Chereads / PRINCE CHARMING / Chapter 3 - Episode 3 : Perasaan

Chapter 3 - Episode 3 : Perasaan

" Pagi dunia, Burung yang terbangun kini akan siap Untuk terbang. Aku Berdoa agar menemukan semesta yang Kau janjikan dan Berharap Kehidupan ku dipenuhi Kebahagiaan " Catatan Harian Lia yang ia Tulis di sebuah Album Harian Miliknya.

Di Pagi Hari Lia harus bangun Lebih awal Yaitu Pukul 05:30, Lia Memiliki Pekerjaan Yang harus dia Lakukan Sehari-hari untuk Memenuhi Kebutuhan Hidupnya.

Lia Harus Berangkat Ke Pantai Untuk Membersihkan Seluruh Pantai, Itu adalah Pekerjaan Paruh Waktu Lia untuk Mendapatkan Sedikit uang demi Pengobatan Neneknya di RS.

ia Lia, Seorang Wanita yang sangat Pekerja Keras, Apapun ia akan Kerjakan Yang Penting itu bukanlah Hal Kriminal.

Lia Kini harus Berjalan Kaki Menuju Ke pesisir pantai Yang tidak Begitu Jauh, Hanya 10 Menit berjalan, Ia Akan Sampai.

Ketika Sampai, Kini Lia sudah Bersiap-siap Dengan Mengambil Beberapa Kantong Besar Untuk di tempati Sampah yang ia Telah Pungut, Lia tak Memakai Alas Tangan Meski Sampah itu Penuh dengan Kotoran ataupun Kuman.

Dari Jauh Ternyata Jeno Gebin dan Rey Telah Berada di Pesisir pantai, Mereka Terduduk di atas Pasir dengan Wajah Kantuknya.

Ternyata Nenek Mereka Menyuruh Mereka Datang Lebih awal Ke Pantai untuk Menunggu Datangnya Nelayan yang akan Membawa Ikan, Karena Hari Ini adalah Hari dimana Para Nelayan Membagikan hasil Tangkapan Mereka Kepada Warga Yang datang Lebih awal.

1 Jam Lamanya Mereka Menunggu, Kini Matahari Mulai Meninggi Menyinari Seluruh Pesisir Pantai dan Mereka Masih saja Terlihat Murung dan Mata Yang Terlihat Mengantuk.

Berkali-kali mereka Menguap, Dan Begitu Pula dengan Rey Yang Kini Tertidur di atas Pasir Pantai.

Setelah Berselang lama, Akhirnya Nelayan datang dan beberapa warga kini Mulai Berdatangan, Begitu Juga dengan Lia, Yang datang dan Tiba-tiba Membuat JenoTerkejut Melihat Lia Berada Di sampingnya. Tapi Lia Tak Melihat Mereka, dan Jeno Menghiraukannya, Lalu Mereka Mengantri Untuk Mendapatkan Ikan, Gebin berada Di Tempat Pertama dan Rey Tempat Kedua, Jeno hanya Berdiri terdiam, Karena Ia tahu, sudah ada Yang Mewakilinya Untuk Mendapatkan Ikan, Lia Berada Paling akhir, Dia Merasa Gelisah Karena Takut tak Kebagian.

"Ini Untukmu " Ucap Pak Nelayan Yang Mencoba Memberi Beberapa Ikan Kepada Gebin yang Telah Memegang Baskom Kecil di Tangannya, Tapi Pak Nelayan Lalu Berhenti, dan Belum Juga Memberikan Ikan Kepada Gebin.

" Apa Kalian Bersaudara?? " Tanya Pak Nelayan Kepada Gebin dan Sambil Menoleh Ke arah Rey.

" Dia Bukan Saudaraku, Aku tidak Mengenalnya " Ucap Gebin dengan Cepat.

Rey Sudah Merasa Biasa, Karena Bagi dia, Ia Memang Tak memiliki Saudara.

" Aku Juga tidak Mengenalnya " Jawab Rey.

" Kalian Berdua Terlihat Mirip " Ucap Nelayan

" Mungkin Karena Bapak Sudah Tua, dan itu membuat bapak Sedikit Rabun " Jelas Rey, Yang Mencoba Membohongi Pak Nelayan.

" Benarkah " Ucap Pak Nelayan

Pak Nelayan pun Memberikan Ikan Ke Gebin, Lalu Rey. Rey Terlihat Bahagia Melihat Ikan di Baskomnya.. Tapi Ketika Ia Mencoba Membawanya Pulang, Jeno Mencegahnya Lalu Mengambil Ikan Tersebut.

