Di Sebuah Rumah Makan Sederhana, Terlihat seorang Wanita Baru saja datang Mengantarkan Pesanan, Lalu Ia Masuk Ke dalam Rumah Makan.
Dia Bernama Lia, Wanita Yang Berparas Cantik Memiliki Tubuh Agak Kecil.
" Bukankah Tugas Mengantarmu Nanti Malam?? " Tanya Seorang Wanita di Bagian Kasir
" Aku harus Mengerjakannya Sekarang, Malam Nanti Aku Harus Mengikuti Kuliah Online selama 2 jam " Jelasnya Lia.
" Oh, Bukankah Kau Kuliah Di Jakarta? Jadi Kau Mengambil kuliah Online 1 bulan Ini? " Tanya Teman Lia.
" Benar, Aku Harus Mencari Uang Sekaligus Menjaga Nenek Ku Di RS " Jawab Lia.
.....
3 Pria Bersaudara Hanya bisa Termenung dan Meratapi Nasibny di Sebuah Jalan, Berharap Mendapatkan Sebuah Keajabain Yang Mengubah Nasibnya.
Hidupnya Kini seakan Tertimpa Oleh Besi Berat Setelah Tertimpa Sebuah Emas Yang Beratusan Kilogram.
" Seakan Baru Kemarin aku menikmati Segalanya, Kemewahan, Seorang Wanita Dan Seorang Teman, Tapi Kini Mereka Menghilang Setelah aku Kehilangan Segalanya " Jelas Rey dengan Terus Menghela Nafasnya.
Lia Dari Jauh Mengendarai Motornya, ia memakai Kacamata Hitam, Ia juga Tak Lupa Mendengarkan Musik.
Tapi Lia Tak Melihat ada orang di depannya, Tapi Untung saja Rey Berbalik, Dan Mendorong Kakak-kakaknya, Lia pun Tersadar dan Akhirnya Terjatuh Di Sebuah Rerumputan Hijau di pinggiran jalan.
Jeno, Gebin dan Rey hanya Melongo Melihat Lia Terjatuh.
" STRIKE " Rey bertepuk Tangan, Sehingga Membuat Gebin Memukul Kepala Rey.
....
Lia Di bawa Kerumah nenek Jeno, Dan Terbaring Pingsan Di atas Tikar Tempat Jeno, Gebin dan Rey tertidur.
Lia pun Tersadar dan melihat Dengan Mata Sayu dan Menatap Wajah Masing-masing Orang Yang berada Di dekatnya, Lalu Ia Terkejut ketika Melihat Dengan Jelas, Bahwa di hadapannya ada 3 Laki-laki. Sehingga Lia Pun Beranjak Duduk dengan Cepat.
" Kalian Siapa?? " Tanya Lia, Di Wajah Lia di penuhi Beberapa Luka Memar.
" Aaa " Lia merasa Kesakitan karena Benjolan di Kepalanya.
" apakah kau berfikir ini Pertemuan kedua kita?? " Tanyanya Gebin.
" Kak, Apakah kalian saling Mengenal?? " Tanya Rey Kepada Gebin sambil menunjuk Ke arah Gebin lalu Lia
" Bukan Hanya Bertemu, Setiap Kita Bertemu, Pasti ada Sedikit Kesalahan kan, Mungkin itu karma " Ucapnya Gebin dengan sedikit Perasaan Bahagia.
" Kauuuu " Lia baru menyadari bahwa sebelumnya Ia pernah bertemu dengan Gebin.
Karena Sifat Jeno yang dingin, Jeno Menyuruh Gebin membawanya Ke RS dan Tak Ingin di repotkan Olehnya.
" Kenapa Kalian Berdua Membawanya Kemari? Kenapa Tidak Membawanya Ke RS?? " Ucap Jeno
" Kita Tidak Memiliki Uang Untuk Membayarnya " Rey Berbisik Ke Jeno.
" Wanita Ini Mungkin Hanya Ingin Memeras Kita " Jeno Menyinggung Perasaan Lia.
