"ugh…!"
Stalia membuka matanya seolah hal yang tadinya begitu gelap berubah menjadi suasana yang mendung, secercah cahaya terlihat namun serasa hanya kelabu. Kabut putih tebal di tengah hutan. Suara gemerisik air sungai yang terdengar, serta kicauan burung yang bersahutan. Pohon-pohon pinus besar menjulang tinggi. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri. Telinganya seolah berdengung dan kepalanya sakit. Ia mulai bangun dari terbaring di atas tanah yang lembab dan penglihatannya kadang buram dan kadang berputar, Tak begitu jelas terlihat di sekitarnya. Ia melihat punggung wanita seperti melihat Dana. Pakaiannya juga sama persis seperti saat mereka berpisah. Dana berjongkok tidak jauh dari tempat Stalia berbaring.
"D..Dana?!" dengan suara lirih ia memanggil Dana yang berjongkok.
Wanita itu lalu berdiri kemudian berbalik ke arah Stalia, melihat wajah Stalia kemudian tersenyum seperti biasanya. Ia tak berkata apapun dan hanya berdiri dan tidak menghampiri Stalia.
"Dana, kau baik-baik saja?!" Stalia berusaha mendekati Dana yang tersenyum padanya. Namun Dana menggelengkan kepalanya masih sambil tersenyum. Seolah berkata jangan mendekat.
Stalia yang sempoyongan, seolah belum yakin apa ini mimpi atau kenyataan. Kepalanya sangat sakit. Namun senyuman Dana seolah berkata ini nyata.
"Dana…"
"D..Dana, kita masih harus menyelamatkan diri dan … dan .. pa..paman Adam..Agghh..!" Stalia kesakitan dan memegangi kepalanya.
Tiba-tiba Kabut perlahan menghilang. Stalia melihat Dana berbalik melihat kearah lain dan seolah tersenyum kepada orang lain selain Stalia. Saat kabut perlahan menghilang. Mulai tampak wajah hutan di sekitar Stalia.
"Di dimana ini…? ke..kenapa?!" Stalia berbicara sendiri keheranan.
Terdengar gelak tawa anak-anak disekitarnya. Dana juga terseyum pada seseorang. Tak Jauh darinya setelah kabut menghilang, di dekat Dana ada anak-anak kecil baik perempuan maupun laki-laki yang manis seolah sedang berbicara pada Dana. Rambut mereka berwarna merah coklat, ada pula yang pirang dan juga berwarna hitam. Di dekat mereka juga sedang duduk beberapa orang dewasa yang terlihat bahagia dan seolah bercengkrama dengan lainnya.
"Dana! Dengan siapa kau bicara?! Kenapa banyak orang?" Stalia terlihat bingung dan masih dalam posisinya berdiri.
Dana berbalik, lalu menghampiri Stalia. Dana tersenyum lembut dan menyentuh pipi Stalia dengan penuh kasih.
"Lady..lady" Suara Dana seolah berdengung di kepalanya. Ia merasakan sakit dan memegangi kepalanya lagi.
"Tidak apa! Mari berbaring disini..!" Suara lembut Dana yang sedikit menenangkannya. Stalia kemudian berbaring di pangkuan Dana. Dana mengelus rambutnya dengan lembut seperti biasanya dan berbisik.
"Lady Stalia, Semua akan baik-baik saja. Anda harus istirahat. "
"Mereka akan membantu Anda"
"…." Sayup sayup suara lembut Dana seperti seorang yang menyanyi lembut. Stalia sedikit tenang.
"Lady, maafkan saya... anda yang berjuang sendirian. Saya akan membantu anda sebisa mungkin. Roh hutan ini juga akan membantu anda… " Dana tersenyum lembut dan masih membelai rambut Stalia.
"Dana…" Suara Stalia lirih, Ia hanya bisa melihat samar wajah Dana. Suara angin dan suara dedaunan dan ranting seolah juga sedikit menenangkannya.
"Kelak, saya tidak bisa membantu anda, hanya ini yang bisa saya lakukan nona…. Saya sudah baik-baik saja di sini. Mereka semua membantu kita..!" Dana tersenyum namun sekali lagi Stalia tidak bisa melihat dengan jelas. Ada rasa hangat yang menyentuh pipinya, seolah air mata Dana menetes di wajahnya. Kemudian Stalia merasa matanya sangat mengantuk dan ingin terpejam, sesaat itu juga ia hilang kesadaran, seperti bermimpi dalam tidurnya yang tenang.