Hah.. haah…
Suara napas yang terengah-engah, Stalia tidak kuat lagi. Seakan napas akan habis Stalia berhenti dan membuka mulutnya.
"Dah..na.. kita.. huh..haah…di.. ma.. na? A..apa… yang.. sebe..haah.. haah.. sebenarnya.. ter.. jadi?"
"Nona.. haah.. nona.. Tidak ada waktu lagi, akan kami jelaskan setelah situasi aman. Ayo Nona terus melangkah!" Sepia menarik tangan Stalia, sementara Dana memegang tangan Stevan. Stevan yang diam saja seolah ketakutan dan tidak bisa berkata apapun.
Stalia mengikuti Sepia dengan susah payah, kakinya lecet akibat tergores ranting dan batu kerikil. Panah Api terlihat saat Stalia menengok kebelakang. Panah melesat ke segala arah dan terdengar suara berisik orang yang mengejar mereka memberikan instruksi.
Mereka berlari semakin jauh dan mendekati sungai. Hari semakin menampakkan matahari pagi. Suara burung berkicau mulai terdengar. Setelah lari beberapa lama, mereka akhirnya beristirahat di dekat sungai dan di bawah lereng yang membentuk cekungan dan seperti gua tempat berteduh. Stalia, dan Stevan masih syok dan mereka duduk diatas batu dengan pandangan kosong. Dana segera mengambil air sungai untuk mereka minum dengan wadah yang ia bawa. segera setelah mendapat air, Dana juga membasuh luka Stevan dan Stalia akibat lecet dengan air.
"Untuk sementara kita aman, tapi kita tetap harus waspada. Setelah mencari sesuatu yang bisa dimakan, kita lanjutkan menyusuri sungai sesuai perintah Sir Clark!" Sepia berkata dengan wajah khawatir.
"Bagaimana dengan Sir Clark? Apa dia baik-baik saja?!" kali ini stevan yang bicara, matanya berbinar dan bibirnya yang kering membuat wajahnya terlihat pucat.
"Stevan! Sir Clark akan menyusul kita jadi kita juga harus bisa selamat!" Stalia berteriak pada stevan seolah tidak mau hal buruk terjadi. Matanya juga berbinar tapi ia mengginggit bibirnya agar tangisannya tidak pecah.
"Siapa mereka?! Mengapa mereka memburu kita seperti penjahat?!" Stalia menoleh pada Dana dengan pandangan marah.
Dana dan Sepia hanya bisa saling melirik.
"Mereka, mereka orang jahat yang ingin mencelakai kita… Jadi Nona, tolonglah.. apapun yang terjadi, Nona harus bisa selamat. Paman Adam akan membantu kita. Jadi jangan putus asa Nona..!" Dana menjelaskan dengan mata sembab.
"Iya nona, Ayah dan Ibu Nona ataupun Nyonya Balry juga akan melindungi nona dan tuan muda. Jadi sebagai anggota keluarga Count Damaron Anda harus memenuhi perintah mereka. Kami akan membantu nona, jangan terlalu dipikirkan…" Sepia berbicara sambil memeluk Stalia, Stalia kemudian menangis begitu juga Stevan. Entah takdir apa yang menanti mereka tapi Stalia belum mengerti sebab apapun.
"Kenapa seperti ini Dana? Bukankah aku dan Stevan akan berlibur di tempat paman? Bukankah berlibur itu menyenangkan, hu.. huuu...?!" Stalia menangis sesenggukan , Dana mengerti, anak usia 9 tahun itu masih belum ingin mengerti situasi apa yang sedang terjadi. Begitu juga Stevan yang masih kecil tidak mengerti apapun.