"Apa belum ada kabar dari pasukan divisi 2?" Seorang pemuda berambut hitam, bermata coklat ke-emasan terlihat maskulin mengenakan jubah kebesaran menara sihir berwarna hitam perak bertanya pada seorang prajurit.
"Untuk saat ini hanya kabar mereka berhasil melacak buronan dari para pedagang ilegal. Mereka kabur lewat hutan viness.." Seorang ajudan yang berdiri di belakang kursi Sir Dawson melaporkan situasi yang terjadi padanya.
Raut muka Sir Dawson yang tadi tenang seolah berubah menjadi muram dan dingin. Wajahnya yang tampan serta perawakannya yang ramping dan tinggi banyak di kagumi oleh gadis-gadis istana, namun siapa yang mengira, orang yang terlihat sangat menyejukkan dan punya wibawa seolah dia adalah seorang malaikat itu bisa menunjukkan wajah yang tidak suka dan dingin seperti itu.
Pertemuan ini seolah berada dalam suasana di mana semua orang akan memutuskan dimana mereka akan memberikan suaranya. Semua petinggi ini punya motif tersendiri, pertamuan antara petinggi dan beberapa keluarga bangsawan berkumpul, termasuk ketua pertemuan itu adalah penasehat kerajaan Almatheira, Lord Bain Dawson.
Pertemuan itu tanpa dihadiri Kaisar Almatheira yang sedang terbaring sakit.
"Kita tidak bisa menunggu lama, kesehatan kaisar semakin menurun dan putra mahkota masih belum cukup umur Lord Bain!" Duke Roybald berbicara menunjukkan kekhawatirannya pada kondisi kerajaan tanpa kaisar.
"Duke Royblad, anda terlalu khawatir. Kita masih punya Lord Bain yang akan membimbing putra mahkota!" Marquis Lenn menimpali perkaataan Duke yang seolah tidak senang.
"Sir Dawson, kita harus membasmi sumber penyakit iblis itu sesegera mungkin. Pengguna api biru harus di interogasi. Mungkin mereka juga sudah merencanakan pemberontakan. Atau habisi saja mereka! Toh pengguna api biru akan terus terlahir kembali!" Duke Sephino mengemukakan pendapatnya.
Sir Dawson hanya diam. Tatapan Lord Bain merasa tidak suka, kemudian ia membuka mulutnya setelah lama diam.
"Duke Sephino, pengguna Api biru tidak bisa dimusnahkan begitu saja! Bagaimanapun keseimbangan energi harus tetap ada! Oleh karena itu aku sudah memerintahkan pasukan sihir Sir Dawson dan juga para kesatria untuk berpatroli menangkap mereka..!" Suaranya yang berat membuat semuanya terdiam.
"Makanya kalian memburu keluarga Damaron? Hanya karena keluarga istrinya adalah pengguna sihir api biru? Juga kalian membakar puluhan rumah pengguna sihir api biru?" Count Ellias berbicara dengan nada menyindir, seolah tidak suka cara mereka membuat keputusan.
"Mereka terkontaminasi penyakit iblis hitam Count Ellias, kami tidak sembarangan mengambil keputusan!" timpal Sir Dawson.
"Jadi apa kalian sudah membasmi sumbernya? Wabah ini seperti kutukan saat pertama kali Kaisar terkontaminasi. Bukankah, kaisar juga pengguna sihir api biru?"
"Aku tidak meragukan kekuatan Sir Dawson, Bagaimanapun terlepas dari usiamu yang masih 17 tahun. Kau sudah sangat bekerja sangat keras di usia muda Sir…!" lanjut Count Ellias.
"Count Ellias!!" Lord Bain berteriak seolah otot tenggorokannya akan keluar.
Semua orang diruangan itu diam.
"Anda harus menjaga ucapan Anda Count!" Duke Sephino memperingatkan Count Ellias.
"Baiklah! Aku kira aku tidak diundang dalam pertemuan ini, Suarakupun mungkin tidak akan membantu, apa boleh buat…. maka aku permisi dulu Lord Bain.." Count Ellias kemudian bangkit dari kursinya memberikan salam lalu pergi berlalu begitu saja, tidak peduli dengan pembahasan pada pertemuan itu.
"Heii.. Count.. Count Ellias..!!" Marquis Lenn berteriak memanggilnya untuk kembali ke kursinya namun tidak digubris. Seisi ruang pertemuan ini yang kurang lebih ada 15 orang mulai saling berbisik. Tatapan Lord Bain seolah dingin dan marah. Ada beberapa Fraksi di kerajaan yang tidak sepenuhnya mendukung keputusan penasehat kerajaan.
Kerajaan Almatheira terbagi menjadi 3 fraksi kubu, kubu yang mendukung Lord Bain, kubu bangsawan menengah seperti Count Ellias yang biasanya netral dan kubu keluarga Ratu yang mendukung putra mahkota. Ratu dan penasehat Lord Bain tidak saling cocok oleh karena itu sering kali kebijakan Lord Bain lebih banyak merugikan posisi Ratu.