Chereads / Sendiri tanpa Kamu / Chapter 2 - Bab 54&55 awal mula kejadian

Chapter 2 - Bab 54&55 awal mula kejadian

"Hinata, saat pelatihan intensif nanti tanggal 15 apa kita akan sampai menginap?" Tanya ku

"Kata Ukai sensei sih jika hari biasa sekolah kita mendapatkan 1 hari tambahan yaitu hari senin untuk latihan, lalu jamnya juga bertambah, kita bisa menggunakan gedung olahraga sampai pukul 8 malam, lalu Jumat dan Sabtu kita adakan menginap di sekolah jika bisa"

"Oh begitu rupanya"

"Kamu bisa ikut kan Haruka?"

"Aku bisa tenang saja"

"Sebenarnya ukai sensei sudah membuatkan startegi cadangan jikalau kamu tidak bisa main, tapi syukurlah kamu bisa, ku harap Kita bisa menjuarai turnamen musim panas ini"

"Lalu pemain inti tidak berubah?" Tanya ku

"Berubah untuk match 1 nanti, Tsukisima di tarik keluar di gantikan Kazuhito senpai lalu Daichi senpai di ganti oleh Raiki senpai, Tanaka di ganti oleh Ennoshita"

"Bukankah Ukai sensei terlalu sembrono?" Tanya ku

"Lawan kita bukan unggulan, di tim masih ada Asahi san dan Kagyama serta ada ku tentunya"

"Lalu posisi ku tetap di servis?"

"Iya tetap di servis"

"Sabar sabar Haruka kamu pasti bisa tahan" ucap ku sendiri

"Tenang Sensei berkata jika lolos seleksi Nasional kamu akan di mainkan bergantian dengan Asahi san"

"Whooo, ku kira sensei marah padaku karena jarang latihan"

"Makanya kamu jangan sering bolos" kata Hinata

"Ya maaf maaf keadaan ku juga sedang sibuk saat itu"

"Kamu hari ini basket?"

"Iya, mau ikut?"

"Tidak lah, aku mau menawarkan mu jika tidak basket berlatihlah bersama ku di rumah kakek Ukai"

"Yah karena posisi ku belum terlalu mencolok dalam tim aku up dulu, lebih baik basket"

"Ok tidak masalah"

"Ayo main game dulu Hinata"

"Game apaan? Punya ku hanya Pubg" balas Hinata

"Cocok, aku juga main itu, ayo buat room dan main rank, tapi tunggu rank mu apa?" Tanya ku

"Aku masih di gold karena jarang punya waktu main"

"Halah itu terlalu jauh untuk ku yang ace" kata ku

"Ya main normal saja jangan rank" kata Hinata

"Baiklah"

Aku buat room dan ku undang Hinata.

"Tunggu Hinata, Kageyama juga on mari ajak dia juga"

"Kamu yang undang"

"Hey kalian main apaan?" Tanya Yachi

"Pubgm"

"Join join normal atau rank?"

"Normal" jawab Hinata

"Ok tidak apa undang aku ke room jika belum penuh, akan ku carry kalian"

"Wasap mau carry kami ya memangmya rank mu apaan?" Tanya ku

"Conqueror"

"Anjir lebih tinggi dari aku ternyata" kata ku

Ku undang dan kami mulai main.

"Hinata kun sembunyi jangan kelihatan kepala mu" ucap Yachi

"Hinata_100 dead by...."

"Astaga di sniper"

"Kamu bodoh sebabnya" kata Kageyama

Tinggal kami ber 3

Yang masih hidup tinggal 11 artinya hanya tinggal 3 squad atau lebih mungkin.

"Haruka Kageyama cover, aku akan maju"

"Maju saja" kata ku

Tanpa perlu ku cover Yachi menunjukkan skilnya yang bukan main.

"Ok tinggal 3 orang lagi" kata Yachi

"Arah 240° ada orang" kata ku

"Tembak saja untuk memancingnya keluar" kata Kageyama

Ku tembak dengan sniper namun karena tidak terlalu terlihat ku coba bidik dengan pas agar menimbulkan damage sedikit.

"Musuh mundur ke belakang bukit" kata ku

"Tahan sampai zona saja" kata Yachi

Kami tunggu sampai zona dan akhirnya musuh ku eksekusi dengan sniper saat berlari.

"Ez bro" kata ku

Namun di riwayat permainan Yachi yang jadi mvp dengan 15 kill dan 5 ass

Jam 9.00

Kami sudah mainnya karena Ponsel Hinata kehabisan baterai.

