Kini Senja berada tepat didepan gerbang rumah Langit. Senja melihat sekeliling rumah Langit yang tak terlalu besar dibanding rumah dirinya.
Senja memasuki perkarangan rumah langit tak terlalu besar tapi nyaman. Senja melihat Gadis kecil sedang bermain sepeda dipekarangan rumah langit
Gadis kecil itu menghampiri Senja
"Kamu siapa? Kenapa menggunakan baju seperti Abang? Kamu cewek- cewek Abang?" Tanya gadis kecil itu pada senja
Senja terkekeh mendengar ucapan Gadis kecil nan imut itu.
"Aku Senja Anindita Setiawan. Abang kamu siapa namanya?" Tanya Senja sembari mencubit pipi gadis kecil itu dengan gemas.
"Abang Sky"
"Abang Sky?" Tanya Senja heran
"Lemah! sky itu Langit. Eh Abang Langit maksudnya" Gadis kecil itu menutup mulutnya merasakan ada yg salah atas ucapannya.
"Sangat sopan" Ucap Senja tersenyum. Lalu mengelus kepala gadis kecil itu dengan gemas
"Ayok masuk. Kakak sunset."
"Sunset?" Tanya Senja kembali dibuat bingung oleh ucapan gadis itu.
"Iya tadikan. Bilangnya nama kakak. Kakak Senja"
Senja tertawa mencubit pipi gadis kecil itu dengan gemas
"Sungguh pintar"
"Iyalah pinter nurun dari Abang nya" Langit memotong obrolan mereka. Entah sejak kapan pria itu berdiri disitu.
"Abang sky" Gadis kecil itu berlarian menghamburkan pelukannya pada langit.
"Sayaaaaang. Abang sky cariin didalem ternyata main disini"
Senja terdiam melihat kejadian didepannya ini. Langit begitu hangat pada gadis kecil itu. Berbeda dengan Langit ketika disekolah.
"Masuk" Suruh langit pada Senja. Langit berjalan mendahului Senja. Sambil menggendong gadis kecil itu.
Senja mencoba mensejajarkan langkahnya dengan Langit memasuki rumah penuh kehangatan itu.
"Heyy. Siapa ini cantik sekali kamu nak" Tanya Selly Bunda Langit
"Saya Senja Tante. Temen sekolahnya Langit" Jawab senja sembari menyalami Bunda Langit
"Tante Selly. Bundanya Langit ayok duduk nak"
"Kalau aku Arasya Aksara Dezz. Panggilannya A R A ara. " Potong Gadis kecil yang tengah di gendongan langit.
Mereka tertawa menyasikkan bijaknya Ara
"Langit Gabiasanya bawa temen perempuan kerumah. Kamu yang pertama. Apa jangan jangan kalian punya hubungan?" Tanya bunda langit mengintrogasi.
"Apaansi Bunda. Gadak apa apa kok" Jawab Langit santai. Lalu menurunkan Ara dan berjalan kearah tangga meninggalkan mereka.
"Sini duduk sama bunda" Selly berjalan kearah sofa dan diikuti Senja.
"Sebentar Bunda buatkan minuman"
"Gausah repot repot Tante. Senja juga tadi baru .." Omongan senja terhenti
"Emang lo udah ngeropotin dengan datang kesini" Ucap Langit yang sedang berjalan kearahnya ia baru selesai mengganti pakaiannya. Menggunakan kaos hitam dan celana pendek warna hitam. Menambah ketampanannya.
Senja terdiam. Ia terkaget kaget melihat makhluk indah yg sedang berjalan kearahnya
"Langit. Jangan kasar sama perempuan" Selly menatap langit tajam.
"Iya bunda maaf."
"Bunda kedapur sebentar. Temani Senja" Selly berjalan kearah dapur meninggalkan Senja dan Langit.
"Apaansi lo liatin gue" Langit menoyor kepala Senja.
Senja sadar akan lamunanya memegangi kepalanya yang ditoyor Langit lalu mencium tangannya "Emang wangi wangi cogan tu beda ya" Senja terseyum manis
"Apaansi lo. Pulang sana"
"Gak gue gabisa pulang. Gue dikasih tugas dan gue ga ngerti. Pliss bantuin gue" mohon Senja sambil memasang puppy eyes nya.
"Cantik dan lucu" Batin Langit
"Ajarinlah. Kamukan bisa" Potong Selly yg berjalan sembari membawa cemilan dan minuman
"Gak bun. Langit sibuk mau main basket.
