Chereads / Sendiri tanpa Kamu / Chapter 4 - 2.) Hidup baru

Chapter 4 - 2.) Hidup baru

Jam 4 pagi aku terbangun dari mimpi indah karena suara alarm ponsel ku.

"Huh aku menangis?" ucap ku saat merasakan pipiku yang basah

Di hati aku masih sangat mencintai Saki, dia istri yang tanggap padaku, pandai memasak, mau merawat aku ketika sakit, baik hati juga.

"Apa benar ini jalan yang benar ya tuhan" teriak ku

.

Jam 4.30 aku check out dari motel.

"Anda hanya menggunakan selama 3 jam saja tuan?"

"Iya, hanya ku gunakan untuk tidur" aku berjalan keluar namun di cegah

"Sebentar tuan, aku akan merasa tidak enak jika begini, ini kuberi kupon saja gratis menginap di sini lagi selama 8 jam"

"Tidak usah"

"Mohon di terima tuan"

"Hmmm baiklah, terima kasih ya"

"Sama sama tuan"

Ponsel ku berdering terus menerus sejak tadi malam, setelah ku mode pesawat barulah ponsel ku bisa diam.

.

"Baiklah, bis ke wilayah Erimo pinggir laut jam 5 tepat" ucap ku

Aku menunggu di halte sambil bermain ponsel hanya game offline yang menemaniku.

"Hey kamu apa juga ingin ke Erimo?" tanya seseorang dari dalam truk tua

"Iya benar kek"

"Naiklah, bis ke Erimo tidak akan datang, bis itu dalam perbaikan selama 1 minggu mendatang, sekarang inilah tugas ku"

"Apa aku bisa percaya padamu?"

"Ini lihat saja, aku bawa surat izinya" ucapnya lalu menujukan surat pernyataan bahwa bis memang sedang tidak beroperasi

Setelah ku baca akhirnya aku naik ke truk namun di belakang.

"Kenapa kamu hanya pakai celana kolor bro?" tanya ku saat mendapati seseorang pemuda yang hanya memakai celana kolor

"Maaf tolong jangan di tanya, itu terlalu menyakitkan untuk di bahas"

"Kami habis dari kantor polisi?"

"Kamu tau?"

"Ya cuma menebak"

"Hahahaha anak itu terlalu banyak mabuk jadi dia akhirnya di bawa ke kantor polisi" ucap si kakek

"Kamu peminum?" tanya ku

"Bukan, aku ini pemabuk"

"Ngeri" pikir ku

Jam 5.20

Kami tiba di Erimo.

"Nikmati perjalanan mu, jika butuh tumpang lagi datang saja ke toko perlengkapan menyelam itu"

"Ini aku tidak bayar?"

"Tidak usah, aku sebenarnya hanya memberikan tumpangan ke sini bukan untuk mendapatkan penghasilan"

"Jika begitu terima kasih kakek"

"Tentu"

.

Aku berjalan sebentar menuju desa Enki, setelah aku melewati gapura masuknya aku bisa melihat desa yang masih asri dan banyak perkebunan (di dekat laut jarang ada sawah).

"Kamu turis asing?" tanya Anak kecil berambut kuning

"Chi chan ayo kembali saja, jangan bicara pada orang asing" ucap Hina

"Sebentar Hina chan aku rasa dia ini baik" balas Chisayu

"Jadi katakan kamu ini turis asing atau penculik anak anak!" ucap Chi chan

"Hmmm biar kita perkenalan dulu" ucap ku

"Ah benar juga, perkenalkan aku Chisayu Yuneko dia ini Hina Yatsuga"

"Aku Haruka Shinomiya, kemarin aku membeli rumah di sini kok, jadinya aku akan tinggal di sini"

"Kamu mencurigakan, katakan sejujurnya!"

"Aku sudah mengatakan sejujurnya Chi chan"

"Katakan, dimana rumah yang kamu beli"

"Ya aku tidak tau tepatnya tapi, dia berkata lokasi tepatnya ada di dekat kebun tomat, rumahnya milik keluarga Fumiko"

"Ah, jadi kamu yang ingin menempati rumah bekas nenek Fumiko yang telah meninggal" ucap Chi chan

"Bentar kamu bilang sudah meninggal?"