Aku menghampiri mejanya Saki yang sedang main ponsel

"Saki apa buku prakarya ku ikut di tas mu?"

"Entahlah cari saja sendiri"

"Umm baiklah"

"Ketemu?" Tanya Saki

"Ada ini, ku ambil ya" kata ku

Saat jam mapel prakarya

"Silahkan keluarkan buku kalian anak anak dan buka halaman 23" kata Sensei

"Baik sensei"

Ku buka halaman di buku paket.

"Dasar Haruka kun dia yang lupa tapi ngakunya tertinggal di tas ku" pikir Saki

"Saki apa kamu tidak bawa buku?" Tanya Sensei saat melihat meja Saki yang masih kosong

"Aku lupa bawa sensei"

"Lain kali di bawa ya"

"Baik sensei"

"Tugas dari saya nanti adalah kalian membuat karya seperti di halaman 23, buat karya dari bahan bekas yang ada nilai jualnya, di buku sudah tertulis contoh nya antara lain tempat pensil dari kaleng bekas susu, lampion dari kardus bekas dan lain lain, tugas ini di kerjakan secara kelompok sebanyak 4 orang, kalian mau nya ibu yang tentukan atau kalian yang menentukan sendiri?"

"Tentukan sendiri sensei"

"Silahkan saja"

Ketua kelas maju untuk memulai pengelompokan.

"Hitung satu sampai delapan mulai"

Aku mendapat kelompok 7 bersama dengan Saki.

"Hmm kenapa dari semua peluang kelompok ku kok harus Saki yang terpilih" pikir ku

"Silahkan kalian duduk bersama kelompok kalian dan diskusikan tentang barang apa yang mau di buat lalu katakan pada ibu, setiap kelompok ibu haruskan membuat minimal 3 karya dan harus berbeda"

Kelompok 7

Yachi aku Saki dan Maki

"Oh Haruka kun apa kamu tau kesalahan mu tadi?" Kata Saki

"Aku masih bayi jadi aku mudah lupa, memang apa kesalahannya?"

"Stop jangan di cubit" kata ku lagi

"Maaf maaf aku beneran lupa tadi"

"Lalu kenapa aku yang jadi korban?"

"Anu tadi aku sudah menebak buku paket tidak akan terlalu di perlukan jadi sekarang aman kan"

"Ish dasar"

"Sudah sudah kita jadinya mau buat karya apa ini?" Tanya Yachi

"Buat kotak pensil dari kardus makan?" Tanya Maki

"Itu terlalu simpel Maki chan" kata Yachi

"Sejujurnya kalian pasti malas kan?" Tanya ku

"Ummm" balas mereka

"Saki kapan ibu mulai produksi?"

"Besok Jumat katanya sih sudah bisa"

"Lalu apa produk kerajinannya dari bahan bekas?"

"Ada tas dari kain perca, ada celengan dari kaleng, ada lagi kotak tisu dari kain perca dan lain lain aku lupa, ibu kata ada sekitar 20 jenis barang lebih"

"Ok kita beli 3 barang dari bahan bekas lalu kumpulan, kalian setuju?" Tanya ku (jangan di tiru siswa siswa sekalian)

"Um um"

Kami pun segera mengatakan hasil diskusi pada sensei tentang barang yang akan di buat apa boleh.

Sensei memperbolehkan.

"Mantap life hack bro" pikir ku

Pelajaran hanya di isi diskusi saja sampai pelajaran usai.

Pelajaran berlanjut tanpa adanya ujian hanya belajar materi baru.

Jam 3 pulang sekolah.

Saki pulang ke rumah sementara aku menuju ke lapangan atletik dulu, untuk latihan sebentar.

"Astaga aku lupa beli sepatu atletik dan basket" ucap ku

"Lari saja pakai sepatu voli mu, modelnya kan hampir sama dengan sepatu atletik"

"Baik sensei"

"Karena kota tidak punya garis terek kita vuat gampang saja Haruka, kamu masuk jalur dalam semua, sebanyak 2 putaran penuh dari sini ke sini lagi, ku harap waktu mu bisa tembus minimal 2 menit untuk mengamankan posisi masuk seleksi nasional"

"Baik Sensei"

Aku bersiap di garis start ku dengan posisi start berdiri.

Aku memfokuskan pendengaran dan penglihatan.

