Setelah kepergian mereka, aku kembali masuk ke rumah untuk bersantai dengan rokok dan bir.
Setiap hembusan asap rokok terasa nikmat, mungkin sebab aku sedang stress berat.
"Hufff"
Lalu ku minum bir, dengan tambahan doping musik lucid dream, menambah rasa sedih ku.
Walaupun ini bukan tubuh asli ku, tetap saja itu juga ada diriku.
"Aku memang pembohong besar ternyata hahahaha"
Pintu di ketuk.
Pesanan kulkas ku telah datang, ku tanda tangani lalu pengirimnya pamit.
Sampai jam 5 sore, rokok sudah ku habiskan satu bungkus.
"Nak, jangan menyiksa dirimu sendiri"
"Siapa di sana?" ucap ku menengok ke belakang namun tidak ada orang
"Hmmm aku mungkin terlalu stress"
Aku mulai berdiri lalu membersihkan putung rokok dan abunya.
Ku buang semua kaleng bir ke dalam plastik, lalu ku simpan di belakang sebab aku tidak boleh asal membuang sampah di tempat sampah.
.
Setelah itu aku mandi untuk menjernihkan pikiran ku.
Dirumah hanya ada keran air dingin, jika mau mandi air panas aku harus memanaskan air sendiri dan itu merepotkan.
Biasannya aku akan mandi bersama Saki namun kali ini aku sendirian lagi.
"Huh, ini sepi" ucap ku
Masih teringat kata kata Saki yang imut dan tidak penting namun malah membekas di hatiku.
Tok tok tok
Pintu rumah ku di ketuk.
"Astaga apa kedua bocah itu lagi sih"
Aku segera ganti baju lalu membuka pintu.
Sekarang ada 6 orang, ditambah Yui Roka dan Natsu.
"Kalian mau apa?" tanya ku
"Kami mau berkunjung, apa boleh?" tanya Handa
"Silahkan masuk, namun rumahku masih kosong loh, belum banyak barang" ucap ku
"Tidak apa yang penting banyak makanan" ucap Yui
"Kalian siapa lagi?"
"Perkenalkan aku Roka, wanita barbar berambut pendek ini Yui, dan laki laki itu anaknya kepala desa, Natsu panggilannya" ucap wanita berkaca mata
"Oh baiklah silahkan masuk"
"Terima kasih Haru ni chan" ucap Hina
"Terima kasih" ucap Chi chan
Mereka ber enam ku suruh duduk di lantai dulu, lalu ku tawarkan mau minum apa.
"Aku jus jika ada" ucap Natsu Roka dan Yui ditambah Handa
"Aku susu" ucap Hina
"Aku bir kak" teriak Chi chan
"Jangan aneh aneh bocah" teriak Handa
"Benar Chi chan" ucap Yui
"Tapi kakak yang berkata coba coba bir tidak apa"
Kami langsung menengok ke arah Yui, ternyata dia yang mengajarkan Chi chan jadi anak barbar.
"Kamu salah dengar Chi chan" bela Yui sambil memalingkan muka
"Tapi kakak bilang wanita itu harus..mmmm"
Mulut Chi chan langsung di bungkam oleh Yui.
"Kamu hanya salah dengar oke, oke kan Chi chan?" ancam Yui
Chi chan langsung mengangguk.
"Susu saja mau Chi chan?" tanya ku
"Ummm mau mau"
"Tunggu sebentar ya kalian"
"Baik"
.
Ku ambil 7 gelas, 5 gelas ku isi jus jeruk, 2 gelas ku isi susu coklat, lalu ku bawa ke ruang tamu.
"Silahkan di nikmati" ucap ku
"Terima kasih"
.
Sambil minum kami mengobrol sebentar.
"Shinomiya san, ayah ku kata kamu ini masih 16 tapi sudah menikah apa benar?" tanya Natsu
"Benar Natsu san, aku sudah pernah menikah tapi aku juga sudah cerai"
"Eh, hanya berjarak 2 tahun dari aku?" teriak Yui dan Roka
"Memangnya kalian berapa?"
