Chereads / Kehangatan dari Senja / Chapter 3 - Ikuti

Chapter 3 - Ikuti

"Kamu takut banget si. Kehilangan Mama kamu yang cantik ini" Adisty duduk disamping Senja dan mengelus puncak kepala Senja.

"Maa. Mama tau yang peduli sama Senja itu cuman mama. Papa sibuk sama kerjaannya bahkan kalo pulang. Dia juga sibuk sama kerjaannya. Senja cuman punya mama ma" rengek senja sambil memeluk sang mama.

"Iya sayang. Maafin mama yaa. Mama janji akan selalu kabarin kamu" Membalas pelukan Senja dan mencium keningnya.

"Yauda kamu tidur yaa sudah sangat larut malam" Adisty menidurkan putrinya itu. Menarik selimut untuk menutupi badan mungil Senja.

"Iya maa"

"Good night cintaku. Sleep well" Ucapnya sambil mencium puncak kepala Senja.

"Good night too mama"

****

"Senjaaaaaa. Bangun dong. kamu harus sekolah" Teriak sang mama sambil menarik selimut senja.

"5 menit lagi ma"

"Senja lihat jam berapa sekarang"

Senja melihat kearah jamnya

"Astaga. Mama kenapa ga bangunin senja?" Senja segera berlari menuju kamar mandinya.

"Lah jadi tadi gue ngapain yak? nidurin dia?" Menggaruk tengkuk kepalanya yg tak gatal.

Kini Senja dan Mamanya sedang berada dimeja makan, Menikmati sarapan mereka

"Ma. Senja bawa mobil sendiri aja ya. Males banget harus naik taksi online"

"Okay. mau bawa mobil yg mana?"

"Yang merah aja"

"Tapi ada syaratnya"

"Apa?"

" Jangan ngebut- ngebut, dan jangan membuat onar lagi."

" Siap bu bos" Ucap Senja sambil menghormat sang mama

"Nak. kamu sudah kelas 12. Mama gamau kamu dikeluarkan lagi dari sekolah, kalau itu sampai terulang lagi, bisa bisa kamu putus sekolah."

"Maafin Senja Ma. Senja bakal lakuin yang terbaik. Senja pamit dulu." Ucapnya seraya menyalami sang mama.

****

"Macet banget gilaaaa. Bisa telat gue" Kesal Senja dan terus aja menekan kleksonnya.

"Astaga bagaimana ini?" Senja memperhatikan sekitarnya tak sengaja Senja melihat seseorang yang tak asing.

"Alhamdulillah ya Allah" Senja segera turun dan menghampiri orang itu.

"Haaaaaai Langit. Gue nebeng ya. Gue bawa mobil dan macet banget, pasti gue bakal telat"

"Buruan naik" Jawab Langit dingin

"Tumben lo baik"

"Oke gue luan"

"Eh iya iya gue naik. Gue ikuuttt"

"Menggemaskan" Batin langit

Langit memilih melewati jalan pintas, dan menancap gasnya. Membuat senja ketakutan dibelakang. Langit yg sadar akan ketakutan Senja merasa iba namun, ia harus tetap ngebut agar tak telat.

"Gausah takut. Kan ada gue tenang ya"

"Gue boleh peluk lo gak? Gue rasa itu bisa buat gue tenang"

Langit seketika mematung. Debaran sangat kuat kini dia rasakan. Namun, bukan langit namanya jika tak bisa menutupi rasa kegugupannya.

Langit hanya mengangguk.

"Terimakasih. Gue nyaman banget gini" Ucap Senja mengeratkan pelukannya

Deeeeg hati Langit berdebar begitu hebat.

Sesampainya disekolah semua mata tertuju pada Meraka

"Mereka pacaran ya?"

"Cocok banget"

"Gila anaknya bakal good looking ini"

Banyak sekali asumsi tentang mereka. Namun keduanya tak ambil pusing. Senja turun dari motor langit.

"Makasih yaaa" Memasang senyum manis diwajahnya

"Entar pulang bareng gue. Tunggu gue" Ucap Langit dingin dan meninggalkan Senja

"Lo dingin banget Langit. Tapi, Senja bisa buat lo jadi hangat dan lebih indah" Senja tersenyum dan memilih menyusul langit masuk.

Setiba dikelas senja langsung mendudukkan bokong nya dia kursi kerjaannya

"Gimana tugas lo?" Tanya deyana

"Astaga gue lupa" Kaget Senja seraya menepuk jidatnya

"Senja lo dipanggil Bu Dian" Ucap jey ketua kelas 12 IPA 3

"Mati gue. Gimana ni Dey?"

