Chereads / THE ZALCODDY FAMILY / Chapter 17 - Makhluk Hutan

Chapter 17 - Makhluk Hutan

Chrip… chrip…ciipp… ciipp

Kuukk… kuuukkk…

Suara burung…, suara daun dan ranting yang bergesekan… suara angin yang berhembus.

Dan perasaan hangat dan sesuatu yang membasahi pipinya.

"Ahh…." Stalia tiba-tiba membuka matanya lebar-lebar.

Sepertinya ia masih terbaring, ia melirik ke kanan dan ke kiri

"Deg..!" Ia tak bisa bergerak, melihat sesuatu tepat di sebelahnya dan di atas kepalanya.

Seekor makhluk berbulu dan mempunyai ekor yang sangat lembut berwarna merah kecoklatan.

Makhluk itu tiba-tiba menjilati pipinya dengan moncongnya dan kumisnya yang menggelikan.

"Tidak!" Dalam hati Stalia masih terkejut dan ia tak bisa bergerak.

Di sekilingnya ada makhluk lainnya juga dan mereka seolah berkelompok. Namun ia merasa hangat karena makhluk yang lebih besar dari yang tadi menjilatinya sepertinya sedang tidur, dan Stalia dalam pelukannya.

"Ahh… apa beruang?!tidak! apa aku akan jadi santapan?" Dalam hatinya berbicara. Stalia tidak bisa mengamatinya, ia bahkan tidak bisa bergerak. Dan hanya bola matanya yang bergerak ke kanan dan ke kiri.

Tiba-tiba makhluk kecil berbulu itu mengeluarkan suaranya

"kek..ke..ke..ke….he..he..heh!" Makhluk itu melompat ke atas perut Stalia dan menatap wajahnya.

Stalia melotot dan terkejut setengah mati.

"Hei.. manusia! Kau melotot padaku, huh!"

"…."

"Mama, Manusia lemah ini sudah sadar! Ke..ke..ke..!" makhluk itu tertawa..

'Rubah?! Itu Rubah..!Suaranya! bicara?! Apa aku salah dengar!' Stalia berkata dalam hatinya, tidak bisa berpikir jernih.

"Ah… Yose, berhenti bermain-main!" Makhluk besar berbulu yang sedari tadi memeluk Stalia kemudian berdiri dan ia melihat wajah Stalia.

'Deg!'

'Apa aku akan mati?!'

Stalia Kaget setengah mati, makhluk itu besarnya 3 kali tinggi Stalia. Stalia membayangkannya dengan ngeri, makhluk itu gagah, namun juga cantik. Matanya tajam dan bersinar berwarna kuning emas, bulunya juga berwarna coklat kemerahan sama seperti makhluk kecil tadi.

"Apa Kau terkejut nak…, hmm.. aku tidak akan memakanmu, atau menyakitimu!" Makhluk besar itu sekarang bicara dengan nada lembut.

"Bicara… kau… bi.. bicara?!" Stalia yang masih berbaring berkeringat dingin.

"tentu saja, Ah…, kau belum pernah mendengar kami? Mungkin kau makhluk kedua yang bisa mendengarkan kami!"

"Jika aku menakutimu, baiklah… mungkin penampilanku membuatmu takut.." lanjutnya.

Kemudian setelah beberapa saat sinar terang mengelilinginya, dan sekejap makhluk itu berubah menjadi seorang wanita yang cantik dengan gaun coklat.

"Bagaimana kalau seperti ini? Apa kau masih terjejut, ahaha…" Makhluk itu tertawa kecil.

"Yose..!" Wanita itu melirik Yose. Kemudian Yose juga berubah menjadi seorang gadis kecil yang manis berpipi tembam, mungkin tingginya lebih pendek dari Stalia.

"Apa ini?!" Stalia baru bisa terbangun. Ia duduk di posisinya. Ia baru sadar setelah bangun, di sekelilingnya ada makhluk serupa yang lain, namun ada yang berwarna coklat dan ada yang berwarna putih, mereka menatap ke arah Stalia.

"Dimana ini?! Apakah aku sudah mati?!" pikiran Stalia kacau, ia masih ingat sensasi saat tubuhnya menyentuh air dan semuanya menjadi gelap. Dan samar saat ia seolah bermimpi bertemu Dana. Kepalanya masih terasa nyeri. Lengannya juga terasa sakit.

"Tidak anak muda, Kau masih hidup. Seorang roh hutan telah meminta kami membantumu..!"

"Siapa?!"

"Dia telah menjadi bagian dari Hutan ini anak muda.., Jangan khawatir wanita itu telah memenuhi tugasnya dengan baik dan dia sudah tenang di hutan ini."

"Siapa dia?! Siapa wanita itu?! Aku bermimpi ...ugh...Dana?! Dana sudah menjadi bagian hutan ini? Apa maksud kalian?!" Stalia nampak khawatir dan kecewa, namun yang terbesit di pikirannya entah hanya Dana.

"Tidak.. tidak… mungkin! Dia berjanji membantuku dan kembali..!" Stalia menahan diri untuk tidak menangis.