"14"
"Haruka san, kenapa kamu terburu buru menikah? Aku yang berumur 23 saja belum memikirkannya" ucap Handa
"Ya bukan terburu buru juga, aku sudah memantapkan diri ketika akan menikah, aku ini kaya tapi bukan dari orang tua melainkan jerih payahku sendiri"
"Apa mental kalian sudah dewasa?"
"Nah itu yang jadi masalahnya Handa san"
Yui yang hendak tanya alasan perceraian langsung fi bungkam oleh Handa dan Roka.
Nmmm mmn
"?" aku bingung
"Jangan dengarkan dia Haruka san" ucap Roka
"Iya abaikan saja" kata Natsu dan Handa
"Umm baiklah" balas ku
Kami jadi lanjut mengobrol yang lain.
Jam 6 petang
"Kalian mau makan sekalian di sini?" tawar ku
"Mau mau" ucap Chi chan dan Hina (3 kali sehari jadinya mereka makan di rumah Haruka)
"Aku tidak usah Haruka san" ucap Handa
"Aku juga, di rumah ku mungkin juga sudah ada ibuku yang memasak" ucap Natsu
"Eh, apa kalian berdua lupa apa yang di katakan Chi chan dan Hina!" teriak Yui
"Jangan bertingkah tidak sopan Yui" ucap Handa
"Tidak apa kok, bahan makanan di rumah ku banyak jadi lebih baik segera di habiskan" balas ku
"Yoshaaa" teriak mereka semua
Note : Natsu dan Handa juga ikut senang
"Bangke, ku kira kedua lelaki Itu menolak beneran" pikir ku
"Biar aku bantu Haruka san" ucap Roka
"Aku pun" ucap Yui
"Hina ayo ikut juga"
"Stop anak kecil tunggu saja di luar, masak ku kali ini akan cepat jadi kalian main saja bersama Natsu san dan Handa san" ucap ku
"Benar Chi chan main saja bersama kami" ucap Natsu
"Tidak mau, kamu bau keringat"
"Kakak Natsu bau badan" ucap Hina
"Khekk" ucap Natsu yang tidak berdaya karena itu fakta
.
Di dapur
"Mau masak apa kak?" tanya Roka
"Kamu bisa masak ayam kecap?" tanya ku
"Hanya ayam dengan kecap?" tanya Yui
"Ya bukan begitu Yui chan, Ayam dan Kecap di sini digunakan sebagi judul sebab itulah kunci utama masakannya" balas Roka
"Oh"
"Tapi apa yang akan kamu masak kak?" tanya Roka lagi
"Aku mau memasak mie"
"Kakak punya alat pembuat mie nya?"
"Ada, aku baru beli tadi"
"Baiklah mari kita buat" ucap Yui
"Kamu tau bahannya?" tanya ku
"Roka chan tau jadi aman" balas Yui
"Baik, baik" balas ku
.
Aku menguleni adonan mie, ku buat sebanyak 2 kg adonan sebab tamu ku banyak, jika tidak habis pun aku masih bisa menyimpanya di kulkas.
Ku bagi adonan menjadi 20 bagian, masing masing 100 gram.
Setelah semuanya pipih, barulah aku memotong menjadi mie di alat yang baru ku beli tadi, aku pilih potongan kecil, namun tidak terlalu kecil juga.
Setelah semuanya terpotong, ku simpan 10 porsi mie ke dalam kulkas.
"Ayam kalian sudah jadi?" tanya ku
"Hampir matang" balas Roka
"Terus di aduk ya nanti bair tidak gosong" balas ku
"Oke"
Aku menyalakan kompor satunya dan ku panaskan air, setelah mendidih barulah aku memasukkan mie nya.
Sekali masak 3 mie, dalam waktu 1 menit saja mie sudah matang.
Setelah 10 porsi mie matang aku membuat kuahnya.
Ambil air lagi masukan ke dalam panci, lalu panaskan, masukan semua bumbu yang telah aku racik, mulai dari umami, jahe, dan lain lain.