Prit . Aku mulai berlari

"Oh bagus respon nya 0,5 detik walaupun masih kalah dari seorang atlit" kata Guru lain yang menonton

Di lintasan ku aku berlari dengan cepat tapi menjaga tempo.

"Turunkan Tempo mu Haruka itu terlalu ceoat di awal" teriak Sensei

Aku agak menurunkan temponya.

"Gila itu anak yang berpartisipasi di 800m putra?" Tanya salah seorang murid laki laki yang juga akan ikut lomba atletik

"Kata Sumire sensei sih namanya Haruka, dia anak kelas 1"

"Mantap anak kelas 1 sudah bisa ikut, lalu dia sangat tinggi"

"Ya dia ikut di basket dan voli juga"

"Patesan"

Di lintasan aku sudah berlari sejauh 200 meter.

"Gila tembus 13.5 detik per 100 m" ucap Yamato sensei (100 meter pertama 13.2 detik)

"Haruka turunkan lagi atau kamu akan mati di tengah jalan" teriak Sensei

Tapi aku tidak peduli lagi yang penting aku kuat

100 meter ke 3 dalam waktu 13,65

100 meter ke 4 satu putaran penuh 13,51

100 meter ke 5 dalam waktu 13,42

100 meter ke 6 dalam waktu 13,41

100 meter ke 7 dalam waktu 13,45

100 meter terakhir.

"Anjir udah sesak ini paru tai" pikir ku

Fokus ku sudah agak hilang karena terlalu ku paksa tubuh ini hingga finish akhirnya waktu yang tercatat adalah 108.12 detik atau 1 menit 48.62 detik, 100 meter terakhir aku melambat dan hanya mendapatkan 13,98

"Bukan main" ucap Sumire sensei yang ternyata tadi memperhatikan.

"Berapa waktunya Yamato sensei" teriak Sumire

"Tembus 1 menit 48 detik dan 62" kata Yamato Sensei

"Oh masih 3 detik jauhnya dari rekor negara" ucap Sumire sensei

"Bukankah itu sudah bisa mengamankan posisi emas di kejuaraan nasional sma sensei?"

"Belum tentu, tahun lalu seorang murid dari Shuichi tembus 1 menit 47 detik dan 34" jawab Sumire sensei

"Gilak itu terlalu tipis"

"Kamu benar, tadi Haruka terlalu lepas saat start Harusnya bisa 0,1-0,4 tapi dia 0,5 kurasa"

"Kalian juga tingkatkan lah waktu kalian, bukan hanya tembus seleksi tapi juga tembus juara nasional dan buat sekolah kita bangga"

"Baik Yamato sensei"

Aku masih berjalan jalan sebentar untuk mengatur nafas dan melemaskan otot.

Yamato sensei menghampiri ku.

"Kamu hebat soal fisik tapi lebih baik kita ulangi lagi teknik mu apalagi di 100 meter terakhir itu"

"Baik .. sensei"

"Kamu istirahat lah dan lihat saja pemain lain berlari"

"Ummm"

Ku lihat lintasan sudah di isi lagi oleh 2 orang laki laki.

"Berapa meter ini sensei?"

"100 meter putra, kita punya 2 kandidit lomba"

"Ohh"

Mereka mengambil posisi start jongkok di bantu dengan alat hentak.

Pritttt

Mereka berlari dengan cepat.

"Hmm lumayan 0,43" ucap Yamato sensei

"Aku tadi berapa sensei?"

"Tadi kamu 0,52"

"Sial masih jauh"

"Tenang masih ada waktu untuk persiapan" ucap Yamato sensei

Ku lihat mereka berlari dengan kencang, 100 meter kurang dari 13 detik kurasa.

"12,54 dan 12,98 ahh itu masih jauh" kata Sumire sensei

"Sudah lebih baik ketimbang kemarin yang tembus 13 detik lebih kan" teriak Yamato

Mereka pergi dan digantikan 100 meter putri.

Sekarang hanya 1 orang.

Prittt

Dia berlari dengan kencang namun kurasa masih biasa, di garis finis waktu yang di raih adalah 13,41

"Itu belum tembus masuk nasional asal kamu tau Haruka"

"Umm"

"Ayo kita lanjutkan kamu di lompat jauh" kata Sensei

"Baik sensei"

Aku mempersiapkan peralatan lalu setelah selesai aku bersiap di lintasan ku dengan tanda yang sudah ku ukur kemarin.

Prittt.

Aku ancang ancang laku berlari dengan kencang.

