Chereads / Blood Sweat And Tears / Chapter 10 - 10

Chapter 10 - 10

Pagi pun datang dan memberikan harapan baru pada semua orang untuk menjalani kehidupan yang lebih baik, hari ini adalah hari yang baik untuk Diana karena dirinya mendapatkan sebuah Email dari restaurant yang saat itu mewawancarainya dan mengatakan bahwa dirinya lolos dan bisa bekerja di restaurant tersebut mulai hari ini. Raut wajah yang ceria pun muncul di wajah Diana yang tengah berdandan tipis sebelum pergi bekerja di hari pertamanya, ia pun memakai pakaian kemeja dan sepatu spokat dengan kaus kaki putih semata kaki. Ia pun keluar dari kamar nya dan menyapa penjaga kost an ynag tengah mengepel lantai dapur.

" pagi bu, kalau temen-temen aku ke kamar aku terus nanyain kenapa aku gak ada bilang ya bu aku nya masuk kerja "

" Alhamdulillah kalau udah kerja, kamu kerja di dimana Diana ? "

" di dekat sekitaran stasiun kok bu, waktu nya juga gak terlalu mepet sama jam kuliah kok. Aku berangkat ya bu, permisi … "

" iya Hati-hati Diana."

Diana pun berjalan perlahan agar tidak mengotori lantai yang sudah di bersihkan tersebut, ia pun berjalan dan membuka gerbang dengan perlahan. Ia hanya cukup berjalan kaki menuju jalan raya dan naik angkot yang menuju ke arah Stasiun. Setelah sampai di di dekat stasiun kereta, Diana pun melanjutkan nya dengan berjalan kaki untuk menuju ke restaurant. Saat dirinya sampai di restaurant kebetulan restaurant pun baru saja buka dan untung nya ia tidak terlambat di hari pertama nya bekerja walaupun waktu malam dirinya terlalu larut untuk tidur.

" kamu on time ya, gak apa-apa saya suka kalau karyawan saya disiplin. Pertahanin ya siapa tau nanti kalau kinerja kamu bagus, kamu bisa naik gaji "

" iya bu terima kasih, dari pada saya telat di hari pertama, jadi lebih baik saya pergi pagi-pagi bu."

" iya, tolong beresin dulu biar nanti pas ada pelanggan enak liat nya "

" baik bu "

Diana pun menaruh tas nya di sebuah meja karyawan yang ada di dekat kasir, ia pun mengambil sapu dan menyapu lantai dan dapur. Diana juga mengepel lantai karena sebelum nya terlihat kotor oleh debu yang menempel di lantai. Ia pun kemudian membereskan dan menyusun kursi dan meletak kan nya dengan meja, ia juga mengelap meja meja yang sebelum nya sudah di bersihkan saat restaurant akan tutup. Setelah beberapa lama dirinya membereskan semuanya beberapa karyawan yang lain nya pun datang dan ikut membantunya merapikan sisa-sisa yang harus di rapikan dan di bereskan. Mereka langsung menempati tempat bagian mereka, seperti posisi dapur dan kasir, diana pun langsung mengikuti arahan karyawan yang lain untuk segera mengenakan seragam nya dan memulai bekerja sebagai pramusaji. Beberapa orang pun masuk ke dalam restaurant dan memesan beberapa makanan, Diana pun mencatat pesanan dari pelanggan tersebut dan memberikannya ke dapur agar karyawan bagian dapur menyiapkan pesanan mereka. Setelah siap, Diana akan membawa pesana tersebut menuju pelanggan dan menghidangkan nya di meja pelanggan. Diana pun selalu memberikan senyumannya pada setiap pelanggan dan bersikap ramah guna kenyaman para pelanggan, dan untung saja karwayan di restaurant ini cukup baik pada Diana dan mau membimbingnya dengan baik. Diana pun berdiri di dekat pintu dapur guna menunggu pesanan yang akan di siapkan di dapur.

" Diana .. "

Diana pun langsung menoleh  ke arah tersebut dan langsung menghampirinya.

