Nenek Jeno Kini Mulai Sakit-sakitan Karena Umurnya Yang sudah Sangat Tua. Tiba-tiba Seseorang Mengetuk Pintu!!
Tok.Tok.Tok... ( Suara Ketukan Pintu )
Nenek Jeno Sedikit Terkejut Melihat Pria Si Pemilik Tanah Yang Kini Telah Di bangun Rumah Olehnya.
" Apa Yang Membuatmu Datang kemari? " Tanya Nenek Jeno Yang Berdiri di samping Pintu Kayu Rumahnya.
" aku Ingin Tanah Ini Di Kembalikan Kepadaku " Ucap Pemilik Tanah
Nenek Jeno Merasa Jantungnya Sedikit Sakit dan Mencoba Untuk Menahannya, Nenek Berada di Rumah Seorang diri Ketika Bertemu Si Pemilik Tanah.
" Rumah Ini sudah Di Bangun Puluhan Tahun, Dan Tanah Ini Juga Telah Di Berikan Oleh Tuan Ali Untuk Aku bangun Rumah di atasnya " Ucap Nenek dengan Terbata-bata.
" Apakah Ayah Saya sudah Menandatangi Tanahnya? Belumkan?? Tanah Ini Masih Sah Milikku Dan Harus di Kembalikan Kepadaku " Ucap Si Pemilik Tanah.
Ketika Pembicaraan Antara Nenek Jeno dan Pemilik Tanah, Pak Asri ( Nelayan ) Melihat Nenek Jeno sepertinya Sedang di Tindas Oleh Seseorang, Dan iapun Mendekat.
" Apa Yang Coba kau lakukan kepada Seseorang Yang sudah Tua?? Apa kau mencoba Untuk Memerasnya?? " Tanya Pak Asri dengan Kesal.
" Tanah Ini Milik saya, Dan Rumah Ini Harus Di Hancurkan " Ucap Si Pemilik Tanah.
" Bukankah Pemiliknya Telah Meninggal!! Harusnya Tanah ini sudah di tanda tanganinya dan Di Beri hak Kuasa Kepada Nenek Mina ( Nama Asli Nenek Jeno ) " Ucap Pak Asri
" Dimana Surat Tanahnya Nek ?? " Tanya Pak Ali Kepada Nenek Jeno
" Suratnya Sudah Hilang Beberapa Tahun Yang lalu " Ucap Si Nenek.
" Tapi Pak Ali sudah Menandatangani Suratnya" Jelas Nenek Lagi Yang Berusaha Mempertahankan Tanah Yang seharusnya Sudah Miliknya
" Dengarkan, dia Mengatakan bahwa Tanah Ini sudah di tanda tangani Oleh Pak Ali Dan telah di berikan Untuknya " Ucap Pak Asri
" Tapi Tak ada Bukti, Bukti Tanda Tangan Ayah saya " Ucap Pemilik Tanah
" Maaf Nek, Jika Buktinya tak ada, aku Juga tidak Tahu harus Bagaimana Lagi " Bisik Pak Asri kepada Nenek Jeno
Jantung Nenek Merasa Sakit dan Tak Bisa di Tahan Lagi, Dan Akhirnya Nenek Jeno Jatuh Pingsan dan tak sadarkan diri.
Nenek Jeno Berada Di RS dan berada di Ruangan UGD. Jeno, Gebin dan Rey juga Pak Asri sedang Menunggu di ruang Tunggu depan UGD!
" Bagaimana Nenek Bisa Jatuh Pingsan? " Tanya Gebin kepada pak asri.
" Seseorang Meminta tanahnya Kembali!! " Jawab Pak Asri
" Tanah? Tanah Apa?? " Tanya Jeno
" Tanah yang kini di tempati Oleh Nenek Kalian, adalah Tanah Milik Orang Lain, Dan Sekarang Pemilik Tanah ingin Rumah nenek kalian di hancurkan dan akan di bangun supermarket di atas tanahnya " Jelas Pak Asri
" Bukankah Pemiliknya Sudah Meninggal dan surat tanahnya juga sudah di tandatangani!! Kenapa Ada orang lain yang ingin Mengambilnya?? " Tanya Jeno kembali
" Nenekmu menghilangkan Surat Tanahnya, Dan anak dari Pemilik tanah Tersebut datang untuk meminta haknya kembali, aku tidak tahu harus bagaimana, Jadi aku hanya bisa Membela nenekmu tanpa adanya bukti " Jawab Pak Asri
" Berikan aku alamatnya " Ucap Jeno..