Pac pac pac pac setiap langkah kaki ku dapat ku dengar.

Bommm

Tolakan dengan kaki kanan dengan sempurna.

Aku berjalan di udara laku mengambil posisi mendarat dengan menggantung.

Brusss

Suara pasir berhamburan.

Aku bangkit dan sensei mengukurnya.

"Whooo tembus 8,1 meter Haruka" teriak Yamato sensei yang mengejutkan bagi Sumire sensei juga

"Masih bisa lebih Sensei kata ku"

"Oh istirahat dulu selama 1 menit lalu lakukan lagi" kata Yamato sensei

"Baik"

"Astaga aku iri kenapa dia bisa mendapatkan kandidat juara nasional" pikir Sumire sensei

"Jangan sedih Sensei kamu punya aku" teriak Taka yang main di 400 meter putra

"Iya iya"

Kandidat juara nasionalatletik hanya di pegang oleh Taka yang main di 400 putra dan Sasaki di 200 meter putri, mereka sudah di tahun ke 3 tahun lalu mereka mendapatkan juara 1 untuk taka dan 3 untuk Sasaki, sementara saat di interhigh mereka berdua mendapatkan mendali emas yang artinya juara 1 nasional.

Aku bersiap lagi di lintasan lompat jauh.

Pritt

Aku berancang ancang lalu mulai berlari dengan kencang, suara angin terdengar melewati telinga ku dengan jelas.

"Astaga angin yang menyusahkan" kata ku karena aku terdorong lambat oleh angin

Tolakan ku sempurna tapi hasilnya hanya 7,6 m.

"Huh huh huh" aku ngos ngosan

"Kita berhenti saja di sini kamu kan lanjut di basket, tenang saja nilai ini sudah pasti juara nasional kok" semangat Yamato sensei

"Terimakasih atas bantuannya sensei" ucap ku

Aku pamit lalu berjalan sambil membawa tas menuju ke gedung olahraga.

Jam 4.10

"Haruka kun kamu ada latihan atletik lagi?" Tanya Sora

"Iya maaf ya aku jadi terlambat"

"Tenang saja terget kita masih lama jadi jangan terlalu khawatir"

"Masih latihan dasar?" Tanya ku

"Iya tapi sekarang sudah di tingkat memperlambat dan mempercepat pantulan bola" kata Nao

"Aku istirahat sebentar ya" kata ku

"Silahkan saja"

Madoka kulihat datang ke gedung olahraga sendirian.

Kurasa dia hanya ingin menonton.

"Senpai ajak Madoka san untuk main" teriak Nao

"Hey Madoka chan ayo main bersama kami" teriak Chiaki

"Eh tidak mau nanti aku di jadikan bahan truhan lagi pasti"

"Tidak tidak kamu main hanya untuk pelengkap tim" kata Momoharu

Madoka setuju karena dia saat ini juga tidak berlatih dengan klub.

Kami berkumpul di depan Nao

"5 v 5" tim ku buatkan dengan isi sebagai berikut

Tim Serigala

Momoharu Sora Kenji Chiaki dan Ryuuhei

Tim bidadari

Kaname Yasuhara Masahiro Haruka dan Madoka san

Kami menerima nya.

Ku kumpulkankan dulu pemain tim ku.

"Yasuhara san nanti menyerang bersama dengan ku dan Kaname sementara Madoka dan Masahiro san fokus deff"

"Menerima?" Tanya ku

"Aku attack saja" kata Madoka

"Kamu mau berhadapan dengan Chiaki?" Tanya ku

Madoka berpikir sebentar.

"Ehhh tidak jadi" katanya

"Paling musuh akan kuat di strategi karena ada Chiaki dan Kenji namun kita menang di penyerang an ada Kaname yang tinggi dan aku yang bisa tembakan 3 poin" ucap ku lagi

"Yasuhara san ku harap kamu paling tidak berikan block pada Momoharu agar tidak mengganggu ku saat shoot"

"Siap"

Pertandingan di mulai dengan lemaparan bola ke atas oleh Nao, kali ini aku menang dari Momoharu senpai.

Tim ku mulai menyerang.

Aku sudah di hadang oleh Kenji namun ku tipu dengan fake, lalu pivot.

Aku berlari lagi dan ku Oper pada Madoka, lalu di oper cepat ke Kaname di depan ring, dengan tangan panjang nya dia memasukan bola dengan hook nya.

2-0

Tim musuh menyerang.