Aku Bukan orang Seperti itu, Yang rela Mengorbankan Nyawanya Hanya Demi Uang, Aku bahkan Tidak Melihat Kalian Di depanku, Aku sungguh Tak Pernah Memiliki Pikiran Untuk Mengambil Uang Yang bukan Hak Ku sendiri" Jelas Lia Yang Merasa Sedikit Sakit Hati Atas Ucapan Jeno Kepadanya.
" Yang kedua, Uang Memang Sangat Penting Bagiku, Tapi Yang Lebih Penting Dan Berharga adalah Nyawaku " Lia Merasa Di hina dan hatinya Mulai Hampa dan Sakit, Lia Yang Begitu kecewa, Pergi meninggalkan tempat tersebut
Karena Mendengar Ucapan Lia! Jeno, Gebin dan Rey Merasa Bersalah apalagi dengan Jeno yang Merasa ia sedikit berlebihan dengan Ucapannya
" Hei " Rey baru menyadari Lia Pergi Meski ia sudah melihatnya meninggalkan Tempat. Rey Mengejar Lia dan Pergi Meninggalkan Jeno dan Gebin.
" Apa Salahku?? " Ucapnya Jeno dalam Hati.
Rey Mengejar Lia Yang Berlari pelan dengan kakinya Yang masih terluka.
" Aku Minta maaf, Dia tidak Bermaksud seperti itu, Tapi memang Temperamennya Sangat Buruk, Bahkan Ia Lebih Buruk dari Burung Gagak " Jelasnya Rey yang Menjelek-jelekkan Jeno dan Gebin, Rey Berbicara Sambil berjalan dan Mengikuti Lia dari samping.
Tapi Lia Hanya Terus Berlari Pelan Sambil Menahan air matanya karena Rasa Sakit Hatinya.
Rey Berjalan Di depan Lia, Rey Mencoba untuk menghentikan Lia agar ia tak terus Berlari Dengan Kakinya Yang Terluka.
" Berhentilah, Kakimu Masih sakit, Aku akan Membawamu Ke RS, Okey " Jelasnya Rey Kepada Lia.
tapi Lia Tetap Saja Menghiraukan ucapan Rey dan Terus Berlari dengan Pelan.
Tapi Tiba-tiba Jeno datang dari Belakang Dan Menggendong Lia Dengan Paksa, Rey Hanya Bisa Menatapnya dengan Diam di tempat.
" Lepaskan Aku, Turunkan aku, Lepaskan " Lia Memaksa Jeno untuk Menurunkannya tapi Jeno Terus Mengangkatnya dan Berjalan, Dengan Di Ikuti Oleh Rey Dari Belakang.
Jeno Membawa Lia Kembali Kerumah Neneknya Dan Membaringkannya Ke Tempat Tidurnya Semula.
Lia Hanya Terdiam Terpaku saat Jeno Berada Di hadapannya, Tentunya, Karena Jeno Memiliki Paras Yang sangat Tampan.
Tiba-tiba Nenek Datang dan Menghampiri Lia.
" Bagaimana Keadaanmu, Apa ada Yang sakit?? " Tanyanya Si Nenek sambil Membawakan Bubur Jagung Merah.
Lia hanya Menggelengkan Kepala.
Rey dan Jeno hanya Menatap Dan Memperhatikan Pembicaraan Nenek Dan Lia.
" Makanlah ini, Dan Istirahat Yang cukup " Ucap Nenek.
Nenek Memberikan Minyak urut Kepada Jeno, Dan Membuat Jeno merasa Sedikit Aneh.
" Apa ini?? " Tanyanya Jeno
" Urut Kakinya dengan Minyak Ini, Itu akan mempercepat Penyembuhan Kakinya " Jelas Nenek
" Tidak Perlu Nek, Saya Bisa Sendiri " Jelas Lia
" Diamlah " Nenek Menegur Lia
" Apa? Kenapa harus saya? Kenapa Bukan Dia saja?? Aku sudah Mengangkat tubuhnya yang berat itu berjalan kemari, dan Kenapa harus saya Yang Mengurutnya? " Ucap Jeno dengan menghela nafasnya.