Jeno Mencari Alamat Pemilik Tanah Tersebut, Dan akhirnya Menemukannya, Jeno memasuki sebuah halaman Rumah tapi sepertinya tak ada siapapun disana, Seseorang Lewat dan Melihatnya.
" Apa Yang kau lakukan disana" Tegur salah satu tetangga.
" Apa kau tahu, Kemana Orang dirumah ini?? " Tanya Jeno
" Baru saja orang itu pergi, Membawa Seluruh Barang"nya " Jawab Si Tetangga
" Kemana dia pergi? " Tanya Jeno Lagi
" Aku tidak tahu " Jawab si tetangga lalu Pergi.
Di RS Dokter yang memeriksa Nenek Jeno Keluar dari UGD.
" Bagaimana dengan Nenek ku? " Tanya Gebin Khawatir
" Nenek kalian terkena serangan Jantung, Dan harus Segera di Operasi Sebelum Terlambat " Jawab Pak Dokter.
" Berapa Biaya Operasinya?? " Tanya Gebin
" Kalian bisa ke Tempat Administrasi dan Menanyakan harganya!! Permisi " Jawab Pak Dokter lalu Pergi.
Gebin dan Rey Menuju Ke tempat Administrasi untuk Menanyakan harga Operasinya.
" Aku ingin bertanya!! Berapa biaya Operasi Jantung atas nama Minarti?? " Tanya Gebin
" Tunggu, aku akan Memeriksanya " Jawab Suster yang berada di Tempat Administrasi
" Semua 25 Juta Beserta dengan Biaya Perawatannya setelah Operasi " Jawab Suster
Gebin dan Rey merasa Terkejut, Dia tak tahu harus meminta uang darimana, Sedangkan Ayah dan Neneknya Tidak akur Semenjak Kematian Ibunya. Ayahnya juga tidak Begitu Menyukai Neneknya, Hanya saja Karena Hukuman kepadanya dan Jeno juga Rey, Ayahnya Terpaksa Mengirimnya Ke Neneknya tanpa uang sedikitpun.
" Apa Yang harus kita lakukan?? Nenek Butuh Biaya dan kita tidak Memiliki Uang sama Sekali" Tanya Rey.
Ketika Mereka Berdua Mencoba mencari Solusi, Gebin tak sengaja melihat Lia berada di ruang Tunggu sedang Menangis, Gebinpun Mencoba Mendekat diikuti Oleh Rey.
" Ada apa Denganmu?? " Ucap Gebin membuat Lia Terkejut.
" Ada apa denganmu Lia?? Mengapa Kau Berada di RS? Dan Mengapa Kau Menangis?? " Tanya Rey Juga.
" Aku tidak apa-apa!! " Jawab Lia Lalu Menghapus air matanya, Ia Sepertinya Tak ingin Memberitahu masalahnya Kepada Orang Lain.
Gebin Lalu Ke Tempat Administrasi dan Berbicara Dengan Susternya.
" Aku ingin Bertanya lagi!! ada apa dengan Wanita itu?? " Tanya Gebin
" Oh, Dia baru saja Menanyakan Biaya Operasi Neneknya Juga, Dan Ketika aku Mengatakannya Ekspresi nya Berubah Menjadi Sedih " Jawab Suster.
" Berapa Biayanya?? " Tanya Gebin
" 45 Juta, Neneknya sudah di rawat 8 Hari Di RS dan Harus Di Operasi" Jawab Suster.
Gebin Semakin Bingung, Harus bagaimana ia menemukan Biaya Operasi Untuk neneknya dan Nenek Lia.
" Terima Kasih " Ucap Gebin
Gebin Mendekati Lia lagi, Dan Duduk di sampingnya Lalu Memeluknya untuk Menenangkan Perasaannya, Padahal Gebin juga Terlihat sedih dan Merasa Sulit.
Rey Merasa Kesal dan Cemburu, Lalu Pergi meninggalkan Gebin dan Lia.
Di Taman RS, Rey Melampiaskan Rasa Cemburunya.
" Kenapa harus Gebin!! Apa Gebin Juga Menyukai Lia?? " Ucap Rey Sambil Menghela Nafasnya.