.
10 menit berselang mie sudah kami sajikan dalam mangkuk dengan toping ayam kecap yang sudah dagingnya di iris kecil kecil.
Roka dan Yui meyajikan ke depan sementara aku buat minuman es jus dulu, lalu ku bawa ke depan.
"Silahkan di nikmati" ucap ku
"Selamat makan" ucap mereka
Chi chan dan Hina chan yang masih kesusahan pakai sumpit ku berikan garpu dan sendok bebek agar mereka mudah memakannya.
"Enak" ucap mereka sermpak
"Ya memang lah siapa yang buat dulu!" ucap Yui
"Kakak Haruka yang buat Yui chan" balas Roka
"Hehe kan aku juga ikut potong ayam"
"Kamu potong ayam saja kebesaran loh" balas Roka
"Dasar tidak tau malu nih cewek" pikir Natsu, Handa dan Aku
"Ini seperti mie yang kita makan tadi pagi kak?" tanya Chi chan
"Iya, tapi rasanya sudah ku tingkatkan bukan?"
"Umm dan bentuknya sudah tidak seperti cacing lagi"
"Benar, bentuknya tidak seperti cacing" ucap Hina
Note : seperti cacing maksudnya ada yang besar ada yang kecil, mie nya tidak lurus dan ada bagian yang panjangnya kecil seukuran cacing.
"Maaf saja ya, saat itu aku tidak punya alatnya" balas ku
"Tidak apa, aku ikhlas kok"
"Kamu ikhlas untuk apa? Aku memberimu makanan saja gratis tanpa minta bayaran" balas ku
"Tidak apa yang penting aku Ikhlas" ucap Chi chan
"Dasar bocah ga ada akhlak" pikir kami minus Hina
Jam 6.40 kami selesai makan.
"Kalian mau langsung pulang?" tanya ku
"Benar kak, aku masih ada pekerjaan rumah dari sekolah" balas Roka dan Natsu
"Aku juga baru dapat ide mengambar" ucap Handa
"Aku lupa pamit tadi" ucap Natsu
"Tenang kak, kami berdua akan menemani kamu" ucap Chi chan
"Umm"
"Tidak usah, kalian berdua pulang saja" balas ku
"Ehh tapi aku mau menemani kamu"
"Aku yang tidak ingin di temani"
.
Mereka semua pergi setelah mendapatkan makanan.
"Ya seperti tamu biasanya tapi ya terserah lah yang penting aku dapat teman tadi" ucap ku
.
"Aku berpikir ada yang aku lupakan tapi apa ya?" ucap ku
"Entahlah mungkin nanti atau besok pasti ingat" ucap ku lagi
Note : yang Haruka lupakan adalah bahwa sebenarnya dia juga punya kebun sayur di samping rumahnya sebagai bonus beli rumah.
Malam malam yang gelap ala desa terpencil sangat di rasakan di sini, sebab rumah rumah rata rata menyebar bukan memusat.
Aku tidur di lantai dengan tubuh terlentang.
"Suara jangkrik pun terdengar sangat jelas di sini" ucap ku
"Ini mengerikan jika tanpa teman" ucap ku lagi
"Main ponsel pun di sini tidak ada sinyal"
"Main laptop lagi malas, hmmm jika ada Saki pasti sudah ku habiskan hari santai ini denganya"
"Dasar dasar kenapa sih semudah itu menikah dan semudah itu cerai" runtuk ku
"Kata maaf mungkin tidak di dengarkan lagi ya oleh Saki" pikir ku
"Mau rujuk atau tidak ya di masa depan"
"Entahlah, mungkin akan ku coba di masa depan"
Hari ku tutup dengan biasa saja.
.
Hari Rabu pagi
"Ugh sudah pagi ya" ucap ku
Ku lihat jam di ponsel ternyata sudah jam 6 pagi, aku pergi ke halaman depan untuk melihat suasana pagi hari.
Ku tengok embun yang masih ada di pucuk daun.