" Ini kamu jangan sampai salah ya, yang ini kasih ke meja nomor 3 terus ini ke meja nomor 7. Pesenan nya sama cuman isi nya beda jadi kamu jangan sampai lupa, ok ."

" iya siap kak, makasih ya."

Diana pun berjalan dengan sebuah nampan di tangan nya, ia pun mengingat-ingat bagaimana pesan dari seniornya tadi. Ia pun menyajikan pesanan tersebut dengan sangat hati-hati, dan untung saja saat ini pikiran nya tidak tengah terbagi sehingga membuatnya bisa fokus pada pekerjaan nya di hari pertama. Setelah pulang ini ia berencana akan memberitahu kan hal ini kepada kedua orang tuanya, tapi ia masih belum tau berapa gaji yang akan ia dapatkan , apakah sesuai dengan apa yang di bicarakan saat waawancara atau jauh lebih kecil dari perkiraannya.

Semakin siang pelanggan terlihat banyak yang berdatangan, semua karyawan pun terlihat sangat sibuk. Diana Nampak menjadi kewalahan dan bahkan tidak sempat untuk berhenti sejenak untuk bernafas dengan baik, rasa kesulitan nya pun mulai ia rasakan dan badan nya mulai merasakan pegal-pegal karena terlalu lama berdiri dan berjalan padahal ini adalah hari pertamanya bekerja.

" Gak apa-apa Diana, yuk kuat yuk demi receh buat hidup " sahut karyawan kasir yang meledek Diana yang tengah berdiri dan mereganggan tangan nya.

Diana pun menoleh nya dan hanya tersenyum.

" Iya kak, kalau ngeluh terus kapan maju nya. Sedangkan nyari kerja kan gak gampang "

" iya bener, yang penting kan ini gak seberat kerja di pabrik Din, kamu kalau di pabrik gak aka nada waktu untuk kuliah "

" iya pasti kak, semisal bisa juga pasti aku nya udah ngerasa capek juga sih "

" kamu kuliah jurusan apa Din ? "

" Bahasa korea kak "

" wah keren.. nanti lulus mau jadi penerjemah ya ?"

" e… enggak tau sih kak, belum kepikiran mau jadi apa sih,cuman lagi mikirin yang ada di depan mata aja sekarang hihi"

Diana pun hanya tersenyum kecil sebelum akhirnya melanjutkan kembali pekerjaan karena ada beberapa dari pelanggan yang sudah mulai meninggalkan meja nya. Ia pun membawa piring yang kotor dan membersihkan meja yang sudah di tinggalkan tersebut, biasanya restaurant akan ramai di saat jam makan siang. Karena waktu nya adalah waktu jam istirahat maka banyak karyawan kantoran yang ada di sekitar restaurant akan makan di sana, bahkan sampai anak-anak kuliah yang tengah mengerjakan tugas dan skripsi dengan menikmati wifi gratis yang tersedia di restaurant. Diana sempat merasa canggung dengan hal tersebut dimana dirinya takut jika pelanggan nya adalah mahasiswa dari kampusnya yang kebetulan mampir di sana, tapi jika Diana terus menuruti rasa malu dan canggung nya tersebut ia tidak akan pernah bisa melangkah maju ke depan. Walaupun kenyataan memang dirinya adalah yang paling muda dari karyawan di restaurant tersebut yang dimana rata-rata berumur 27-28 tahunan, dan mereka pun salut dengan semangat Diana yang mau melawan rasa malu nya dengan berpikir dewasa demi masa depan nya dan kebaikan keluarganya. 

Diana sangat bersyukur jika dirinya mendapatkan tempat yang nyaman untuk dirinya mencari Rezeki, setidak nya dengan begini ia akan berusaha untuk bekerja dengan baik dan lebih giat lagi dan mengatur waktunya dengan baik untuk kuliah. mungkin setelah gaji pertama nya yang turun, ia akan baru memberitahukan kabar baik ini kepada keluarga.