Fajar mulai menyingsing, terdengar sayup-sayup ramai orang berbicara dan suara kuda mengikik. Stalia bangun dari tidurnya. Dana, Sepia dan stevan sudah terbangun lebih dulu. Stevan yang terlihat belum sepenuhnya bangun masih dalam pangkuan Sepia.
"Dana , kenapa diluar berisik sekali? Sampai dimana kita?"
"Kita sedang menunggu giliran pemeriksaan di gerbang perbatasan nona. Apa nona sudah lapar? Untuk sementara makan bekal ini dulu nona." Dana menyodorkan roti isi dari tas katongnya yang kemarin malam dikemas untuk perjalanan. Stalia melirik Stevan dan Sepia, khawatir mereka belum makan karena hanya sisa satu roti lapis.
"Oh, tenang saja nona kami sudah makan sebelum anda bangun termasuk Sir Clark."Dana tersenyum dengan lembut tahu maksud Stalia melirik mereka.
Sebelum melewati jalan di Daerah Kerajaan Volkan para musafir dan pedagang atau siapapun yang hendak keluar dari wilayah kerajaan Almatheira harus melakukan pemeriksaan di gerbang perbatasan. Untuk mencapai wilayah kerajaan tetangga, kerajaan Volkan dimana paman Adam tinggal ada dua jalur yang bisa dilalui, jalur paling aman melewati kota Telvoys dan desa desa di sekitarnya namun membutuhkan waktu yang lebih lama karena jalan yang berputar. Sedangkan jalan tercepat melalui jalur di hutan viness dimana yang biasa lewat adalah para pemburu hewan langka dan jalur perdagangan gelap untuk menyelundupkan budak. Jalur di hutan viness terkenal banyak sarang penyamun dan markas pemburu. Hutan viness, merupakan hutan belantara yang sangat luas di wilayah kekuasaan kekaisaran Volkan. Saat petang tiba seringkali membuat para penjelajah tersesat karena kabut, dan banyak sekali hewan buas yang bahkan jenisnya belum diketahui oleh para ilmuwan kerajaan. Semakin jauh kedalam hutan, hutan viness semakin misterius. Para penyamun dan pemburu membuat markas mereka di sekitar pinggir hutan viness. Bahkan mereka tidak berani semakin menjauh kedalam hutan, mungkin sebagian wilayah hutan bahkan belum terjamah oleh manusia.
"Nona, tadi Sir Clark menyuruh kita berpura-pura sebagai kakak beradik, jadi kalau ada petugas memeriksa, sebaiknya nona dan stevan diam saja, maaf nona tapi ini hanya untuk sementara saja.." (Dana)
"Begitukah ? baiklah aku mengerti.." Stalia hanya bisa diam dan mengangguk begitu juga Stevan.
Sayup terdengar suara Sir Clark dan seorang petugas yang sedang melakukan pemeriksaan.
"Apa yang kau bawa Tuan?" seorang petugas bertanya pada Sir Clark.
"Oh, aku membawa sedikit gandum dan beberapa barang untuk bekal kami di perjalanan."
Kemudian petugas itu memeriksa bawaan mereka. Dua orang petugas menyingkap penutup kain tirai penutup di bagian belakang.
"Siapa mereka? Apa kau menjual budak?" tanya si petugas curiga.
"Mereka adalah anak-anakku…" jawab Sir Clark santai untuk mengurangi kecurigaan petugas.
"hmmm… kenapa kau membawa mereka? Dimana istrimu?"tanya petugas lagi
"istriku meninggal belum lama ini karena sakit. Aku mendapat pekerjaan baru di tambang batu Elshire. Kami akan pindah kesana. Aku sudah kehilangan pekerjaan disini dan aku tidak bisa meninggalkan anak-anakku!"
"hmm… " petugas nampak ragu dan berpikir sejenak, kemudian seorang petugas lagi menghampiri mereka.
"tunjukkan papan bypassmu..!" petugas kedua tanpa basa-basi meminta dengan sinis.
Sir Clark menunjukkan papan kayu kecil dengan cap bertanda persetujuan dari wilayah setempat untuk meninggalkan kota dan menuju ke kerajaan Volkan. Kemudian petugas itu mengeluarkan batu sihir untuk mengecek keaslian tandanya. Tanpa ada masalah tanda itu terbukti asli.
"Hei sudahlah, kita masih banyak pekerjaan, lihatlah antrian pemeriksaan yang panjang karena kekacauan akhir-akhir ini, biarkan dia lewat!" petugas pertama menyuruh petugas kedua untuk menyelesaikan pekerjaan mereka dengan cepat.
"Bukankah pemeriksaan harus ketat, Bisa jadi buronan itu menyelinap disini kan?" petugas kedua menimpali.
"Apa kau bodoh? Tidak mungkin buronan lewat perbatasan yang ramai dan ada pengecekan seperti ini. lagipula aku tahu buronan prajurit itu, bukankah beberapa saat lalu gambar mereka sudah disebarkan. Lihatlah itu, tidak mirip sama sekali! Untuk sementara tidak ada yang mencurigakan. Biarkan mereka lewat, kita banyak pekerjaan!" petugas pertama dengan sinis mengatakan kepada petugas ke dua yang nampak kebingungan dengan rekannya yang arogan itu, sambil melihat selebaran yang ditempel di pos mereka.
"Baiklah, kau lewat…" petugas kedua menyuruh mereka lewat sambil memberikan papan bypass mereka.
Sir Clark dengan lega meninggalkan pos pengecekan di gerbang itu tanpa ada masalah. Dana dan Sepia yang tadi menguping di dalam kereta juga merasa lega. Suara kereta kuda yang bergejolak mulai terdengar melaju dengan kencang menuju jalan di hutan viness. Namun yang masih mengganjal di hati Sir Clark adalah gambar buronan. Di papan pos terdapat tujuh gambar dan 2 diantara gambarnya sepertinya Sir Clark tahu siapa dalam gambar itu. tapi prioritas Sir Clark sekarang adalah bisa melewati jalan di pinggiran hutan viness dengan selamat.