Chereads / Unhappy Without U / Chapter 3 - Bagian 3

Chapter 3 - Bagian 3

Happy reading!

"Kebetulan banget ya kita ketemu di sini." Sierra meringis kecil mendengar perkataan Aruka barusan. Saat ini Sierra sudah berada di dalam restoran. Ia duduk di sebelah Aruka, sementara di depannya ada Rizky dan Aro. Ya, sebuah kebetulan Sierra bisa bertemu Aruka bersama Aro.

Tak lama kemudian makanan yang mereka pesan sudah tiba. Sehingga mereka mulai menyantap makanan mereka dengan tenang. Tapi tidak dengan Sierra, ia sudah merasa gelisah sedari tadi.

"Ra, kamu pacaran sama Rizky?" tanya Aruka tiba-tiba yang membuat Sierra menghentikan aktivitas makannya sejenak.

"Iya," jawab Sierra santai.

"Wah selamat ya."

"Aku juga baru aja jadian sama Aro," lanjut Aruka membuat Sierra terkejut setengah mati. Sierra menghela napas beberapa kali, ia tahu Aruka sengaja mengatakan hal itu.

"Congrats ya." Sierra tersenyum menanggapi perkataan Aruka.

"Lo gak perlu ngasih tau gue, gue juga gak akan gangguin kalian berdua," bisik Sierra kepada Aruka.

"Bagus deh," ucap Aruka seraya tersenyum lebar. Sementara Aro dan Rizky fokus menyantap makanan mereka. Bahkan mereka tak peduli dengan perbincangan Sierra dan Aruka.

Sierra dan Rizky telah menghabiskan makanan mereka. Sementara Aruka dan Aro? Entahlah apa yang mereka bicarakan sedari tadi, sehingga makanan mereka belum juga habis.

Sierra menendang kaki Rizky pelan di bawah meja. Rizky menatap Sierra sembari mengernyit bingung. Sierra mendecak malas sebelum akhirnya ia berdiri dan menarik tangan Rizky untuk ikut berdiri.

"Kita pulang dulu ya, makasih."

Sierra sudah tak tahan melihat Aruka dan Aro. Walaupun ia sudah merelakan Aro dengan Aruka, namun perasaannya kepada Aro tak bisa hilang begitu saja.

"Kita kagak bayar dulu Ra?" tanya Rizky begitu sudah sampai di parkiran.

"Gak perlu, mereka banyak duit." Sierra segera memakai helmnya, rasanya ia ingin secepatnya pergi dari sini.

Rizky hanya mengendikkan bahu acuh dan mulai melajukan motornya meninggalkan restoran.

Sierra melamun sepanjang perjalanan, bahkan Rizky yang sedari tadi bertanya tak dijawab oleh Sierra. Yang terdengar dari tadi hanya suara helaan napas Sierra. Tiba-tiba Rizky mengerem motornya secara mendadak, membuat Sierra terkejut.

"Anjir lo apa-apaan sih Ky?"

"Lo daritadi gue ajak ngobrol kagak nyaut, budeg lo?" tanya Rizky yang langsung mendapat pukulan dari Sierra.

"Ya mana gue denger bego kan berisik," teriak Sierra di telinga Rizky. Membuat Rizky memajukan kepalanya.

"Anjir kagak usah teriak juga."

Rizky kembali melajukan motornya dengan kecepatan normal.

"Lo tadi mau ngomong apaan sih Ky?" tanya Sierra kepada Rizky yang tengah fokus mengendarai motor.

"Ky, Rizky." Sierra memanggil Rizky ketika pertanyaannya tadi tidak dijawab oleh Rizky.

"WOY LO BUDEG YA?!"

---

Sierra segera merebahkan tubuhnya di atas kasur setelah selesai mandi. Ia memejamkan matanya, ingatannya kembali pada kejadian hari ini.

"Kenapa rasanya sakit banget ya? Kenapa gue gak rela? Kenapa harus Aruka? Kenapa selalu dia?" tanya Sierra pada dirinya sendiri.

Sierra menghela napas beberapa kali, mencoba menahan agar tak menangis. Ia memeluk guling yang ada di sampingnya. Mencoba melupakan segala kenangan yang dulunya ia kira indah namun sekarang menjadi begitu buruk.

Tak butuh waktu lama, Sierra sudah tertidur pulas.

Pukul 19.47

Sierra terbangun dari tidurnya karena mendengar ada panggilan masuk di handphone miliknya. Dengan malas, Sierra mengangkat panggilan tersebut.

"Halo."

"Keluar, gue ada di depan rumah lo sekarang."

Sierra membelalak kaget, ia langsung melihat ke arah handphonenya. Setelah itu, ia langsung melihat ke luar rumah dari jendela kamarnya.

"LO NGAPAIN KY?!"

"Cepetan keluar."

"Gak mau, sana lo pulang aja!"

"Enak aja, gue udah jauh-jauh dateng ke sini."

"Suruh siap-"

"Cepetan keluar sayang, kalau gak aku yang masuk."

Sierra merinding mendengar perkataan Rizky barusan. Ia segera memutuskan panggilannya.

Tut tut

"Dasar gak waras," gumam Sierra sembari berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka.

Selang beberapa menit, Sierra segera keluar untuk menemui Rizky.

"Lo ngapain sih malam-malam ke sini?" tanya Sierra langsung begitu berdiri di hadapan Rizky.

"Apel lah, ngapain lagi."

Sierra menatap Rizky tak percaya.

"Woy mana ada apel malam senin kayak gini," ucap Sierra yang sudah kepalang kesal dengan Rizky.

"Ada, buktinya gue."

Sierra memutar bola matanya malas mendengar perkataan Rizky barusan.

"Gue mau ngajak lo nonton," ucap Rizky membuat mata Sierra berbinar senang.

"Serius?" tanya Sierra dengan semangat.

"Iya lah," jawab Rizky yakin.

"Mau nonton apaan?" tanya Sierra.

"Topeng monyet."

"Ih apa banget, gue kira nonton ke bioskop."

"Biar beda sama yang lain," ucap Rizky mengabaikan kekesalan Sierra.

"Astaga Rizky gue pengen ngebuang lo ke amazon."

"Udah nih pake helmnya." Rizky menyerahkan helm kepada Sierra. Namun Sierra tak kunjung mengambilnya.

"Gak mau."

"Ra."

"Pokoknya gue ga-"

Perkataan Sierra terpotong karena tiba-tiba Rizky mendekatkan wajahnya ke aarah

Sierra. Tatapan Rizky pun menjadi serius. Sierra menelan ludahnya gelisah.

To be continued...