Saatnya untuk pemasangan cincin, Rei dan Alina saling memberikan tatapan yang sama-sama mengerikan. karena tidak ada yang tahu apa sebenarnya yang ada di dalam pikiran mereka berdua "Alina sayang ayok ulurkan tangan kamu. sudah saatnya untuk pemasangan cincin" Bisik Ny Maya ditelinga Alina.
Alina seperti orang setengah sadar "Oh cincin ya Bu" Hanya kata-kata itu yang mampu keluar dari mulut Alina.
"Ya sayang. Ayok jangan membuat orang-orang berpikir yang tidak-tidak. Kasihan Nak Rei yang sedari tadi menunggu tangan kamu".
Dalam keadaan terpaksa Alina mengulurkan tangannya. Suara hati ReiĀ seperti ada yang memukul-mukul Drum. Disaat menyentuh jari jemari Alina yang runcing membuat Rei tidak ingin melepaskannya begitu saja. Membuat tatapan Alina terlihat gelap. Alina ingin menarik tangannya kembali, tetapi ia masih bisa menahan dirinya demi kedua orang tuanya.
"Nak Rei ayok cincinnya dipasang" Bisik Ny Maya.