"Siap siap de lo. Kenak semprot" Ucap Deyana enteng.

Senja menggeram dan meninggalkan Deyana ia tak ingin mengecewakan lagi sang Mama

Senja mengetuk ruang Bu Dian

tok tooook

"Masuk"

"Senja mana tugas kamu?"

"Maa maaf Bu. Tapi senja belum selesaikan"

"Apa?!" Bentak bu Dian

"Maaf Bu" Senja menundukkan pandangannya.

"Apa alasanmu tak mengerjakannya? Ingin dikeluarkan lagi kah?"

"Engg engga Bu"

"Lalu? merasa sok hebat sebab kau anak dari teman kepala skolah?"

"Buu bukan bu"

"Kau sudah kelas 12 bisa bisa tidak tamat paham?!"

"Paham Bu. Tapi, Senja sama sekali tidak mengerti soal itu"

"Kalau begitu. Temui langit 12 IPA 1 minta dia mengajari semua tugasmu hanya, dia yg mampu mengajarimu."

"Aaapaaa?"

"Tidak ada penolakan selesaikan dalam waktu 3 hari"

"Buuuu"

"Senja keluar! Dan minta bantuanlah pada Langit atau saya akan menghubungi mamamu"

Senja tak mungkin mengecewakan Mamanya kembali ia mungkin saja bisa meminta Papanya untuk menghancurkan Guru didepannya ini. Namun, ia urungkan.

"Baik" Senja berdiri dan segera pergi meninggalkan ruangan itu.

"Gue harus temui Langit" Senja segera berlari mencari Kelas langit.

"Permisi" Senja mengetuk pintu kelas dimna ada langit didalamnya.

Semua mata dan pujian tertuju padanya tapi Senja tak menghiraukannya. Senja melihat keberadaan langit dan langsung menghampirinya.

"Langit. Boleh gue bicara sama lo?"

"Bicara aja" Jawab langit dingin.

"Gak disini"

"Disini aja atau gausah bicara sama gue."

"Gue malu"

Mars yang tersadar akan kehadiran Senja langsung menggodanya.

"Hai cantik nyari babang Mars"

"Ayok" Ajak Langit sambil menarik Lengan Senja

Kini Langit dan Senja berada di rooftop sekolah, hanya ada mereka berdua. Karena ini adalah tempat kekuasaan Langit.

"Bicara sekarang" Ucap Langit membuka pembicaraan.

"Gue" Senja menunduk "Gue mohon banget bantuin gue buat nyelesaiin tugas gue. Kalo tugas gue ga selesai. Gue bakal dikeluarin lagi dan gadak lagi sekolah yang bisa nerima gue"

"Lo cuman mau minta bantuan gue?"

"Iya pliss yaaa"

"Gak penting banget" Langit pergi meninggalkan Senja.

"Kalo lo gamau gue bakal ikutin lo kemanapun lo pergi." Teriak Senja

Langkah langit sempat terhenti, namun dia tidak menghiraukannya dan tetap melanjutkan perjalanannya.

***

Bel berbunyi panjang, menandakan sekolah akan selesai.

Senja bergegas merapikan barangnya dengan tergesa gesa

"Kenapa si lo" Tanya Deyana

"Gue pamit luan ada urusan penting." Senja berlari meninggalkan Deyana yg bertanya tanya.

"Langit langit" panggilnya pada langit ketika melihat langit sudah berada di parkiran sekolah

"Buruan. Gue anterin ngambil mobil lo"

Senja tak menjawab ia menuruti langit, menaiki motor gede itu.

Tak ada percakapan antara Meraka berdua Senja terhanyut akan lamunannya pikirannya kacau. Bagaimana, jika ia tak bisa menyelesaikan semua soal itu. Jika les maka sudah terlambat dan jika menyuruh orang lain tetap saja ia takkan bisa menjawab saat  ujian nanti.

"Udah sampek turun. Gue mau balik" Ucap langit membuka pembicaraan.

"Oh oke. Makasih banyak ya." Senja turun dan menghampiri Mobilnya.

Langit melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Membuat Senja bergegas mengikutinya.

"Iya. Gue harus ngikutin dia dan minta bantuan dia. Cuman dia yg bisa bantu gue." Senja melajukan mobilnya mengikuti langit.