"Iya dia meninggal 2 bulan yang lalu, tapi rumah itu di tinggali oleh anaknya"

"Oh syukurlah, bisakah kalian mengantar aku ke sana?"

"Boleh saja, ikuti aku dan Hina"

"Oke"

Setelah berjalan 4 menit kira kira akhirnya aku sampai di lokasi.

Pemilik rumah keluar dan menyapa aku.

"Ah anda Fumiko san?"

"Iya, apa anda Haruka Shinomiya?"

"Iya benar dengan saya, apa rumah sudah di bersihkan?"

"Sudah ku bersihkan, bisa langsung di tempati"

"Bisa bicara di dalam saja?" ucapku padanya karena mendapatkan tatapan tidak enak dari Chisayu

"Tentu"

.

"Terima kasih ya, ini untuk kalian berdua" ucap ku sambil memberikan permen lolipop yang lumayan besar yang ku beli dari mini market

"Wahhh terima kasih kak, kami akan kembali lagi nanti"

"Tidak usah kembali" ucap ku

"Pokoknya akan kembali, Hina chan ayo ke rumah tukang gambar"

"Umm, terima kasih Haruka ni chan"

"Sama sama Hina chan"

"Kamu sudah mengenal mereka ya"

"Tadi di gapura masuk desa"

"Mereka itu anak yang aktif, setiap rumah mungkin sudah pernah di masuki oleh mereka berdua, jadi hati hati"

"Tentu"

.

Jam 6 pemeberkasan sudah di serahkan dan sudah ku tanda tangani untuk pemindahan hak milik.

"Shinomiya san, dokumen ini akan saya uruskan atau anda yang uruskan?"

"Biar saya sendiri saja Fumiko san"

"Baiklah jika begitu, ini kunci rumah dan kunci gembok pagar, saya sarankan untuk diganti yang gembok karena sudah berkarat"

"Baik Fumiko san"

Urusan telah selesai, Fumiko pergi pamit, aku mengunci rumah dulu untuk mencari makanan.

"Kamu mau kemana Haruka ni chan?" tanya Hina

"Ah Hina chan apa kamu tau dimana tempat aku bisa membeli makanan?"

"Di sini tidak ada yang menjual, adanya di minimarket luar desa"

"Seberapa jauh?"

"500 meter mungkin"

"Eh"

.

"Kakak bisa makan di rumah ku kok" ucap Chi chan yang mengagetkan aku dari belakang

"Aku tidak enak jadinya, apa di sini ada yang menjual bahan makanan?"

"Ada dong, jika mau beli kebutuhan pokok ada di rumah Tanaka san"

"Tepung, bumbu dapur, ataupun beras ada?" tanya ku

"Ada" ucap Hina dan Chisayu

"Boleh antarkan aku lagi"

"Ikuti aku"

"Oke"

Setelah berjalan kira kira 200 meter akhinya aku sampai.

"Hey Chi chan dan Hina chan kalian bawa siapa lagi ini?" tanya Tanaka

"Ini kek ada yang mau beli kebutuhan pokok, namanya Haruka ni chan"

"Perkenalkan aku Paman, aku orang baru di sini, baru pindah tadi, namaku Haruka Shinomiya"

"Shinomiya?"

"Iya Paman"

"Apa kamu anaknya Yuki Shinomiya?"

"Eh Paman mengenal nenek ku?"

"Oh ternyata kamu cucunya, aku kenal Nenekmu ketika aku kecil, dia orang yang baik hati dan mau menolong sesama ketika dia tinggal di sini, apa sekarang dia sehat?"

"Dia sehat paman"

"Syukurlah aku senang mendengarnya, sudah 45 tahun mungkin desa ini lepas kontak darinya, tapi peninggalannya akan selalu melakat pada kami"

"Maksud kamu apa kek?" tanya Chi chan

"Apa kamu tau Sekolah di desa ini Chi chan?"

"Umm tau tau, sekolahnya Yui dan Roka nee chan kan?"

"Benar Chi chan tapi bukan hanya sekolah smp saja melainkan sd dan Sma juga merupakan penggalan neneknya Haruka ni chan"

"Apaaa!"

"Ya bukan hanya sekolah sih, listrik, irigasi, dan gapura tua itu juga hasil jerih payah nenekmu Haruka san"

Aku yang mendengar juga lumayan kaget, sebab nenekku hanya berkata dia petualangan, tapi ternyata petualangan yang baik hati.

