Sambil bergandengan menuju dalam mobil sport yang super mewah. Marvin dan Lia saling menatap satu sama lain. Marvin menjalankan mobilnya, Lia dengan wajah cantiknya tertunduk malu. Rasa penasaran Lia tak tertahankan membuat dirinya memberanikan diri untuk bertanya.
"Maaf Tuan! kita mau kemana?, " Tanya Lia tersimpun malu.
"Kamu ikut saja jangan banyak bertanya." Jawab Marvin menunjukkan sikap dinginnya.
'Percuma bertanya' Batin Lia
Marvin menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi. ketegangan Lia membuat jantungnya seperti mau copot. Di tengah perjalanan ada seorang bocah kecil mau lewat, spontan Marvin rim mendadak.
"Awasssss..." Teriak Lia dengan wajah histeris.
Marvin berhenti dengan tegang. Sedangkan Lia yang tidak sadar spontan memeluk tubuh Marvin. Melihat hal itu Marvin memandang Lia dengan tatapan penuh cinta. Entah apa yang ada dipikiran Marvin. Tersadar Lia langsung melepaskan pelukannya sambil merapikan rambutnya yang terurai lembab.
"Maaf Tuan! aku tidak sengaja. Tiba-tiba saja aku merasa takut." Kata Lia, menjelaskan dengan nada gerogi.
Marvin semakin menatap Lia dengan tatapannya yang mempesona, Lia semakin hanyut dalam tatapan Marvin.
"Lia ... kamu tatap mata ku" Pinta Marvin.
Dengan mata lembut Lia menatap wajah Marvin, semakin menatap semakin takut Lia akan hanyut dalam cintanya Marvin. Karena bagi Lia tidak ada namanya Cinta. Namun Marvin terus meyakinkan Lia dengan tatapan Lembutnya. Kedua tangan Marvin memegang kedua pundak Lia. Sudah tidak bisa menyembunyikan perasaannya terhadap Lia.
Dengan lembut Marvin mendekatkan tubuhnya menyentuh tubuh Lia, Marvin memeluk Lia dengan sentuhan yang hangat. Keduanya merasakan getaran cinta yang tak tertahankan.
"Aku tidak mau melihat kamu kenapa-napa" Kata Marvin lembut, memeluk tubuh Lia.
Lia merasa tidak percaya dengan apa yang diucapkan Marvin. Dirinya seolah-olah melayang dengan semua pernyataan Marvin, Lia merasa seperti seorang putri yang baru mengenal cinta. Marvin melepaskan pelukan hangatnya dengan tenang. Mereka merapikan duduknya lalu melanjutkan perjalanan. Marvin telah tiba di sebuah Salon termahal di jepang bernama " Hayati Tokyo" Salon ini merupakan salon termewah di Jepang. Semua pegawai salon menyambut Marvin berjejer rapi memasang senyum ramah. Lia yang hanya gadis kota di daerah terpencil terpesona melihat kemewahan Salon itu. Lia yang baru saja masuk langsung disambut baik dan dipersilahkan duduk di kursi, Lia terkejut.
"Aku mau diapain? " Tanya Lia penasaran.
"Duduk saja mbak, kami disini mau mempercantik mbak" Jawab Pegawai salin dengan lembut.
Lia melirik Marvin dari kejauhan ingin bertanya apa maksud dari semua ini. Marvin dengan wajah cuek hanya diam saja, kedua tangannya memegang koran duduk tertata rapi di sopa, sesekali Marvin melirik Lia tanpa ketahuan.
....Beberapa menit kemudian....
"Sudah selesai Tuan" Kata pegawai Salon, Memberitahu Marvin.
Terkejut hati melihat, Lia yang tidak pernah peduli dengan penampilannya kini di sulap menjadi wanita tercantik. Gaun merah muda yang anggun dilapisi dengan manik-manik indah. Rambut yang terurai bergelombang bagai Ombak dilautan. Wajah yang cantik dengan mata besar indahnya, Bibir yang seksi dilapisi Lipstik membentuk rupa.
Melihat tatapan Marvin tanpa kedipan, Lia semakin malu menyimpan harapan ingin dipuji. Marvin langsung mengulurkan tangannya menggandeng Lia keluar, menghidupkan mobil lalu menjalankannya dengan pelan.
Perlahan musik pun diputar, mawar merah menghiasi mobil Marvin, di atas meja mobil terlihat kotakan kecil yang sangat cantik.
Memberhentikan mobil sejenak, lalu Marvin mengambil kotakan kecil itu, membukanya perlahan. Lia yang hanya terdiam malu penasaran kini merasa mati kutu.
"Jangan pernah kamu melepaskan cincin ini" Kata Marvin sambil memakaikan cincin itu kejari-jari manis Lia.
Mendengar hal itu Lia senyum-senyum sendiri, ia mengangkat tangannya dan melihat cincin itu. Ia memandangi jari-jarinya sambil senyum sendiri, tanpa henti matanya hanya tertuju ke jari-jari yang dipasangkan cincin itu. Seperti mimpi dirasakan, Siapa yang akan tahan dengan keromantisan Marvin. Marvin biasa di kenal cowok paling cuek dan bersikap dingin. Bagaimana mungkin bisa menaruh perhatian lebih sama Lia. Lia telah meluluhkan hati Marvin tanpa di sadari.
" Apa maksud Tuan?" Tanya Lia gugup.
"Jangan pernah membuat diriku menderita hanya karena memikirkan dirimu" Jawab Marvin semakin gak jelas.
Lia terdiam sejenak melihat cincin mewah yang ada di jari-jari manisnya.
"Aku tidak mengerti perkataan Tuan Marvin? " Tanya Lia lagi penasaran.
"Nanti juga kamu akan mengerti sendiri" Jawab Marvin tanpa penjelasan lebih.
"Ya Tuhan... jantungku seperti mau copot mendengar perkataannya" Batin Lia.
Baiklah kita sudah sampai dan sekarang kamu ikuti aku, jangan kamu ke mana-mana selain mengikuti perintahku. Lia seperti boneka yang tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya bisa mengangguk mengikuti kata Marvin.