" E,eh.. Itu Milikku, Jika Kau Mau, Kau Harus Mengantri " Ucap Rey Merasa Kesal.

Jeno Menghiraukan Rey, Lalu Berjalan Mendekati Lia dan Menyimpan Ikan itu Di Kantongan Kecil Yang Lia Pegang, Lia Terkejut dan Hanya Menatap Kepada Jeno Yang pergi Setelah Memberi Lia Ikan Tanpa Sepatah Katapun. Rey Hanya Pasrah dan Berfikir Harusnya dia Yang Memberikan Ikan Itu Kepada Lia. Lia Hanya Tersenyum dan Melanjutkan Pekerjaannya! Gebin Ternyata sedari tadi Terus Melihat Ke Arah Lia, dimana Ketika Jeno Memberikan Ikan Kepada Lia, Ada Rasa Sedikit Cemburu di dalam Hati Gebin.

Rey Mendekati Lia, Membuat Lia Terkejut Ketika Rey Tiba-tiba Berada di sampingnya.

" Kenapa Kau Memunguti Sampah-sampah Kotor Itu? " Tanya Rey Kepada Lia Yang terus Memunguti Sampah

" Sampah Dimulai Dari Manusia, Maka Manusialah yang Harus Membersihkannya " Jelas Lia

" Tapi bukan kamu Yang Mengotorinya, Kenapa Harus Kamu Yang Memungut nya?? " Tanya Rey Lagi

" Pikirlah, Jika Temanmu Mengotori Ruanganmu, Apa Yang akan Kau Lakukan?? " Lia Balik Bertanya sambil Melihat ke arah Rey.

" Tentu, Aku akan Menyuruh Mereka Untuk Membersihkannya " Jawab Rey dengan Tenangnya.

" Jika ada 10 Temanmu berada di ruangan Yang sama, Dan Menurutmu Hanya ada 1 orang yang mengotori Ruanganmu Dan Kau tak tahu siapa dia?? apa kau tetap akan Menyuruh Semua Temanmu untuk Membersihkannya " Tanya Lia Lagi

" Tentu aku akan Menyuruhnya " Jawab Rey dengan Mudah.

" Bodoh " Kini Lia Mulai Sedikit Kesal dengan Jawaban Rey Yang agak Bodoh. Lia pun Tak Mempedulikan Rey Lagi, Dan Hanya Memunguti Sampah.

" Apa Jawabanku Salah ? Aku rasa Itu sudah Benar " Jawab Rey agak Pusing dan Bingung dengan Jawabannya Sendiri, Ia Pun Mulai Mencoba Mencari Jawaban Yang Benar dengan Cara Berfikir.

Sudah Lambat Mencari Jawaban, Lia Kini Pergi Meninggalkan Rey Yang Masih Sibuk Berfikir.

Rey Pun Baru Sadar dan Melihat Lia Pergi Lalu Mengejarnya.

" Tunggu Aku " Teriak Rey Sambil Mengejar Lia.

Ketika Lia Berada Di Rumah Kecilnya, Lia Merasa Sedikit Lelah dan Mengambil Air di dalam Kulkas Kecilnya untuk dia Minum. Tiba-tiba Suara Ketukan Pintunya Berbunyi, Tanda Seseorang datang.

Ternyata Dia adalah Gebin, Gebin membawa Beberapa Bekal Makanan dalam Kantong Plastik.

Lia Mempersilahkannya Masuk dan Menyuruhnya Untuk Duduk.

" Neneku Membawakan Bubur Jagung Merah Untukmu, Dan Juga Minyak Oles Untukmu " Jelas Gebin Kepada Lia yang sedang Menuang air Ke dalam Gelas Lalu Memberikannya kepada Gebin.

" Katakan Kepada Nenekmu untuk Tidak Perlu Repot, Dan Terima Kasih atas Makanannya " Ucap Lia.

" Apa Kau Tinggal Sendiri ? " Tanya Gebin.

" Sebenarnya Tidak, Aku Tinggal Bersama Neneku Juga, Tapi Ia sedang Sakit dan Sudah di rawat selama 5 Hari di RS " Jawab Lia sambil duduk di Kursi Sebelah Gebin.

" Sebenarnya aku datang untuk Memberitahukan sesuatu?? " Ucap Gebin

" Apa Itu?? " Tanya Lia Penasaran

" Apakah aku harus Mengungkapkan nya " Ucap Gebin dalam Hati. Ia Merasa Gugup untuk Mengungkapkan Perasaannya. dia Pun Ragu-ragu Dan Akhirnya

" Tidak ada apa-apa, Aku lupa ingin memberitahukanmu apa ! " Ucap Gebin lalu Beranjak Pergi dari rumah Lia.