"Jadi kamu mau pesan apa, nanti akan ku berikan diskon" ucap Tanaka san

"Eh tidak usah di diskon juga"

"Tidak apa, langsung katakan saja pesanan mu"

"Aku mau pesan tepung, beras, dan bumbu dapur jika ada"

"Tentu saja ada, masing masing berapa kilo?"

"Satu karung kecil saja paman"

"Baiklah, untuk bumbu dapurnya ku buat satu pack per bahan mau?"

"Boleh paman"

Paman itu masuk ke dalam lalu mengeluarkan karung beras dan tepung, lalu gula, teh dan lain lain.

"Berapa ini paman?" tanya ku

"Hanya 10 ribu yen saja"

"Apa paman yakin, ini banyak loh"

"Tidak apa, kan sudah ku katakan ini diskon, jika kamu mau beli sayur tinggal lurus ke kanan itu"

"Baik paman, tapi boleh ku pinjam dulu motor roda tiganya untuk ku angkut ini semua"

"Tentu boleh tapi di kembalikan ya"

"Pastilah aku kembalikan"

"Aku mau naik juga" teriak Chi cahn

"Aku juga" ucap Hina

"Iya boleh saja, bantu aku menaikan barangnya dulu tapi"

"Oke kakak" balas mereka berdua

Setalah ku bayarkan aku menaikan barang ke atas motor bagian belakang.

Setelah semuanya selesai barulah lah aku menaikan Chi chan dan Hina chan.

"Bye bye Kakek"

"Hati hati, pegangan Chi chan" teriak Paman Tanaka

"Baik"

.

Tak butuh waktu lama akhirnya aku sampai di rumah.

"Turun sekarang" ucap ku

"Bantu aku kakak" kata Hina

"Hahaha baik baik" balas ku

Setelah ku turunkan mereka, mereka tetap tidak mau pulang.

"Sudah sana pulang" ucap ku

"Biarkan kami membantu kamu ni chan" ucap Hina

"Kalian tidak mengharapkan imbalan kan?"

"Tch" Chi chan mendecih

"Hey! Tidak baik menolong jika mengharap imbalan"

"Aku ikhlas kok kak" ucap Hina namun tidak dengan Chi chan

"Hina boleh membantu tapi tidak untuk Chi chan" ucap ku

"Ak.. Ku juga ikhlas kok"

"Baiklah jika ikhlas"

Ku buka pintu dulu lalu menyuruh anak anak membawa barang barang yang ringan ringan.

Dengan gotong royong pekerjaan kami cepat selesai.

"Terima kasih kalian berdua"

"Sama sama kak"

"Apa kamu akan tinggal di sini sendiri Ni chan?" tanya Chi chan

"Iya Kakak akan tinggal di sini sendiri, bekerja di sini sendiri juga"

"Kakak kerja seperti orang yang hanya menggambar tulisan itu?" tanya Hina

"Hina chan, orang itu punya nama, namanya Handa" balas Chi chan

"Ehh tapi kamu yang mengajarkan padaku untuk menyebutnya begitu"

"Hadeh duet cerewet ini" pikir ku

"Bukan sebagai kaligrafi kanji, tapi aku lebih suka kerja sebagai pembuat manga ataupun penulis novel(pekerja baru Haruka jika jadi)"

"Membosankan, apa tidak ada yang lebih keren kak?"

"Ya yang keren itu seperti apa memangnya?" tanya ku pada Chi chan

"Ya seperti membasmi monster, menjatuhkan pesawat di udara, menembak musuh yang jahat.."

"Berhenti Chi chan, itu bukan pekerja normal"

"Kan seru tapi"

"Hadeh ni bocah" pikir ku

"Sudah dulu ya kakak mau masak dulu, sudah keburu lapar"

"Aku mau juga" ucap Chi chan

"Boleh saja, Hina juga mau?" tanya ku

"Umm"

"Tapi ku kembalikan dulu ya ini motornya"

"Baik kak"

Mereka naik ke belakang motor

"Kalian ikut lagi"

"Aku khawatir kakak lupa jalan"

"Hmmm"

.

Jam 6.30 aku mulai memasak mie, untung saja di dalam ada peralatan masak dan beberapa alat makan.