"Sebentar, aku lupa jika punya kebun di samping rumah astaga, ku kira itu kebun milik orang lain" ucap ku sendiri
Aku masuk ke kebunya dengan pakai sandal, sebab aku lupa jika punya kebun, jadi lupa juga beli sepatu boot.
"Hmmm sayuran kacang dan Tomat ya" ucap ku
Ku lihat tomat masih kecil sementara kacang sudah siap panen.
Jujur saja aku belum pernah memanen kacang, untuk tomat sudah pernah.
"Jika sengat ku sih cabut dulu terus diamkan sebentar kacangnya baru di pisahkan daripada tanah dan tanaman, baru itu di jemur atau bisa langsung di olah" pikir ku
Aku ambil dulu cangkul di belakang, mungkin peninggalan.
Lalu ku cabuti kacangnya jika masih ada yang tertinggal aku cangkul sedikit.
Hingga jam 7 pekerjaan ku baru selesai, selesai mencabutnya, belum memindahkan ke keranjang.
"Wah kakak panen kacang ya" teriak Chi chan yang baru datang bersama Hina
"Iya baru panen, apa benar ini sudah siap panen?"
"Kacang sudah di panen seminggu yang lalu biasanya" ucap Hina
"Eh, jadi aku terlambat"
"Iya kak kamu terlambat, tapi tidak masalah juga, kan kamu panen bukan untuk di jual" ucap Chi chan
"Bisa di jual walaupun jumlah kecil?" tanya ku
"Bisa, tapi pengepul tidak mau menerima biasanya"
"Lalu di jualnya?"
"Ya dalam bentuk makanan" ucap Chi chan
"Hmmm"
.
"Boleh kami bantu masukan kacangnya ke keranjang?" tanya Hina
"Tidak usah nanti kalian kotor semua" balas ku
"Kan bisa mandi lagi di sini jadi tidak apa" ucah Chi chan
"Kamu mau kacangnya sebagai imbalan?" tanya ku
"Boleh saja, aku suka kacang rebus" ucap Chi chan
"Baiklah, kalian bantu aku nanti ku beri kacang rebus"
"Siap kak"
Aku melihat bagaimana cara mereka membuang tanah dari kacangnya agar kacang tidak langsung lepas dari tanaman.
"Oh begitu caranya agar tanah bisa jatuh tanpa menjatuhkan juga biji kacang" pikir ku
Ku ikuti caranya dan bisa, semua kacang yang kami kumpulkan kami masukan dulu ke keranjang, sementara kacang yang terputus dari tanamannya di masukan ke ember.
.
Jam 7.20 aku menyuruh mereka untuk mandi di dalam sementara aku merebus kacang hanya dengan garam.
Kira kira sebanyak 4 kg yang ku rebus.
Bebrapa menit kemudia para bocah selesai mandi.
"Kyaaa jangan menggoda ku Chi chan"
"Sini kamu Hina biar ku pakaikan jurus tamparan maut"
"Hey kalian pakai lah pakaian dulu, apa tidak dingin, cepat sana pakai dulu, jika mau main, mainlah dulu, kacangnya masih lama matang jadi di tinggal dulu tidak masalah"
"Pakaikan aku kak" teriak Chi chan
"Hmmn kamu bisa melepas tapi tidak bisa pakai sendiri ya"
"Aku juga" ucap Hina
"Baiklah baiklah akan ku bantu kalian"
.
Setelahnya mereka pergi main ke luar dan meninggalkan aku sendirian lagi.
"Yah biarlah, malah tenang dan tidak berisik" pikir ku
Jam 8.
Kurasa kacang sudah cukup matang, namun masih perlu di empukan dengan sesi pengukusan, jadi setelah ku rebus kacang masih ku kukus.
Selama pengukusan kacang tidak perlu di beri air lagi.
Aku menunggu lagi selama 30 menit dan ku rasa satu kacang sudah empuk yang di bawah namun masih keras yang di atas, jadi ku balikkan dulu posisinya.
Di tunggu lagi kira kira 15 menit barulah semua kacang matang sempurma dengan bau khas kacang rebus yang gurih.