"Ya, dia telah memenuhi janjinya dan kembali padamu anak muda?! Apa kau tidak ingat?!"

"..."

Stalia menahan tangisnya, kenapa orang yang peduli padanya satu persatu menghilang. Ia bahkan khawatir bagaimana nasib Stevan. Ia menggenggam erat tangannya seolah ingin marah pada takdir. Kenapa sesuatu yang tidak ia mengerti tiba-tiba terjadi dalam hidupnya.

"Anak muda…!" Tiba-tiba seorang lelaki tua, berjenggot panjang menghampirinya. wajahnya nampak keriput, ubannya menutupi hampir seluruh rambutnya, namun ia terlihat masih sehat.

"…"

"Anak muda, takdir telah membawamu kemari. Saat kau datang, hutan ini berisik seolah berteriak. Namun hutan ini juga menyelamatkanmu dari mereka. Hutan ini pula yang membawamu kemari. Klan kami sudah beberapa ratus tahun tidak pernah berinteraksi dengan manusia ataupun membuat kontrak dengan mereka."

"Hutan pula yang melindungi kami, dari manusia luar… mungkin ini pertanda baik dan buruk..! Namun nak, kami ucapkan selamat datang di Klan kami, Klan Rubah!" lanjutnya dengan suara serak.

"…! Ru... Rubah!" Stalia Gelagapan.

"Anak muda, Klan kami adalah klan rubah. Kami satu dari beberapa klan yang mungkin hidup bersembunyi dari manusia. Kami tidak ingin menimbulkan konflik dan di anggap sebagai orang jahat, kami hidup di sini bersembunyi selama ratusan tahun. Mungkin kami menjadi dongeng di luar sana…" Wanita yang tadi berubah bersama Yose menjelaskan.

"…"

"kami, bukan orang jahat ya.. huh!" Yose yang berpipi tembam nampak mengerucutkan bibirnya seolah marah dan membuang muka.

"Mungkin dia masih bingung Yeta." Pria tua itu menambahkan.

"Sepertinya begitu tetua!" Wanita bernama Yeta yang bersama Yose itu menjawab dengan lembut.

Tiba-tiba semua semua makhluk yang berwujud rubah, mengubah dirinya menjadi manusia. Mereka saling berbisik.

Stalia nampak tak percaya. Namun semua orang di situ seolah melihat Stalia dengan wajah penasaran dan ada pula yang riang gembira seolah telah datang seorang dewi.

"Kenapa semua orang menatapku seperti itu?!"

"Ahaha… mereka semua sangat penasaran, karena baru pertama kali melihat manusia" Yeta menjelaskan.

"Mereka juga penasaran, apakah bisa membuat kontrak denganmu juga.." Tambah Yeta.

"Kontrak?!"

"Iya kontrak! Bagi kami kontrak dengan manusia menjadi barang yang sangat berharga dan meningkatkan status kami. Kami juga dapat mempunyai mana yang berkali-kali lipat jumlahnya. Ah, mungkin sebaiknya kau istirahat dulu anak muda, lenganmu sebelah kiri mungkin patah karena kau terjun ke sungai terlalu keras menyentuh air.." Yeta mengelus lengan kiri Stalia.

"….."

"Kau masih bingung, aku akan menjelaskannya besok! Sekarang makan dan istirahatlah.."

"Yose..! Temani dia dan jangan lupa peluk dia ya agar tidak kedinginan.." Yeta memberikan instruksi pada Yose.

"Baik, mama!" Bocah berpipi tembam itu langsung berubah menjadi rubah kecil sebesar Stalia, lalu ia melingkari tubuh Stalia dan memeluknya.

"Ke..ke..ke.., makan dan segera tidur bocah!" Yose masih bisa bicara pada Stalia dengan angkuh.

Namun Stalia tidak bisa menolak sensasi bulu lembutnya yang memberikan sensasi sangat menenangkan.

'Ah.. sangat lembut dan hangat!' ia bergumam dalam hati.

Ia makan buah sambil mengelus ekor Yose yang lembut. Yose hanya diam dan memainkan ekornya yang berusaha di sentuh oleh Stalia.

Hari itu berlalu dengan Stalia yang di kelilingi oleh rubah-rubah lain yang meminta disentuh ekornya juga. Anak-anak rubah lain mereka sangat antusias. Yose sepertinya paling senang karena ia selalu di dekat Stalia dan Stalia selalu menyentuh ekornya. Yose akan berdebat dengan Rubah lain dan menentukan siapa yang paling banyak di sentuh.

Stalia melihat mereka dan tersenyum kecil, mereka sangat manis dan lucu, seolah hidup mereka tenang dan damai. Ia kembali dalam pikirannya yang kacau. Keluarganya, Paman Clark, Paman Adam, Sepia dan Dana. Ia menangis sambil memejamkan matanya. Stalia juga teringat, apa benar yang terjadi kepadanya seperti mimpi bertemu Dana memang nyata. Ia bahkan mempunyai pikiran yang buruk. Apa memang hutan viness meminta tumbal. Ia bahkan tak percaya apakah Dana masih hidup atau memang sudah menjadi bagian dari Roh Hutan ini.