Di dalam ruang kerjanya, Melvin sedang berbincang-bincang dengan Jordy mengenai urusan perusahaan hingga hampir satu jam berlalu. Mereka duduk di sofa sambil menikmati secangkir kopi dengan biskuit. Sesekali mereka juga kedatangan karyawan yang memberikan laporan pekerjaan.
"Jadi, kamu akan menjadikan Alexa sebagai sekretaris sementara?" tanya Jordy dengan heran.
"Iya, Pa. Daripada merekrut sekretaris baru dan kita belum tau kemampuannya, itu akan sangat merepotkan. Dan aku memilih Alexa karena dia mampu, dia pandai dan dia juga menawarkan diri," jelas Melvin dengan santai menatapi ayah tirinya yang terlihat begitu rapi dalam balutan terusan jas berwarna biru gelap dengan dasi abu-abu bermotifkan garis -garis miring berwarna hitam.
"Tapi dia istrimu," sahut Jordy dengan gusar.
"Tidak masalah. Justru aku senang karena bisa membuatnya tidak kesepian lagi. Aku senang karena akan memiliki banyak waktu bersamanya," ucap Melvin dengan tersenyum simpul.