Ku matikan kompor lalu ku untuk kancang ku biarkan tetap di dalam alat pengukusan agar tetap hangat.
Jam 9.30 Chi chan dan Hina datang dengan membawa plastik.
"Kak minta untuk yang lain juga" ucap Chi chan tanpa rasa tau diri
"Hmmmmm"
"Hanya masing masing satu plastik kecil kok"
"Baiklah baiklah, tapi kalian coba rasakan dulu apa sudah enak" ucap ku
"Mana mana"
"Ambil sendiri di dalam alat kukus, hati hati masih panas"
"Oke, ayo Hina"
"Umm"
Mereka mengambil dan mulai mencicipi.
"Mmm walaupun masih panas ini sudah enak kan Hina?"
"Iya"
"Ayo bilang ke kak Haruka"
"Oke"
Mereka menghampiri aku lagi.
"Sudah enak kak, jadi langsung kami ambil ya"
"Oke ambil saja, tapi sisakan sedikit untuk aku ya"
"Siap"
.
Mereka mengambil dengan hati hati menggunakan sendok nasi.
Sebanyak 8 plastik sudah penuh terisi kacang.
Aku menghampiri mereka.
"Sudah?"
"Sudah ini, apa kakak segini terlalu sedikit?" tanya Hina
Ku lihat di alat kukus masih tersisa lumayan banyak.
"Cukup cukup"
"Baiklah, jika begitu"
"Kalian langsung pergi?"
"Iya, tapi nanti kami akan kembali lagi, kami hanya ingin mengantar kancang ini ke rumah rumah yang lain" ucap Chi chan
"Oh, boleh aku ikut?"
"Naik mobil kak?" tanya Hina dan Chi chan ke girangan
"Apa jauh jauh?"
"Ya dekat sih, tapi lebih baik pakai mobil agar tidak lelah"
"Alasan saja kamu ini Chi chan" ucap ku
"Hehehe"
"Ya sudah, ayo naikkan ke mobil kita bagikan kancang rebusnya"
"Okey"
.
Aku berkendara dengan kedua anak tadi mulai dari rumah paman Tanaka, lalu ke rumah Handa san, ke rumah Hina, rumah, Chi chan, ke rumah Roka dan Yui, lalu beberapa kenalan mereka berdua, yang terakhir di rumah Kepala desa.
"Ini paman, ada sedikit makanan hitung hitung berbagi sebab panen ku terlalu banyak jika ku nikmati sendiri"
"Oh pas sekali kacang rebus, aku ada kopi di dalam apa kamu mau mampir dulu?"
"Tidak usah paman, aku mau langsung balik bersama dua bocah itu"
"Maksud kamu Chi chan dan Hina chan?"
"Iya paman"
"Hati hati jika begitu, dan hati hati juga, sebab mereka berdua itu rakus"
"Hahaha baiklah akan ku ingat pesannya, bye"
"Bye"
.
Jam 10 kami kembali ke rumah ku.
"Kakak ayo makan kacangnya" ucap Chi chan
"Makan saja dulu, aku mau cari makan dulu di mini market"
"Ehhh, aku mau ikut"
"Hina juga"
"Kalian mau beli apa memangnya?"
"Ya tidak beli, hanya ikut siapa tau kakak mau membelanjakan kami"
"Hmmmm kalian ini seperti semut yang suka akan hal hal manis"
"Ya yang penting kakak tidak marah jadi pasti akan kami lakukan"
"Baiklah baiklah"
Ku kendarai mobil menuju ke mini market dekat toko alat selam.
Kami bertiga masuk, aku makan onigiri dan 1 cup ramen ukuran besar.
"Kalian mau itu?" tanya ku saat melihat mereka dengan mata berbintang melihat lolipop dan coklat
"Um umm" ucap mereka dengan menganggukan kepala
"Ambil satu saja, jika mau lolipop ya lolipop jika mau coklat ya coklat jamgan keduanya"
"Aku pilih lolipop" ucap Hina
"Aku juga"
"Baiklah jadi dua lolipop tambahnya" ucap ku pada kasir
"Totalnya jadi 400 yen tuan"
"Oke" ku berikan uang receh 100 yen sebanyak 4 keping padanya
"Tidak usah pakai kembalian" ucap Chi chan yang membuat ku malu
"Ini pas dek" ucap si Kasir
Chi chan yang mendengar juga jadi malu.
