Sepulang dari sekolah, aku hanya bisa menatap tajam kak Riki. Biasanya aku akan tidur siang, namun mengingat kalau ada makhluk lain di rumah ini rasanya sedikit aneh saja.
Mengetuk-ngetuk jari telunjuk di meja. Aku lantas melirik televisi di ruang tengah dan kak Riki secara bergantian.
Entahlah, aku tak sepenuhnya paham dengan yang terjadi saat ini. Maksudku, dia benar-benar membawa banyak baju. Bukan hanya itu, ucapan bibik tadi juga seolah-olah mengatakan bahwa laki-laki ini akan tinggal di rumah ini selamanya.
"Waktu SMP kakak kayak gimana?" tanyaku yang mulai dilanda bosan.
Entahlah, aku hanya sebatas ingin tahu saja. Semula sih aku ingin menunggu sampai kak Riki sendiri yang bercerita namun diam saja seperti ini membuatku tak nyaman.
"Biasa aja, sama kayak sekarang. Temen cewek banyak," ujarnya.
"Dan cuman satu yang kakak anggap dekat," lanjutku menambahkan.