun" teriaknya saat aku mencoba untuk melihat wajahnya

"Ya sudah nikmati tempat mu" ucap ku

Jam 6.20

"Sudah Saki chan, ayo kita mandi lalu makan"

"Masih belum"

"Cepatlah aku sudah sesak"

"Oh sesak ya maaf maaf" Saki lantas beranjak dari atas ku dan turun.

"Ayo turun akan ku buatkan sandwich"

"Bentar aku ganti pakaian dulu dingin rasanya"

"Aku duluan kalau begitu"

"Iya Sayang" balas ku

Jam 6.30 kami sarapan sandwich, Saki hendak meminta ke ibunya siapa tau punya makanan lebih, tapi aku melarangnya.

Ku katakan sandwich saja cukup, jadi tidak usah minta lagi.

Jam 6.40 kami mandi bersama lalu memakai seragam.

Jam 7.00 berangkat sekolah, sebelum berangkat kami mampir dulu ke apartemen ibu.

Jam 7.10 kami tiba di kelas.

"Hey Haruka kun lagumu sedang tranding loh di yt"

"Laguku? Yang mana Hinata?"

"Yang Sayonara"

"Oh yang nyanyi Saki"

"Benar, saat ku lihat videonya kamu sedang ada di mana itu?"

"Ada di Saitama"

"Wihhh jauhnya kamu buat video sampai sana?"

"Tidak kepikiran sebenarnya, tapi kami ke sana untuk berkunjung ke rumah neneknya Saki"

"Lagumu yang lain juga keren"

"Yang mana lagi?"

"Yang Todokonai"

"Berapa view nya sekarang, aku tidak mengeceknya" tanya ku

"Sudah tembus 12 juta view dan 3juta like"

"Lalu yang Sayonara?"

"48 juta view dan 22 juta like"

"Mantan jiwa aku yang buat lagunya dan nyanyi sendiri tapi malah kalah"

"Ya selera orang beda beda kan, lalu ju lihat juga story di yt mu surabinya sudah resmi ada?"

"Sudah resmi ada sejak kemarin jam 9 saat buka restoran juga"

"Mmmmm aku akan makan itu nanti, kemarin ada latihan soalnya"

"Tentu, makan yang banyak ya"

"Kamu berikan diskon jika pesan banyak?"

"Ya tidak lah, minggu kemarin kan sudah ku diskon rendang"

"He he siapa tau mau kamu berikan lebih"

"Ajak lah teman teman klub yang lain"

"Pastinya akan ku ajak"

Jam 7.30 bel sekolah berbunyi.

"Ibu akan keluar karena ada urusan, jadi ibu memberikan tugas individu yaitu buat gambar prefektif 3 dimensi dengan 2 titik, buat seindah mungkin dan warnai cukup dengan arsiran pensil"

"Baik sensei" ucap kami

"Haruka kun ajari aku" kata Saki di pesan

"Sini sini bawa bangku mu" balas ku

"Ummm"

Saki membawa kursi namun yang lain ikut nimbrung juga, ada Chika, Yachi, Takaoka, dan Hozuki.

"Ajari kami Haruka, kamu kan paling pintar dalam menggambar" kata Chika

"Boleh saja"

Kami mengumpulkan meja jadi satu dan mulai ku jelaskan tata caranya.

2 titik di samping kanan dan kiri lalu tarik ke tengah secara miring.

Tarik garis ke atas dari pertemuan garis tadi lalu sambungan titik atas ke 2 titik awal.

Buat lagi ke atas sedikit dan ulangi lagi sampai ada 8 garis totalnya hingga bisa membentuk kotak.

"Kalian boleh menghapus kotak tengah asalkan kotak di samping sampingnya sudah jadi" ucap ku

"Baiklah kami paham"

Dalam 5 menit tugas ku sebenarnya sudah selesai namun karena menerangkan jadi 20 menit.

"Kerjakan dengan baik ya aku mau keluar ke kamar mandi dulu" ucap ku

"Tentu"

Aku berjalan menuju ke kamar mandi untuk buang air kecil.

"Mantap inilah yang ku suka dari olahraga SMA, mantul mantul kelihatannya" pikir ku saat melihat luar jendela

"Aw apa sih kamu tiba tiba mencubit ku" kata ku karena ada seorang yang mencubit perut ku

"Lagi apa kamu Haruka kun?"

"Walah Saki istriku" pikir ku

"Aku baru saja dari kamar mandi"

"Selama 20 menit?"

"Tadi kencing ku banyak"

"Jangan bohong loh kamu lihat lihat siswi yang lari itu kan?"

"Tidak aku hanya melihat sekilas kok, jangan salah paham, kamu sendiri mau apa?"

"Aku cari kamu ku kira kamu pingsan atau apa"

"Oh aku baik kok mari kembali saja ke kelas sekarang"

"Baiklah tapi kamu tidak bohong kan?"

"Tidak tidak ayo cepat kembali"

Ding

"Transaki sebesar 50 juta telah di tambahkan ke Saldo"

"Eh siapa yang mengirimkan?" Pikir ku

"Ada apa Haruka kun?"

"Ada transfer uang yang masuk"

"Dari siapa?"

"Bentar ku lihat rinciannya"

Setelah ku lihat

"Oh ini kompensasi dari pihak truk yang menyebabkan kecelakan lalu lintas"

"Berapa?"

"50 juta yen"

"Kenapa banyak?"

"Asuransi cair mungkin"

"Oh bisa begitu ya" tanya Saki

"Aku juga belum paham, kan ku katakan mungkin saja"

Kami tiba di kelas, selama 1 jam 35 menit kedepan kami akan bebas.

"Haruka ajari aku mendapatkan uang" kata Chika dan Hozuki

"Kalian mau menikah?" Tanya ku

"Tidak lah, siapa juga yang mau sama dia" kata Hozuki

"Aku pun juga tidak mau"

"Lalu untuk apa kalian cari uang?"

"Kami perlu untuk camp liburan musim panas klub koto" kata Chika

"Kami perlu pekerjaan, apa restoran mu menerima pegawai part time walau hanya 2 bulan" kata Hozuki

"Hanya 2 kurasa bisa"

"Takaoka ikut apa bisa?" Tanya Chika

"Boleh saja, Resto sekarang lagi ramai, nanti kalian buatlah lamaran lalu kumpulan ke manager di sana"

"Terima Kasih Haruka" ucap Hozuki

"Tentu"

Jam 8.30.

"Ini hasilnya Bos, Guru tidak bermoral itu sudah di rungkus polisi dan bukti aman di tangan ku" pesan Kyouko ditambah dengan bukti foto guru jelek item kaca mata gendut itu terluka amat mengenaskan, tulang kering nya patah dan badanya penuh dengan memar, ditambah ada barang juniornya yang terpisah"

"Ok aku ku transfer bayaran mu dan anak buah mu"

"Siap bos"

Ku transfer padanya 200 rb yen, 100 untuknya dan 100 untuk anteknya.

"Tapi kenapa dia malah masuk polisi?"

"Aku pura pura dicabuli olehnya, antek ku melindungi ku dengan melakukan kekerasan padanya"

"Polisi tidak curiga?" Tanya ku

"Curiga sih pasti, tapi dengan uang polisi jadi tidak curiga"

"Hebatnya kamu sampai bisa menyuap polisi"

"Antek ku ada yng di polisi asal kamu tau"

"Hmmm hebat hebat"

"Jika ada job lagi katakan padaku bos"

"Tentu"

Foto tadi langsung ku hapus agar Saki tidak tanya macam macam jika tau.