"Cabut! Dasar Cewek ganjen." Ucap Langit datar.
"Eh apa lo bilang?! jangan sembarangan ya kampret" Tatap Senja seperti ingin menerkam.
"Lo emang GANJEN!" Menekankan kata Ganjen
Deyana yang mendengarkan keributan. Melihat kearah itu. Dan "Oh my Senja" Ia berjalan menghampiri Senja
"Eh apa apaan si lo. Ngebentak temen gue" Ucap Deyana
"Oh ini temen lu Dey? Ajarin ya. Biar gak GANJEN" sekali lagi menekankan kata Ganjen dan meninggalkan kantin.
"Eh suka suka gue ya. Iri bilang bosss!" Teriak Senja
"Kita pamit dulu ya cantik" Ucap Mars dan mengikuti langkah Langit disusul Reyno.
Deyana dan Senja memilih duduk untuk menyantap makanannya.
"Dey gue mau nanya deh"
"Apa?"
"Lo kenal Langit?"
"Kenal"
"Siapa si dia, songong banget" Geram Senja.
"Langit Aryana Dezz, Bokapnya dia yg punya Galaxy. Makanya gadak anak anak Cowok yang berani ngelawan dia, sang Most wanted. Siapa yang gak kenal dia. Dia inceran disini tapi ya gitu. Cuek, julukannya kulkas berjalan. Belum ada satupun wanita yg memikat dia disini, Dan belum pernah pacaran. Gatau deh kenapa dia tau tau mau ngeluarin suaranya buat lo" Ucap Deyana panjang lebar sembari memasukkan bakso kemulutnya.
"Ooo. Lo kok kenal dia?"
"Nyokap gue sama nyokapnya dia temen dari kecil dan ketika, SMA mereka pindah akhirnya kita satu komplek. Waktu nyokap gue mutusin gue harus sekolah di Galaxy. Gue dan dia jadi temenan. Nyokapnya dia nyuru dia pergi pulang bareng gue. Dia tu penurut banget sama nyokapnya. Beda banget sama disekolah Langit dingin"
"Kalo temennya tadi?"
"Mereka satu komplek juga sama gue. Beda blok aja. Yang sebelahan itu rumah gue sama langit. Tapi Langit ga terlalu sering main sama mereka waktu dirumah jadi gue ga terlalu tau tentang mereka. Yang pasti mereka juga inceran cewek cewek disini."
"Ooo. Berarti lo entar dianter Langit balik?"
"Enggak lagi. Gue udah bawa mobil sendiri. btw Langit itu Murid terpintar disini. Selalu menang olimpiade dan ngebanggain sekolah."
"Serius?!"
"Hooh"
"Udah ganteng, pinter, inceran. Tapi sayang nyebelin dan dingin" Ucap Senja sambil membayangkan wajah Langit.
"Dia ga kesentuh"
"Kesentuh. Liat aja gue bakal dapetin dia" Senja antusias.
"Ngimpilo" menggeplak kepala Senja.
"Liat aja entar"
Mereka kembali menyantap makanannya. Tak lama belnya berbunyi membuat seisi kantin rusuh.
****
"Gue belik luan yaa. Mama gue sibuk banget minta bantuin gue buat kue" Pamit Deyana.
"Yaudah. Nyokap gue juga entar lagi jemput kok"
"Oke see u cantikk" Deyana berjalan meninggalkan Senja.
Senja membuka aplikasi WhatsApp nya dan mencoba menghubungi Mamanya, namun tak ada jawaban
tuuut tuuuttt
"Gadiangkat lagi. Katanya mau jemput. Gimanasih"
Senja berjalan keluar kelas. Menyusuri koridor yg sudah agak sepi. Karena bel berbunyi sudah hampir satu setengah jam.
Tiba tiba Senja merasa ada yg mengikutinya
Bruuuuuk
"Hobi banget ya lo nabrak gue" Bentak senja ke cowok itu.
"Lu sendiri yang jalan gak pake mata" Balas cowok itu dengan nada datar
"Sialan lo" Senja menggeram
Langit berjalan tanpa mempedulikan omongan Senja.
"Senja" panggil Bu Dian
Senja melihat Bu Dian dari arah kantor melambaikan tangan kearahnya. Lalu ia menghampirinya.
"Iya Bu?"
"Ini tugas kamu, karena kamu murid baru pindahan kelas 12. Kamu harus menyelesaikan banyak tugas. Untuk mengejar ketertinggalan mu"
Senja kaget melihat begitu banyak kertas HVS berisi tugas tugasnya yang dipegang Bu Dian.
