Chereads / Pernikahan Pahit / Chapter 23 - Terbongkar?

Chapter 23 - Terbongkar?

"Ada sesuatu hal penting yang ingin aku beritahu padamu Christ!" kata Astrid setelah tiba-tiba ia masuk ke dalam ruang kerja Christian. Sepertinya Astrid sudah tidak sabar ingin melihat akhir dari pernikahan Christian dan Laura. Dengan begini semakin besar kesempatannya untuk menggantikan posisi istrinya di hati lelaki tersebut.

"Ada apa? Apa sangat penting sampai kamu seserius ini?" jawab Christian yang terkejut melihat kedatangan Astrid yang mengagetkannya.

"Kamu harus selidiki istrimu, sepertinya dia ada main dengan lelaki lain,"

Astrid menghentikan kegiatan menulisnya. Sejenak dia mencoba mencerna kalimat yang diucapkan Astrid barusan padanya.

"Maksud kamu apa Trid?" tanya Christian. Ia ingin memastikan jika yang di maksud Astrid bukan seperti yang ia pikirkan.

"Ku rasa istrimu selingkuh darimu,"

Mata Christian bergetar mendengar jawaban dari Astrid. Kenapa Astrid tega mengatakan hal ini padanya? Laura? Melakukan hal ini pada Christian? Sepertinya ini hal termustahil yang pernah Christian dengar. Bagi Christian, Laura adalah wanita terbaik yang pernah dia temui. Dia mengerti keadaanya dan tidak banyak menuntut seperti wanita kebanyakan.

"Jangan becanda. Ini tidak lucu," jawab Christian pada akhirnya setelah berperang dengan pikiran negatifnya.

"Aku serius. Aku mengatakan ini karena kamu sahabatku Christ. Aku tidak bisa hanya diam saja mengetahui kamu dihianati seperti ini," kata Astrid. Seperti biasanya ia selalu berlindung di balik kata sahabat untuk selalu ikut campur dalam kehidupan Christian.

"Laura nggak mungkin melakukan hal kotor seperti itu. Aku tahu dia bukan orang yang seperti itu. Tolong jangan menuduh istriku dengan hal buruk seperti ini Trid," ucap Christian mencoba tidak percaya dengan apa yang sudah dia dengar baru saja. Meskipun sebenarnya ia juga khawatir jika benar terjadi hal seperti itu. Dia akui jika selama ini hubungan mereka masih jauh untuk status sebagai suami dan istri.

"Karena itu aku memintamu untuk menyelidikinya. Kalau kamu melihat dengan mata kamu sendiri kamu pasti akan percaya dan berterima kasih padaku karena sudah memberitahumu. Kalau sekarang kamu nggak percaya sama aku, aku bisa memakluminya kok,"

"Lalu apa kamu melihat dengan mata kepala kamu sendiri Laura berselingkuh dariku? Jalan dengan lelaki lain? Atau ngelakuin hal yang nggak-nggak?"

"Emm.. nggak sih.. tapi.."

"Sudahlah Trid. Kalau kamu nggak punya bukti berarti itu hanya spekulasimu saja. Kalaupun ada sesuatu yang salah dengan istriku biar aku sendiri saja yang mengurusnya. Kamu nggak perku ikut campur dalam urusan rumah tanggaku dengan Laura," kata Christian. Ia lantas berdiri dan berniat meninggalkan Astrid karena sudah muak dengan kalimat demi kalimat yang keluar dari mulut sahabatnya itu. Tapi sebelum keluar, Christian berdiri di ambang pintu ruangannya.

"Terima kasih untuk perhatianmu selama ini padaku. Tapi kamu nggak perlu khawatir aku bisa mengurusnya sendiri. Percayalah padaku.. Mulai sekarang kamu harus lebih fokus untuk kehidupanmu sendiri Trid," kata Christian lalu benar-benar pergi meninggalkan Astrid.

Astrid menghela napas panjangnya melihat reaksi Christian yang tidak percaya padanya. Tapi dia tidak bisa tinggal diam, dia akan mencari bukti untuk membuat Christian percaya padanya jika istrinya benar-benar ada main dengan penyanyi itu.

"Ah benar.. harusnya aku beritahu Christian jika lelaki itu adalah penyanyi yang bekerja di kafenya. Bodohnya aku," runtuk Astrid menyesal karena sudah melewatkan kesempatan untuk memberitahu Christian hal penting itu. Untuk saat ini Christian pasti sedang tidak ingin bertemu dengannya.

