Setibanya di kantor, Alexa bergegas menuju ke ruangan Siska. Dia menarik napasnya dalam-dalam kemudian menghembuskan perlahan, mencoba untuk mempersiapkan diri untuk mengatakan apa yang terjadi pada bosnya yang cerewet itu. Gadis itu merasa lelah, namun juga berharap akan mendapat pinjaman uang untuk membiayai rumah sakit ibunya. Dengan segala kekuatan hatinya, perlahan dia mengetuk pintu ruangan berwarna putih itu.
Tok ... Tok ... Tok ...
"Masuk!"
Terdengar suara seruan dari dalam. Alexa segera membuka pintu itu dan berjalan memasuki ruangan Siska. Pandangannya sesekali tertuju pada sosok yang sedang berbaring sofa namun juga meliriknya dengan begitu dingin. Dia adalah Bastian yang sedang santai sambil memegang ponselnya.
"Kamu ke mana saja? Kenapa nomor kamu tidak bisa dihubungi?" tanya Siska namun pandangannya pada laptop.