"Kerjakan dalam waktu 2 Minggu. Tidak ada bantahan! atau kamu tidak akan lulus. Dan selesaikan satu tugas untuk besok"
"Taa tapi buu"
"Senja. Dari sekolahmu yang lama tidak ada satu nilaipun yang kamu bawa. Maka ini adalah jalan pintas untuk membuat nilai mu ada"
"Baik, Bu"
"Ibu harap. Kamu menyelesaikannya dengan sangat bagus."
"Baik bu. Senja pamit dulu" Senja berjalan meninggalkan Bu Dian.
Tanpa sadar sejak dari tadi Senja diperhatikan sepasang mata.
"Sialan mana mungkin gue bisa ngerjain ini semua? Geblek geblek" Senja meremas rambutnya.
Akhirnya Senja memutuskan untuk pulang menggunakan taksi online, karena sampai sekarang mamanya tidak dapat dihubungi.
Tiba tiba ponselnya berbunyi
drttttt drrrtttt
"Halo ma?"
"Maafkan mama nak. Mama ada meeting mendadak. Pulanglah menggunakan taksi online"
"Iya" senja memilih mematikan panggilannya
"Sudah biasa" Batinnya.
Sesampainya dirumah Senja langsung berlari menuju kamarnya dilantai 2, lelah itulah yang dirasakannya. Ingin sekali rasanya membaringkan tubuhnya ditempat tidur king size miliknya.
"Makan dulu non sudah bibik masakan"
"Iya nanti sajalah" Senja tetap berlari menyusuri tangga menuju kamarnya.
Drrrtt drrrt
08567890xxxx
Save wa gue cantik. Babang Mars paling tampan.
Senja tersenyum melihat aplikasi WhatsApp nya.
"Cogan gue bertambah lagi ni"
Senja A.S
Oke tampan
send.
Senja memilih untuk memejamkan matanya dan mengistirahatkan tubuhnya. rasanya lelah sekali
Sudah pukul 23.00 wib namun sang Mama tidak kunjung datang. Biasanya jika pulang ia akan menyempatkan kekamar Senja. Pikirannya mulai resah. Senja turun untuk memastikan apa sang Mama benar benar belum pulang
"Bi. Apa mama sudah pulang?" Tanyanya pada bi ija.
"Belum non. Mungkin sebentar lagi"
"Tidak biasanya mama pulang selarut ini"
"Non belum makan dari tadi siang. Makan dulu"
"Iya. Siapkan roti saja"
Senja memang sudah sangat lapar tapi pikirannya tetap ke mamanya. Resah sekali rasanya. Ia memilih untuk menelefon berulang kali. Namun, nihil tak ada jawaban.
"Astaga tugas gueee" Senja menepuk keningnya.
Senja segera berlari kekamarnya, mengambil roti yg telah disiapkan Bi Ija tadi
"Sial gue sama sekali gatau dan gapaham soal ini" ringis Senja.
Senja mengambil ponsel nya menfoto soal tersebut dan menghubungi seseorang.
"Halo Dey, bisa bantuin gue gak? gue dikasih tugas sama Bu Dian dan gue sama sekali gatau dan gak paham tugas ini."
"Maaf Senja. Tapi gue juga ga ngerti sama soal yg lo foto itu"
"Yauda deh, maaf ya ganggu waktu lo"
tuuut sambungan terputus
"Sial" Senja membanting badannya dikasur
Pikirannya kacau mamanya yg entah kemana dan tugas yg harus ia selesaikan. Jika bukan karena permintaan sang mama Senja tidak akan memperdulikan soal ini.
took tooook
"Mamaaa" Senja berdiri dan membuka pintu kamarnya.
Senja memeluk dengan kuat sang mama ia sangat takut kehilangan mamanya.
"Maaaaa. Mama kenapa pulangnya lama banget senja kangen banget sama mama. Malah gadak kabar lagi"
Adisty tersenyum melihat putrinya dan mengecup puncak kepala senja "Biasalah namanya juga anak Muda. Mama kan juga mau shopping dan ponsel Mama low. Makanya ga bisa ngabarin kamu"
"Seharusnya, mama berusaha kabarin Senja dong. Pinjem ponsel siapa gitu. Senja kan khawatir" Senja mendudukkan bokongnya di tempat tidurnya sesekali mengusap air matanya