"Apa kamu tak ingat bagaimana dulu aku berjanji membawamu pada dunia ini?" tanya Laksa sambil menyisir surai halus nan legam milik kekasihnya, Cleo.
Cleo tengah bersandar di bahu Laksa manja, dia benar-benar merasakan kenyamanan yang benar-benar membuatnya tak bisa lari ke mana-mana. Mereka baru saja beristirahat di apartemen Laksa karena Cleo yang kelelahan dan Laksa tak tega untuk mengantar gadis itu pulang.
"Hm."
Cleo tak mau ambil pusing. Di sudut mata Laksa, tengah melihat foto mereka berdua yang pertama kalinya diambil karena memenangkan sebuah penghargaan untuk Cleo.
Ah, dua tahun yang lalu. Cleo sangat mengingat jelas, terutama dengan pertemuannya bersama Laksamana. Pria yang banyak membantunya sampai saat ini tentunya. Pria yang memegang kunci kehidupannya.
***
Dua tahun yang lalu
"Jadi, bisa kamu ceritakan bagaimana sampai bisa berakhir dengan Laksa?" Tatu sudah berdiri dengan tangan berkacak pinggang. Menatap galak sahabatnya itu.
Matanya masih memandang garang, terlihat dia yang masih terbilang shock dengan perkenalan Laksa dan juga Cleo.
"Memang kenapa sih Tu? Kamu kok kayaknya enggak terima banget deh aku kenal dia. Dia … cowok yang kamu suka ya?" Cleo menggoda sahabatnya yang nampak ambigu.
"A--apa?! Suka? Please, cowok yang aku suka bukan dia! No need! Serious! Kamu enggak seharusnya bilang aku suka sama dia?! Amit-amit cabang bayi!" Tatu mengetuk-ketukkan tangannya di atas meja. Merasa ogah dengan pemikiran Cleo.
Celo tergelak. Dia benar-benar merasa terhibur dengan sikap sahabatnya.
Kembali dia berguling di kasur milik Tatu. Membaca komik yang selalu update di kamar kos milik Tatu.
"Cleo! Gue butuh penjelasan!" Tatu mengerang frustrasi mendapati Cleo yang malah santainya membaca komik. Sedangkan dia dilanda rasa bingung dan ingin tahu.
"Oke. Oke. Apa yang mau kamu dengar dari aku sih?"
Cleo meletakkan komik miliknya di atas kasur. Membiarkan komik itu tak tertutup dan terbalik agar masih berada di halaman yang dia baca.
Tatu tersenyum. Segera duduk bersila di depan Cleo. Sedangkan tubuhnya condong ke depan. Bak anak anjing yang sedang menghibur majikannya.
"Jadi … euhm siapa tadi namanya? Laksa?" tanya Cleo. Dia sedang membuka topik history miliknya yang terjadi dalam beberapa hari ini.
"Giordano Laksamana Samudera." Tatu sampai menyebutkan nama pria itu lengkap tanpa kurang dan lebih.
"Wah, bagus banget namanya ih …."
Dan bisa-bisanya sahabatnya itu memuji pria itu?!
"Cerita sama aku! Kamu udah diapakan sama dia?"
Cleo mengernyit bingung. "Diapakan bagaimana?"
"Kamu diculik? Dipukul? Dicium? Dijadiin pacar?" Tatu menginterogasi. Pemikirannya tak ada satu pun yang tepat di kepala Cleo.
"Aku rasa dia bukan cowok jahat begitu kan?" tebaknya.
Tatu bangun, mengerang kesal. "Oh My God! Dia bukan cowok jahat? Gimana cara kamu melihat dia sih? Mata kamu minus berapa? Nambah lagi ya? Sampai enggak bisa lihat dari wajahnya aja sudah keliatan dia itu garong!" jelasnya menggebu-gebu. Cleo terbahak mendengarnya.
"Yang benar saja. Kamu memberikan predikat garong padanya memang kamu sudah diapakan?" Kali ini Cleo menembak tepat di pemikiran Tatu.
Gadis itu tergagap mendengarnya. "Enggak! E--enggak ada! Mana berani dia begitu sama aku?!"
Melihat wajah Tatu memerah, Cleo memicingkan matanya. Menatap curiga. "Ah, yang benar? Kamu serius enggak suka dia? Atau … kamu memang sempat fans dengannya?"
Tatu semakin ternganga mendengarnya. Mulutnya terbuka tapi tak ada satu pun kalimat yang keluar dari tenggorokannya.
"Enggak! Enggak ada! Mustahil!" tekannya mencoba meyakinkan.
Cleo mengangguk-angguk sok serius.
"Back to the topik! Why you can know him?!" Tatu sudah tak mau bertele-tele lagi.
"Dia banyak menolongku Tu. Dimulai dari menjauhkan pria yang nakal saat aku datang ke kampusmu pertama kali. Lalu … mengantarkan aku loh waktu kontes karena kamu tidak bisa antar aku."
"Dia?" Tatu semakin ternganga dibuatnya.
Cleo mengangguk bersemangat. "Iya. Aku yakin dia baik."
Tatu merangkum bahu Cleo, menatap pada kedua bola matanya tegas. "Cleo! Ingat baik-baik! Jangan pernah mengobrol dengannya. Oke?! jangan! Janji padaku?" pintanya.
"Ah, kamu kenapa deh? Dia kan tidak melakukan apa-apa padaku, Tu."
Dan Tatu lupa, bahwa sahabatnya itu adalah gadis polos yang terkadang kelewat ingin tahu.
"Janji padaku. Aku enggak mau berteman nih ya?" ancam Tatu.
Cleo berat jika Tatu sudah mengancam begitu. Di dalam hatinya dia benar-benar tak mau jika harus berjanji begitu tanpa ada alasan yang jelas.
"Oke, aku akan menghindar sebisaku. Tapi aku tak bisa mengontrol bukan? Bagaimana kalau saat aku jalan ke warung tiba-tiba berpapasan dengannya? So, jangan salahkan aku ya?"
Tatu mengangguk setuju.
"Nanti aku ceritakan lagi soal si garong itu. Kamu lanjut baca komik deh. Aku mau mengerjakan tugas kuliahku dulu."