"Baiklah, kita tunggu saja. Sampai kapan bangkai itu masih bisa dia sembunyikan. Cepat atau lambat Christian pasti tahu kebenarannya. Dan dia akan percaya jika istrinya yang ia anggap wanita baik-baik selama ini nggak seperti dugaannya," kata Astrid bermonolog.

Christian masuk ke dalam toilet dan membasuh mukanya. Kata-kata dari AStrid tadi terus menganggu pikirannya. Walaupun mulutnya berkata jika ia tidak mempercayai hal itu tapi tidak dengan hatinya. Ia benar-benar takut jika hal itu benar-benar terjadi.

Christian memandang pantulan wajahnya di cermin yang ada di depannya. Di sana terlihat sosok dirinya yang jauh dari sempurna sebagai seorang suami. Jika Laura menghianati dirinya sudah pasti itu karena dirinya yang tidak becus menjadi suaminya. Sebagai suami menyentuhnya pun dia tak mampu.

Saat Christian masih sibuk berseteru dengan pikirannya tiba-tiba ponselnya berbunyi dan ada nama Laura muncul di layar gawainya. Christian lalu membuka pesan tersebut.

Laura : Ayah minta kita mampir nanti malam. Apa kamu bisa?

Christian : Iya.

Laura : Kalau begitu, nanti kamu jemput aku sepulang dari kantor.

Christian : Iya.

Christian lalu memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku jas nya. Dia merauk udara sebanyak-banyaknya dan mengeluarkannya dengan pelan. Setelah dirasa pikirannya tenang, ia keluar dari toilet untuk melanjutkan pekerjaannya. Dia harus tampak biasa saja di depan Astrid agar Astrid mengira jika dirinya tidak percaya dengan tuduhan yang Laura ucapan untuk Laura tadi.

Sementara itu Laura tampak bingung setelah mengirim pesan pada suaminya barusan. Hal itu karena Christian hanya membalas pesannya dengan satu kata tidak lebih.

"Apa dia marah padaku ya? Tapi kenapa? Atau jangan-jangan Astrid sudah mengatakan hal yang nggak-nggak tentangku di depan Christian?? Tapi itu bukan hal yang nggak-nggak. Itu memang benar," ucap Laura.

Dia khawatir jika perbuatannya secepat ini terungkap oleh Christian. Dia belum siap jika harus berhadapan dengan Christian yang mengetahui perbuatan kotornya.

Laura sangat egois saat ini menginginkan keduanya. Christian dan Aldi dua pilihan yang belum bisa ia putuskan. Meskipun Aldi jauh lebih membuatnya nyaman tapi entah kenapa dia tidak ingin berpisah dari Christian.

Apa karena harta? Sepertinya Laura bukan tipe wanita yang gila harta selama ini.

Pikiran Laura menjadi kacau saat ini. Dia tidak tahu bagaimana harus berhadapan dengan Christian nantinya jika benar suaminya itu sudah mendengar kabar buruk tentangnya ini dari orang lain.

"Ya Tuhan,, maafkan aku yang sudah sangat berdosa ini," guman Laura.

"Kenapa?" tanya seseorang dari balik pintu ruangan Laura.

Suara berat itu mengagetkan Laura yang sedang kacau.

"Tidak apa-apa," jawab Laura bohong. Dia menghindari tatapan mata Aldi agar lelaki itu tidak tahu jika dirinya sedang berbohong.

Aldi lalu berjalan mendekati Laura.

"Jangan bohong, aku tahu itu,"

Aldi menatap mata Laura yang hampir basah. Dia lalu meraih kepala wanita itu dan menenggelamkannya di dadanya. Mengelus pelan kepalanya dan menepuk-nepuk punggungnya.

"Semua akan baik-baik saja. Nggak ada yang perlu kamu khawatirkan. Aku selalu ada untukmu. Kamu nggak akan pernah sendirian," ucap Aldi pada telinga Laura.

Mendengar hal itu hati Laura kembali hangat. Mungkin merupakan hal gila baginya hanya dengan mendengar suara lelaki itu bisa membuat hatinya tenang kembali. Sebenarnya kelebihan apa yang di miliki Aldi sehingga mampu membuat wanita seperti Laura sampai berbuat sejauh ini?