" Eii " Lia Merasa Penasaran Dengan apa yang ingin di katakan Gebin kepadanya.

Di Siang Hari, Terik Panas Matahari Menyinari Setiap Sudut jalan, Rey Berjalan di persimpangan jalan, ia berjalan Menuju Rumah Neneknya ketika ia dari Membeli beberapa Bahan Yang di minta Oleh Neneknya. Ketika Ia berjalan, Sebuah Mobil hampir menabraknya, Dan Rey merasa Kesal akan hal itu, Lalu Meneriaki Mobil Tersebut untuk berhenti.

Mobil itu Berhenti Dan Mundur ke arah Rey. Ternyata Yang berada di dalam Mobil Tersebut adalah Musuhnya Yang bernama Leo, dulu Leo pernah Menjadi Temannya.

Rey Merasa Malu dan Menunduk, Ia takut musuhnya itu akan Mengolok-olok Dirinya Karena keadaannya Yang seperti ini.

" Wow Kawan! Sudah lama Kita tidak Pernah Bertemu, Sepertinya kau dalam Keadaan Yang Menyedihkan, Apa kau Bangkrut?? " Ucap Leo Yang mulai Mengolok-olok Rey.

" Temanku " Sambil Memegang Pundak Rey dengan santai. Tapi Rey Mendorong tangan Leo menjauh darinya.

" Aku tidak Punya Waktu untuk bermain-main denganmu, Pergilah " Ucap Rey dengan Tenang menahan rasa Kesalnya.

" Apa kau sibuk mencari Kaleng Bekas? aku punya banyak! Apa kau mau? " Leo semakin Mencoba Memancing Emosi Rey.

" Pergilah, Selagi aku masih baik " Ucap Rey Yang Ingin Beranjak Pergi.

" Bagaimana Bisa aku Pergi? " Teriak Leo Membuat Rey Menghentikan Langkahnya.

" Aku Bukan Kumbang Malang Sepertimu, Yang begitu Menyedihkan " Leo Lagi-lagi Membuat Rey Merasa Kesal.

Rey Pun Menghantam Wajah Leo dengan Pukulannya, Ia tak bisa Lagi menahan Amarahnya, Dan Terjadilah Perkelahian Antara Rey dan Leo.

Jeno Tak sengaja Melihat Rey Dan Leo Berkelahi Lalu Berlari Menuju Ke arah Mereka Berdua dan Menghentikan Perkelahiannya, Hanya Saja Rey Tak sengaja Memukul Wajah Jeno Yang harusnya di berikan Kepada Leo.

Rey Merasa Emosi, Tapi juga merasa Bersalah ketika Memukul Wajah Jeno, Tapi Jeno tidak Begitu Peduli, Dia Hanya ingin Rey dan Leo berhenti Berkelahi.

" Apa Yang kalian Lakukan?? " Tanya Jeno.

"Wow, Pangeran Miskin Yang satunya Juga datang, Hahaha " Ucap Leo Yang Kini Mulai Mengolok-olok Jeno.

Jeno Tak Peduli, Tapi Rey Tak dapat Menahan Dan Ingin Memukul Leo tapi di hentikan Oleh Jeno.

" Sudahlah " Teriak Jeno.

" Pergilah, Sebelum aku memanggil Warga Untuk Menghajarmu " Ucap Jeno lagi, Membuat Leo Mulai Menyerah dan Memasuki Mobilnya Sambil Berkata.

" Lihatlah nanti, Bagaimana aku akan Membalasmu " Ucap Leo Lalu pergi Dengan Mobilnya.

" Kenapa Kau Menghentikanku? " Rey tak Menerima Leo Pergi Begitu saja setelah Ia Mencoba Mengolok-oloknya.

Rey Melampiaskan Amarahnya kepada Jeno, Karena Jeno Telah Menghalanginya.

" aku tidak Ingin Masalahmu Membuat Nenek Terbawa, Jangan Membuat Masalah Lagi " Ucap Jeno.

" Aku Tak Memerlukanmu, Harusnya kau Lewat saja, Tak perlu Menghentikanku! Dengan Begitu aku bisa Menghabisinya " Ucap Rey Merasa Kesal Kepada Jeno.

Karena Melihat Rey Yang Terluka, Jeno Mencoba Membawa Ia Membeli Obat agar Mengobati Lukanya, Tapi Rey Tak Perduli dan Meninggalkan Jeno Sendirian di Pinggir Jalan.

Jeno hanya mencoba Menjadi Kakak yang Baik, Tapi sepertinya Membuat Kesalah Pahaman antara dia Dan Rey.