Bola dengan cepat di giring ke lapangan kami oleh Kenji, aku menghadang nya.

Dia memberikan bola pada Chikai untuk mengatur ulang momentum.

Masahiro mencoba memblokinya namun gagal, bola berhasil di oper ke Sora.

Tembakan 3 poin namun berhasil di blok oleh Madoka san tanpa pelanggaran.

Bola di oper pada Kaname.

Kaname yang melihat aku sudah berlari ke depan mengoper bola tinggi.

Hup bola ku tangkap lalu ku dribble.

"Serangan balik yang bagus" kata Nao

Aku melompat ke ring melakukan dunk, walaupun di hadang oleh Momoharu.

"Pritt bola masuk dan pelanggaran oleh Momoharu"

Aku mencetak angka tambahan dari bundaran pinalti.

5-0

Permain terus berlanjut hingga 1 set berakhir

Skor sementara 30-21

Lalu lanjut ke set 2

Musuh mulai menggunakan siasat aktif jadi kami yang harus pasif sekarang.

Skor berakhir pada set 2 52-46

Set 3 63-60

Set 4 di kerahkan semua stamina dan semua usaha terakhir kami.

"Kaname tembak" teriak ku

Dia melakukan hook namun gagal masuk.

"Sial" ucapku laku berlari untuk deff dari serangam balik

"Kenji oper" teriak Chiaki

Kenji mengoper pada Sora lalu sora melompat dan melakukan tembakan 3 poin.

Bola gagal masuk untungnya.

"Huh huh" aku kelelahan kami semua kelelahan

Bola ku bawa lagi, waktu tinggal 5 detik sebelum set 4 selesai, aku lempar bolanya dari tengah lapangan.

Rinngg

Bel berbunyi dan bola untungnya masuk.

Skor akhir 75-70

"Yoshaaaa" teriak ku

"Kita menang" kata Madoka

"Umm" balas Kaname

Kami di kumpulan kembali oleh Nao

"Kalian sudah berkembang namun pertahanan masih mudah di tembus, aku akan mengatakan penyerang kita sudah bagus namun juga perlu berbenah dengan startegi baru dan jangan terlalu mengandalkan teknik individu, terutama kamu Sora kun"

"Umm baik" balas Sora

"Sekian yang mungkin dapat ku sampaikan, mari latihan lebih keras untuk mencapai tujuan kita" Ucap Nao

"Baik"

Kami pulang.

"Hey Saki kamu ada di mana?" Kataku lewat telepon

"Aku ada di Restoran"

"Ngapain?"

"Kyouko san minta bantuan koki cadangan karena ada pesanan surabi dalam jumlah banyak dan pesanan nasi kotak 200 porsi sementara resto masih harus melayani pelanggan lain"

"Bukankah Chika Hozuki dan Takaoka sudah membantu di sana?"

"Sudah tapi karena tidak ada seragam cadangan, mereka jadi membantu mengurusi pesanan"

"Ini masih buat?"

"Masih, mungkin aku akan pulang jam 7 nanti"

"Baiklah akan ku tunggu di apartemen saja ya"

"Mau ku bawakan makanan?"

"Apa ibu tidak masak?"

"Ibu sibuk dengan gedungnya, dia sudah berpesan untuk kita makan sendiri dulu"

"Jika begitu tolong bawakan aku ayam bakar"

"Minumnya?"

"Lemon tea"

"Oke"

Jam 6.00

Aku tiba di apartemen, aku segera mandi dan ganti pakaian tidur langsung.

Jam 6.15

Pintu apartemen di ketuk.

Ku buka pintunya kulihat ada Tsukasa san.

"Eh Tsukasa san apa apa?" Tanya ku

"Ini aku ingin mengatakan sesuatu yang penting, boleh aku masuk?"

"Tidak boleh, tetap di luar saja, di dalam tidak ada orang selain aku jadi lebih baik bicara di luar"

"Oh tapi di luar panas"

"Hmmmm jangan macam macam lagi seperti di rumah sakit loh Tsukasa san ayo masuk"

"Tentu"

Ku biarkan Tsukasa masuk ke apartemen.

"Stop jangan ikuti aku Tsukasa san cukup duduk di sofa itu dan aku akan mengambilkan minum untuk mu"

"Ara bukankah kamu terlalu waspada Haruka kun?"

"Ya kamu nya yang agresif aku jadi takut"

"Baik baik akan aku tunggu di sofa, aku mau jus jambu kalau ada"

"Tidak ada, adanya jus jeruk"

"Baik itu saja"

Ku ambilkan jus jeruk untuk Tsukasa san.