Jeno Kembali Ke RS, Ketika Ia Berjalan Menuju Ke Ruang UGD, Ia Terkejut Melihat Gebin Memeluk Lia. Sepertinya Jeno Mulai Merasa Cemburu!!
Jeno Mendekati Gebin lalu Menariknya dan Membawanya Ke depan Ruangan UGD!!
" Ada Apa Denganmu?? " Tanya Gebin Kesal
" Aku Menyuruhmu Untuk Menjaga Nenek, Tapi Kau malah Asik Pacaran dengannya?? " Jawab Jeno dengan Rasa Kesal.
" Nenek sedang Membutuhkan Biaya Operasi, Sedangkan Kita tidak Memiliki Uang Sedikitpun!! " Ucap Gebin
" Telpon saja Ayah !! " Ucap Jeno
" Apa Ayah Mau?? " Tanya Gebin sedikit Kesal, Karena Jeno Pura-pura Tidak Tahu akan apa yang selama ini Terjadi antara Ayahnya dan Neneknya.
Jeno Baru Menyadari!!
" Nenek Lia Juga Membutuhkan Uang 45 Juta untuk Biaya Operasi, Jadi aku Mencoba untuk Menenangkannya" Ucap Gebin.
Jeno Merasa Terkejut dan Tak Tahu Harus Bagaimana.
Jeno Memilih Untuk Kembali Ke Jakarta dan Mencoba Untuk Meminta Uang Kepada Ayahnya.
Ketika Berada Di Jakarta! Jeno Pergi Ke Perusahaan Milik Ayahnya dengan Pakaian Biasa Dan Tidak Formal.
Para Pegawai Melihatnya dan Menunduk Kepada Jeno untuk Menyambut Jeno Kembali Ke Perusahaan.
" Siang Pak Jeno " Ucap Para Pegawai Yang ada Di Perusahaan. Jeno Hanya Melewati Mereka Dan Berjalan Menuju Ke Ruang Rapat Dimana ayahnya Berada, Tapi Jeno di tahan Oleh Pengawal Ayahnya.
" Lepaskan " Ucap Jeno Terbawa Emosi.
" Maaf Tuan, Pak Presdir Tak Ingin Kau Menemuinya " Ucap Salah Satu Pengawal Pribadi Ayahnya.
" Aku Tidak Perduli " Ucap Jeno yang Memaksa Untuk Masuk. Karena Keras Kepala Jeno, Pengawal Terpaksa Menghajar Jeno, Tapi Jeno Menghajar Balik Pengawal-Pengawal Tersebut, Dan akhirnya Berhasil Masuk Ke Ruang Rapat.
Orang-orang Di Ruang Rapat Terkejut, Tapi ayahnya Tidak Sama Sekali, Ia Merasa Tenang dan Menyuruh Orang-orang Untuk Keluar agar Ia dan Anaknya Bisa Berbicara.
" Apa Kau Mencoba Untuk Membunuh Nenekku?? " Ucap Jeno dengan Kesal
" Aku hanya Mengujimu, Dan Juga Nenekmu Adalah tanggung Jawabmu, Bukanlah Tanggung Jawabku " Jawab Ayah Jeno dengan Santai
" Orang Seperti dirimu tidak Pantas Menjadi Pemimpin Di Perusahaan Seperti ini !! Ibuku Memiliki Banyak Jasa Di Perusahaan Ini, Kau datang dan Mencoba Untuk Mengambil Harta Ibuku Dengan Cara Menikahinya " Jelas Jeno
" Ibumu Yang Memilihku, Dan aku sudah Melakukan Tanggung Jawabku Kepadamu, Kau Bukanlah anak Kandungku dan Juga Bukan Saudara Kandung dari Gebin dan Rey, Jadi Kau hanya Sebatas Tembok Yang tak ada Gunanya" Jelas Ayah Jeno.
Ternyata Selama Ini Jeno Bukanlah anak Kandung Dari Presdir Adrian Perdana, Ia hanya anak Tiri!
" Lihat Saja Nanti !!! Aku akan Merebut Perusahaan Ini dari Tanganmu Yang Kotor Itu " Ucap Jeno.
Selama Ini Presdir Adrian hanya berpura-pura Menyayangi Jeno dan Menyembunyikan Kenyataan Kepada Gebin dan Rey, Begitu Juga Dengan Jeno Yang Tidak Ingin Kedua adiknya Tahu, Kalau Jeno bukanlah Saudara Kandung Mereka.