" Tidurlah Di Luar " Ucap Nenek Yang Pelan-pelan memberi Ancaman.
" Baiklah, Aku akan Melakukannya " Ucap Jeno dengan pasrah.
" Kak, Biar aku saja Yang Melakukannya " Ucap Rey
" Diamlah " Jeno Menegur Rey dengan cara Neneknya
Rey Terdiam dan duduk
Nenek Beranjak Pergi dari Kamar dan Meninggalkan Rey, Jeno dan Lia.
Jeno Perlahan merasa Malu dan Agak Gugup untuk Menyentuh Kaki Lia. Dia Berkali-kali Menghela Nafas, Begitu juga dengan Lia, Jantung Lia Terus Berdegup Kencang, Sekali-kali ia Menyentuh dadanya.
Akhirnya Jeno Menyentuh kaki Kiri Lia, Lalu Menggosokkan Minyak Ke Kakinya dengan cara Menggosok dari ujung Lutut Ke ujung Kaki.
Lia Merasa Kepanasan, ia Mencoba Mengipasi Dirinya dengan Tangannya, Lalu Rey Membantu Mengipas Lia dengan Sebuah Buku Tipis, Dan Lia Merasa Kesal dan melototi Rey, Sehingga Rey Menghentikan dirinya untuk Mengipasi Lia.
" Apa Kau Merasa Nyaman?? " Tanya Jeno kepada Lia
Lia Terdiam Sejenak....
" Apa? " Tanya Lia
" Tidak, Istirahatlah, Aku akan Keluar " Ucap Jeno
Lia Hanya Mengangguk..
Jeno Menarik Rey Untuk Keluar Juga..
MalamPun Tiba...
Dihalaman Rumah Nenek Terlihat Sunyi, dengan Lampu Jalan Yang Kini Mulai Meredup.
Rey, Gebin dan Jeno Masing-masing Sibuk Dengan Dirinya.
Sedangkan Neneknya Sedang Keluar Membeli sesuatu.
Tak Di sangka Lia Keluar dari Rumah Membawa Beberapa Mangkuk Mie Instan Untuk di makan Bersama Jeno, Rey dan Gebin.
" Apakah Kakimu Sudah Tidak sakit lagi?? " Tanya Rey lalu ia Beranjak Dari tempatnya dan Mendekati Lia.
" Tidak Begitu Sakit, Terima Kasih " Lia Berterima Kasih Kepada Mereka Bertiga.
" Kau Masih Bisa Mengucapkan Rasa Terima Kasih " Ucapnya Jeno
" Aku Memaafkanmu " Ucap Gebin.
Lia Pun Menyimpan Makanan di Atas Meja Kayu untuk Di Makan Bersama.
" Marilah Makan!! " Ucap Lia.
" Waaah, Hanya Mie Instan " Ucap Rey Yang Merasa Kecewa akan Masakan Yang di buat Lia.
" Tapi Tidak Masalah, Namanya Makanan Harus di makan " Ucap Rey.
" Dimana Rumahmu, Aku akan Mengantarmu Pulang Malam ini, Tak baik jika kau Bermalam Di rumah Seorang Pria " Jelasnya Gebin.
" Bukankah ada Nenek Disini " Ucap Rey
" Tidak Jauh dari sini, Aku akan Pulang Sendiri " Ucap Lia sambil memakan sesuap Mie.
" Bermalamlah Malam Ini, Kau Bisa Pulang Besok Pagi " Jelasnya Jeno
" Tidak Perlu, Aku Takut Merepotkan " Ucap Lia merasa agak Canggung
" Dimana Kita akan Tidur?? " Ucap Rey.
" Dia Akan tidur Bersama Nenek " Jawab Jeno
" Baiklah, Kau bisa Pulang Besok Pagi, aku Tidak nafsu makan, Aku ingin Mencari angin di sekitar sini " Jelasnya Gebin yang tak sempat makan sesuap pun Lalu Pergi.