Aku langsung mengajak mereka berdua kembali ke mobil lalu ku berikan lolipop mereka.
"Jangan di ulangi lagi Chi chan jika orang dewasa bicara jangan di sela"
"Baik kak"
"Ini lolipop kalian berdua" ucap ku
"Terima kasih"
Jam 10.20 kami tiba di rumah ku lagu, aku masak ramenya dan ku panasi onigirinya.
.
"Kalian tidak makan kacangnya?" tanya ku lalu duduk sambil membawa sarapan ku yang sangat terlambat.
"Eh benar juga, Hina ayo ambil kacangnya"
"Oke Chi chan"
Mereka berdua pergi ke dapur aku menyalakan televisi untuk melihat berita berita dan informasi terbaru.
"Kak pindah kartun" ucap Chi chan yang datang dengan membawa sepiring penuh kacang rebus
"Iya, ada aksi kartun princess stars di channel 2 kak" ucap Hina
"Baiklah baiklah akan ku pindahkan"
Mereka menonton dengan tenang tidak seperti saat mereka main.
.
Hingga jam 12 siang kami masih menonton televisi.
"Aku pulang dulu ya kak" ucap Chi chan
"Eh kenapa?" tanya Hina
"Kita makan siang dulu baru kembali ke sini Hina chan"
"Kita tidak makan siang di sini?" tanya Hina
"Ya kakak tidak masak apa boleh buat" ucap Chi chan
"Hmmm pulang saja Hina chan nanti makan malam boleh di sini"
"Baiklah kak"
Mereka pun pulang,
"Walaupun mereka mampir ada maunya, ya biarlah, yang penting aku tidak terlalu kesepian, toh uang ku masih 7 triliun yen lebih" pikir ku
.
Untuk makan siang aku hanya makan mie kemarin yang ku rebus, untuk kuahnya hanya dengan rendaman nori sudah enak.
Waktu berlalu dengan cepat, jam 5.30
Aku mandi dulu lalu bersiap memasak makanan.
Setelah makanan siap kedua bocah tadi tidak datang, ku tunggu sampai jam 7 mereka tetap tidak datang.
"Huh kurasa mereka beneran tidak datang" Ucap ku dengan menghela napas
.
Aku makan sendiri, untungnya yang ku masak adalah ayam saus asam manis, jadi jika tidak termakan sekarang masih bisa di hangatkan untuk sarapan besok.
Aku menonton tv lagi sebab bosan.
Aku punya rencana besok baru aku daftar sekolah di sini, ku harap juga semoga gampang pendaftarannya.
Dinginnya angin malam berhembus ke dalam rumah, yang membuat ku mau tak mau mulai menutup pintu.
"Huh tidur sendiri lagi" Ucap ku tanpa daya
Aku mengelar kasur lipat di depan tv, sambil merokok ku lihat siaran tv yang kurasa menarik.
Rasa bosan masih terasa.
Aku mematikan televisi lalu mencoba langsung tidur saja.
"Ku harap besok adalah hari yang lebih baik dari hari ini" permohonan ku pada tuhan sebelum aku menutup mata hingga akhinya terlelap
Hari kamis pagi jam 6
Ku mulai hariku dengan olahraga pagi yaitu lari mengelilingi kampung ini, tentunya tidak sampai ke jalan tanah, hanya ke jalan aspal atau ke jalan cor saja.
Saat aku melewati rumah Chi chan, ternyata Chi chan sudah ada di depan rumah bersama Hina chan
"Halo kak" teriak mereka
"Harusnya pagi" balas ku
"Oh benar juga Chi chan" ucap Hina
"Ayo ulangi lagi Hina chan"
"Pagi kak Haruka"
.
.