Untuk kuahnya ku buat normal saja dengan kaldu dari rumput laut dan kecap asin.

15 menit makanan ku telah jadi, walapun hasi mie nya sangat jelek, yang penting bisa di makan.

Aku menyerahkan mangkuk kecil pada mereka.

"Ini mie apa kok bentuknya aneh kaya cacing gini" komentar Chi chan

"Maaf saja ya, tapi hanya itu yang ku bisa kali ini"

"Uwaaaaa ini enak kak" ucap Hina

"Eh masa Hina chan" ucap Chi chan lalu memakanya

Dengan mata berbintang Chi chan juga bilang ini enak.

"Walaupun bentuknya tidak bagus tapi rasanya sangat enak Ni chan" ucap Chi chan

"Terima kasih atas komentar jelek mu dan pujiannya" balas ku

.

"Kak tambah" ucap Chi chan lalu Hina juga mau

"Mana mana biar ku ambilkan"

Ku ambil ke dua mangkuk itu lalu ku isi dengan mie lalu ku siram dengan kuah kaldunya.

.

"Ini untuk kalian" ucap ku sambil menyerahkan mangkuk kecil itu

"Terima kasih"

"Sama sama"

Selesai makan mereka pun pamit pulang.

"Sebentar jangan pulang dulu, aku mau tanya dimana letak minimarket terdekat" tanya ku

"Mau ku antar kak?"

"Tidak usah, Hina kata ini jauh kan, jadi katakan saja arahnya

"Jika kakak tau gapura desa itu, tinggal belok ke kiri ke arah toko penjulan alat selam, minimarket nya ada di samping toko itu" ucap Chi chan

"Oh, baiklah terima kasih"

"Kakak benar tidak ingin kami antarkan?" tanya Hina

"Tidak usah, kalian pulang saja"

"Baiklah, nanti siang kita akan datang lagi ya"

"Tidak usah" ucap ku

"Pokoknya datang, kan Hina"

"Umm"

"Ah terserah kalian lah" ucap ku

"Yey"

Aku lantas langsung berjalan ke arah yang di beritahu oleh Chi chan dan Hina chan tadi, lumayan jauh, dengan jalan kaki bisa sampai 10 menit.

"Ini lumayan melelahkan, kurasa aku akan beli mobil di sini" ucap ku saat aku sudah sampai di minimarket

Aku masuk ke dalam untuk menarik tunai uang ku di kasir.

"Tarik uang 500 rb yen tuan" ucap ku

"Maaf tuan jika sebanyak itu tidak ada"

"Adanya berapa?"

"200 rb yen"

"Ya sudah aku ambil segitu"

"Baik tuan"

Sebelum kembali aku beli dulu snack snack dan beberapa rokok dan bir.

"Kalian juga menjual futon?" tanya ku

"Tidak ada tuan ini hanya minimarket"

"Oh baiklah sekarang aku punya masalah di sini" pikir ku

Setalah ku bayarkan snack yang ku beli aku keluar dan pergi ke toko perlengkapan menyelam.

"Chisa dimana celana ku" teriak Hiyori

"Jangan tanya aku tentang hal kotor itu!"

Aku yang mendengar agak risih.

Aku masuk ke dalam toko.

"Selamat pagi tuan ada yang bisa kami bantu?" tanya Chisa

"Ini, aku mau minta tumpangan kembali ke kota apa kakek ada?"

"Oh maksudnya anda mau menyewa tumpangan truk?"

"Iya"

"Maaf sebelumnya, tapi kakek ku sedang mencari ikan, tapi jika mau kakak ku bisa mengantar kamu, apa kamu mau?"

"Boleh saja, berapa biayanya?"

"Nanti diskusikan sendiri saja"

"Baiklah" balas ku

"Silahkan tunggu di luar tuan"

.

Beberapa menit aku menunggu di luar akhinya Sanae datang.

"Perkenalkan aku Sanae kakaknya Chisa, apa kamu yang mau menyewa tumpangan ke kota?"

"Benar, namaku adalah Haruka Shinomiya salam kenal"

"Salam kenal juga ya, ayo sekarang brangkat saja"

"Berapa biayanya?" tanya ku dulu

"Kamu maunya ke mana?"

"Ke Daeler mobil dan atm"

"1400 yen cukup"

"Baiklah" langsung ku bayarkan secara cash