"Nih minum dulu"
"Terima kasih Tante. Maaf merepotkan" Senja menggambil gelas dan meminumnya dengan lahap.
Langit memandangi Senja gemas.
Selly yg sadar akan tatapan Langit yg berbeda kepada Senja memegang pundak anaknya.
"Ajarin ya. Dia butuh kamu" Selly berjalan meninggalkan mereka berdua.
"Mana tugas lo. Buruan Sejam lagi gue mau main basket"
Senja yg kaget akan omongan langit antusias dan segera mengeluarkan bukunya
"Ini" Senja tersenyum manis
"Banyak amat tugaslo. Gatau diri banget" Langit kaget melihat tumpukan tugas senja.
"Plisss" Lagi lagi Senja memasang puppy eyes nya membuat Langit tak tega menolaknya.
"Buat yang besok dikumpulin aja. Gue gak banyak waktu"
"Tapi ntar tugas gue yang lain lain gimana?" Tanya Senja sedih
"Nanti gue ajarin" Jawab Langit santai
"Makasih langit" Senja memeluk Langit erat
Langit kaget. Namun, begitu hangat dan nyaman ia membalas pelukan Senja. Senja merindukan pelukan ini. Pelukan ketenangan Senja merasa ia dipeluk sang papa. Tanpa ia sadari air matanya menetes
"Ehem ehem" Tanpa mereka sadari dari tadi ada yang memperhatikan mereka.
Mereka kaget dan melepaskan pelukannya. Senja yg malu langsung menutupi wajahnya dengan buku.
"Katanya gak ada apa apa. Tapi, malah..."
"Bundaaaaaa! " Teriak Langit
Selly langsung berjalan cepat meninggalkan mereka sambil tertawa geli
"Dasar anak muda"
"Udah. Mana tugas lo"
Sudah 30 menit berlalu namun, Senja tetap saja tidak bisa menyelesaikan tugasnya. Bahkan, tak ada satu pun yg ia mengerti.
"Gue mohon otak gue gak bisa." Senja memegang kepalanya.
"Gue kerjain sekarang. Tapi, besok lo harus usaha sendiri. Ini juga karena, gue mau basket. Dan lo harus temenin gue."
"Wooow siap pak bos" Senja tersenyum gembira.
Setelah selesai mengerjakan tugas Senja. Langit dan Senja pun bergegas keluar rumah.
"Bunda lo mana. Gue mau pamit dulu."
"Ditaman belakang. Lo luan aja kesana nanti gue nyusul gue mau ngambil jaket dulu"
"Oke bos"
Senja berjalan keluar rumah menuju halaman belakang
"Tante." panggil senja menghampiri Selly
"Kamu panggil bunda aja yaa"
Deg jantung senja Berdebar hebat. Rasanya ia ingin terbang kelangit ke 7
"Bunda Senja pamit pulang dulu ya" Senja menyalami Tangan Selly
"Oh iya cantik"
" Ara sudah tidur ya bunda?" Senja mengecup pipi Ara yg tertidur di gendongan Selly
Selly tersenyum manis dan mengangguk "Hati hati ya sayang. Maaf bunda gabisa nganter kamu kedepan. Bunda mau pindahin Ara ke kamar"
"Iya bunda gak apa apa"
Selly mengelus kepala Senja
"Senja pamit bunda" Senja berjalan kearah mobilnya sambil menunggu Langit.
Tak lama langit datang dengan jaket jeans hitam celana jeans hitam panjang. Senja bagai terpanah sungguh Langit yg sudah tampan malah sangat tampan sekarang.
"Gilak ganteng banget lo" Senja melirik dari atas sampai bawa penampilan Langit
Langit tak menggubris omongan Senja
"Mobil lo biarin aja disini. Nanti, supir mama yang anter kerumah lo. Lo naik motor aja sama gue. Sekalian gue anter pulang"
"Okee siaap boss"
Langit mengeluarkan ponselnya dan mengetikkan pesan untuk supir mamanya.
"Ni helm lo" Langit memberikan helm kepada Senja.
Langit kini berada diatas motor besar miliknya dan tentu saja Senja berada dibelakangnya memeluknya erat.
"Ini bakal jadi hal favorit gue sekarang. Meluk lo. Gue nyaman banget" Batin Senja.
"Ini bakal jadi hal favorit gue sekarang. Buat lo nyaman meluk gue. Merasakan ketenangan." Batin langit
Tak ada yg membuka suara selama perjalanan. Mereka berdua sama sama sibuk dengan fikiran sendiri.