"Jadi mau bicara hal penting apa Tsukasa san?"

"Kamu tau bahwa kutukan ku telah hilang?"

"Eh sudah hilang beneran?"

"Aku mengeceknya dengan memberi luka di tubuhku dan sekarang luka itu tidak langsung sembuh"

"Tunggu sebentar biar ku tanya sebelumnya, apa tujuan mu mencium ku ketika di rumah sakit?"

"Itu obat dari ku, bukankah tubuh mu lebih cepat sembuh jadinya?"

"Oh jadi itu alasan mu bukan karena ingin selingkuh dari Nasa?"

"Tentu saja bukan Haruka kun, memang begitulah adanya jika aku mau membantu orang yang terluka, jika kamu ku suruh minum darahku pasti akan lebih mengerikan bukan kedengarannya?jadi aku membantu mu lewat ciuman"

"Oh ku kira kamu menyukai ku diam diam dan niat selingkuh, ternyata dugaan ku salah"

"Jangan terlalu percaya diri Haruka kun, walaupun tampan mu tampan, body mu sempurna, tapi hati ku tetap milik Suami ku, terima kasih mungkinkah karena aku mencium mu kutukan ku jadi hilang"

"Ya aku sebenarnya tidak paham juga tapi terima kasih kembali karena membantu ku menyembuhkan luka ku"

"Tentu, ini boleh ku minum?"

"Silahkan di minum Tsukasa san"

"Apa kamu yakin langsung mencoba program kehamilan lagi?" Tanya ku

"Sudah ku mulai progamnya namun belum membuahkan hasil sampai saat ini"

"Mau ku bantu lagi?"

"Eh sekarang kamu berani menggoda ku ya Haruka kun, aku lebih tua dari mu loh"

"Jangan berburuk sangka aku kan belum bilang mau ku bantu apa"

"Lalu kamu mau bantu diriku dengan apa?" Tanya Tsukasa

"Ku carikan dokter untuk permasalahan kehamilan 100% berpengalaman"

"Apa maksudnya dari keluarga mu?"

"Iya"

"Jika seperti itu maaf saja akan ku tolak, tapi jika kamu mau membantu ku secara langsung mungkin akan ku terima loh"

"Tahan Haruka, tahan kamu punya Saki, ini hanya godaan setan" pikir ku menenangkan diri

"Boleh saja jika kamu tidak menolak Tsukasa san" ucapku memberanikan diri

"Baiklah jangan menyesali nantinya loh Haruka kun" kata Tsukasa lalu mulai melonggarkan kancing bajunya

Sudah terbua satu kancing lalu dua kancing, aku menelan ludah dengan susah payah, terbuka 3 kancing dan ke 4 hingga semua terbuka.

Aku hampiri tempat duduknya lalu ke cengkram bahunya.

"Eh mau apa Haruka kun?" Tanya nya dengan muka memerah

"Jangan lakukan ini Tsukasa san aku kalah jangan goda aku lagi oke" ucap ku

"Baik jika bergitu aku akan balik ke apartemen ku dulu, sampai jumpa" ucap Tsukasa san lalu pergi sambil membenarkan kancing bajunya

Tsukasa lengah saat dia keluar dari apartemen dia bertemu dengan Saki yang tak sengaja melihatnya keluar dari apartemennya.

"Istrimu datang Haruka kun" kode Morse nya padaku

"Oh hey Saki baru pulang?"

"Kamu ngapain ke apartemen ku Tsukasa san?"

"Ini tadi Haruka kun mau berdiskusi tentang masalah apartemen, sudah ya pokoknya hanya kepentingan apartemen, aku balik dulu Saki chan"

"Tunggu sebentar" kata Saki

"Tidak usah tunggu Nasa kun sedang menunggu ku di bawah untuk makan malam bye" Tsukasa melarikan diri dan melupakan masalah padaku

"Dasat sesat kamu nenek tuaaa" kutuk ku padanya

"Aku harus sembunyi, ah tapi tadi Tsukasa bilang habis diskus dengan ku" ucap ku bingung

Pintu apartemen terbuka.

"Haruka kun katakan apa yang sedang terjadi!"

"Boleh duduk dulu Sayang" kata ku

"Jelaskan!"

Ku hampiri dia dan ku tutup pintunya dulu.

"Jangan sentuh" teriak Saki saat akan ku sentuh bahunya