Chapter 4 - MONSTER!

"Aku tahu, anak ini hadir di waktu yang tidak tepat dan menjadi pukulan besar bagi karirmu. Tapi dia tidak bersalah! Apalagi..." Chen Qiong yang merupakan wanita karir kini mulai menghibur Mo Heng. Ia jelas-jelas sudah lupa dengan posisinya sebagai manajer.

Chen Qiong dengan penuh kasih sayang meremas pipi Tangtang yang lembut dan halus. Kemudian, ia melanjutkan kalimatnya yang menggantung, "Anak ini seperti malaikat kecil!"

'Malaikat apanya?! Jelas-jelas gadis kecil ini adalah monster!' Mo Heng mengeluh dalam hati.

Melihat kesalahpahaman Chen Qiong yang semakin memburuk, Mo Heng berdeham. "Kak Qiong, aku tidak bohong, anak ini benar-benar bukan anakku..."

Pada saat yang bersamaan, Mo Heng melihat Tangtang tiba-tiba memegang tangannya. Tangan anak kecil yang halus dan tidak bertulang itu menggenggam jari-jarinya. Ia menekankan wajah hangatnya ke paha Mo Heng dan bersandar dengan penuh kepercayaan terhadapnya.

Situasi itu membuat Mo Heng tidak bisa berkata-kata.

Sekali lagi, Chen Qiong bertanya, "Jika bukan anakmu, lalu dia ini siapa?"

Mo Heng yang sudah pusing dengan situasi itu akhirnya menjawab dengan otak panas, "Dia adikku."

Chen Qiong tertegun selama dua detik sebelum kemudian tersadar. Ia mengangkat ibu jarinya dengan kagum, "Ibumu hebat sekali!"

Apa ini merupakan tanggapan atas anjuran negara untuk melahirkan anak kedua?

Chen Qiong memandangi Tangtang. 'Anak ini sepertinya berumur dua atau tiga tahun. Perbedaan usianya jauh sekali dengan Mo Heng.'

"Eh? Tunggu, kamu diam-diam membawa adikmu ke sini dan tidak memberitahuku? Nanti bisa jadi masalah besar kalau tertangkap paparazi!" Chen Qiong baru menyadari besarnya permasalahan.

"Tapi kan tak ada orang lain yang tahu!" kata Mo Heng sambil mengusap-usap hidungnya yang tidak gatal.

Mo Heng pergi berlibur dengan pesawat pribadinya, sedangkan Chen Qiong tiba setengah hari lebih lambat karena urusan pekerjaan.

Setelah berbagai macam penjelasan, Chen Qiong tiba-tiba teringat, "Kamu menelepon dan memintaku cepat-cepat kembali gara-gara anak ini?"

"Oh ya, siapa nama adikmu?" Chen Qiong bertanya lagi.

Mo Heng melirik ke arah Tangtang. "Coba bilang sama tante, siapa namamu?"

Tidak peduli kata apa yang akan diucapkan oleh gadis kecil itu, Mo Heng telah memutuskan untuk memilihnya sebagai nama.

Tangtang si gadis kecil dengan serius menjawab pertanyaan Chen Qiong, "Tang...tang…"

"Mo Tangtang? Nama yang imut sekali." Chen Qiong memuji.

Begitu selesai berbicara, tangan kecil Tangtang akhirnya mengendurkan pelukannya. Saat akan jatuh ke lantai, Mo Heng dengan sigap mengangkat dan menggendongnya.

Rasa iba yang muncul sesaat dalam diri Mo Heng membuatnya tidak jadi mengirimkan si putri duyung ke lembaga ilmiah. Sebagai gantinya, ia harus bertanggung jawab atas anak itu.

Mo Heng kembali ke kamar dan membungkus Tangtang dengan selimut. Tanpa sepengetahuan Chen Qiong, ia menekan-nekan kepala Tangtang yang sudah tidak terlihat mahkotanya. "Kamu baik-baik ya! Nanti jika aku menemukan rumahmu, aku akan mengirimmu pulang!"

Tangtang memeluk leher Mo Heng dengan senang. Ia mencium pipi pemuda itu sebagai tanda kesepakatan.

"Iyuh!" Mo Heng mengelap mukanya yang basah karena air liur. Ia baru saja dicium oleh seekor ikan! Mo Heng bertekad untuk tidak makan ikan lagi kedepannya.

Saat melihat tatapan geli Mo Heng, Tangtang malah merasa terhibur. Ia cekikikan karena senang.

Mo Heng menggendong Tangtang keluar dari kamar tidur, lalu berdiskusi dengan Chen Qiong, "Kak Qiong, aku baru sadar kalau paspor dan baju ganti Tangtang hilang. Kamu pasti tahu situasiku, melapor ke polisi bukanlah solusi yang tepat. Jadi, tolong bantu carikan solusi untuk memulangkan Tangtang dulu ya? Nanti aku akan meminta orang tuaku untuk mengurusnya."

Chen Qiong yang sudah bertahun-tahun berkarir di dunia hiburan memiliki banyak koneksi sehingga hal seperti itu sama sekali bukan masalah baginya.

Tetapi masih ada satu masalah lagi. "Tanggal dan waktu kepulanganmu sudah diumumkan ke publik. Kalau kamu muncul dengan seorang anak kecil… Aku khawatir ini akan menyebabkan kegemparan!"