Gebin Berjalan di malam hari, Mengikuti Lurusnya Trotoar Kecil, Sedikit Hembusan angin Menampar Wajahnya. Ia Duduk di atas Trotoar Kecil dan Merenung Lalu Melihat ke atas Langit Malam.
Lia Ternyata Menyusul Gebin, Lia Berlari Dan Mendekati Gebin.
" Kau Tidak apa-apa Kan? " Tanyanya Lia.
Gebin tetap Melihat Ke atas Langit Malam sambil Berbicara.
" Mengapa Kau Kesini?? " Tanya Gebin Yang tak ingin Melihat Ke arah Lia, Entah Mengapa.
" Aku Kebetulan Ingin Pulang, dan Melihatmu Duduk disini, Jadi aku Berhenti dan Bertanya Kepadamu, Apa kau memiliki Masalah?? " Ucap Lia, Lalu Duduk Di samping Gebin.
" Bagaimana Jika aku Membacakanmu Sebuah Cerita " Ucap Lia Yang ingin Menghibur Gebin.
" Kumbang Kecil Terbang Mencari Makan, Sayapnya Yang Luka Menahan Segala Rasa Sakit Ketika Ia mengepakkan Sayapnya.
Ia Hinggap Ke satu tempat ke tempat Lain, Mengharapkan Ada Makanan Yang ia dapatkan.
Ketika Malam Tiba, Kumbang Menjadi Kumbang Malam, Bersandar di sebuah Pepohonan Rindang Dan Indah, Dia Melihat Betapa Indahnya di Dunia jika Kumbang Lain Bersamanya Berjalan di Setiap Kegelapan Malam.
Kumbang Malang, Setiap Hari ia tak Terlihat Bahagia, Terbang Kesana Kemari Tak Menemukan Makan.
Kumbang Malang, Mampukah ia Bertahan Hingga di ujung Jalan?
Ia Terlihat Kelelahan, dan Keringat Bercucuran. Air mata Sesekali ia Teteskan, Menjadi Bukti Kehidupan dalam Kegelapan " Lia Menceritakan Kepada Gebin.
" Bagaimana?? " Tanya Lia, Yang ingin Mendengar Pendapat Gebin.
" Itu Bukan Sebuah Cerita, Itu Hampir Mirip Seperti Puisi, Kenapa Kau Menceritakan Hal Itu Kepadaku? " Tanyanya Gebin Yang Mulai Berbicara Dengan santai kepada Lia.
" Kau Mirip Dengan Kumbang Malang itu " Ucapnya Lia memberikan Senyuman Kecil.
Gebin Mulai Tertawa Kepada Lia.
" Kenapa Kau Tertawa ? " Tanyanya Lia.
" Bukankah Kau Lebih Terlihat Mirip Dengan Kumbang itu, Berada Dimana-mana, Suka Berhenti dimana saja, Dan Selalu Mencari Masalah " Ucap Gebin Yang Menyindir Lia dengan Sedikit Kelucuan Yang Canggung.
" Benarkah, Aku tidak seperti itu " Ucap Lia Yang Mulai Tertawa dengan Ucapan Gebin.
" Baru Kali ini ada Seorang Wanita Pandai Membuat Sebuah Cerita untuk Membuatku Senang dan Bahagia " Jelas Gebin Yang Merasa Senang Dengan Adanya Lia.
" Benarkah, Tapi Kau Jangan Kepedean, aku hanya Ingin Menghiburmu " Ucap Lia
" Aku Tahu " Jawab Gebin.
Waktu malam Terus Berjalan, Membuat Lia dan Gebin semakin Akrab Satu sama Lain.
" Aku Akan Mengantarmu Pulang " Ucap Gebin Yang menawarkan Pulang Bersama.
" Okey, Gooo " Ucap Lia Yang sedikit Manja, Membuat Gebin Tersenyum dengan Tingkahnya.