Xia Siyu sedikit terkejut dan kemudian melihat ke arah jam tangannya. Sekarang sudah pukul enam dan Bao Yan sudah selesai shooting sejak pukul empat sore. Ketika dia berjalan keluar untuk shooting pada jam lima, semua anggota kru di sebelah sudah pergi. Pada waktu seperti ini, bahkan pengunjung juga sudah diminta pulang dan seharusnya tidak mungkin Bao Yan masih berada disini sekarang.
Namun suara seseorang yang sedang menelepon ini memang sangat mirip dengan nada suaranya yang terdengar sedikit rendah, berat, dan magnetis.
Xia Siyu mengerutkan keningnya dan ragu-ragu selama beberapa detik. Pada akhirnya, dia juga mengikuti suara itu dan pergi mencari ke sana.
Disini adalah studio film dan memiliki pemandangan buatan yang diproduksi secara khusus. Sebuah sungai dibuat mengalir turun dari gunung dan mengalir melalui jalan berkelok-kelok di studio kota film. Di tepi sungai juga ditanami pohon dedalu tangis dan dipadukan dengan bebatuan Taihu.
Belum sampai dua langkah Xia Siyu berjalan mengikuti sungai, benar saja dia melihat di tempat yang tidak jauh darinya ada seorang pria sedang menelepon sambil bersandar menyamping di pohon dedalu tangis. Postur tubuh orang itu terlihat ramping. Dia mengenakan pakaian casual berwarna hitam dan sepatu berwarna hitam yang menambahkan sedikit aura dingin dan mendalam padanya, dan juga tidak membawa aura dingin penuh waspada seperti sebelumnya.
Itu benar-benar adalah Bao Yan.
Jaraknya sedikit jauh sehingga Xia Siyu tidak dapat mendengar apa yang diucapkan oleh Bao Yan secara detail. Kadang-kadang ada sedikit nada bicara yang terdengar dan hanya bisa mendengar bahwa sepertinya Bao Yan sedang menertawakan sesuatu. Namun hal yang aneh adalah sepertinya hanya bagian bawah wajahnya yang sedang tersenyum, tetapi tatapan matanya malah terlihat dingin dan tenang seperti sedang mengejek sesuatu. Satu wajah memiliki dua ekspresi. Meskipun sedang tersenyum, tetapi senyuman itu juga tidak sampai ke mata dan hatinya.
Seiring dengan kalimat terakhirnya dilontarkan, dia menutup panggilan teleponnya.
Namun dia tidak berpindah dan juga tidak pergi dari sana. Dia masih bersandar ke pohon dedalu tangis itu dengan tenang dan membiarkan daun dedalu di atas kepalanya berterbangan mengikuti angin.
Kebetulan pada saat ini, handphone Xia Siyu berdering dan Bao Yan juga mendengar suara ini.
Bao Yan menoleh ke arah suara itu berasal dan matanya menatap ke Xia Siyu sambil mengedipkan mata dan bernafas bersamaan dalam waktu yang singkat.
Kebetulan lampu-lampu di studio kota film menyala pada saat ini. Cahaya lampu jalan yang redup menyinari tubuhnya dari satu sisi dan membuat setengah bayangan Bao Yan terlihat di bawah cahaya lampu yang lembut dan yang setengah lagi bersembunyi di bawah malam hari yang gelap.
Di mata publik, image Bao Yan selalu terlihat sebagai dewa tampan yang dingin dan tidak mengekspresikan kegembiraan dan kemarahan di wajahnya. Karena sebelumnya dia merupakan dosen universitas, dia memiliki keanggunan dan kemuliaan seorang intelektual. Apalagi dia selalu menolak untuk terikat membuat CP. Selain waktu shooting, dia bersikap low profile dan juga memiliki sifat tidak terlalu ambisius dan tidak dapat didekati oleh orang asing.
Namun pada saat ini, Xia Siyu semakin merasa bahwa sisi kegelapannya yang tersembunyi di bawah malam hari yang tidak diketahui oleh orang lain itu barulah merupakan pikiran yang sebenarnya di hatinya. Di saat-saat biasanya, dia terlihat rendah hati, tidak arogan, dan tidak aktif. Namun begitu mangsa memasuki area perburuannya, dia langsung memperlihatkan gigi taringnya yang tajam.
Kemudian Bao Yan berdiri tegak dengan matanya yang sedikit bergerak dan menggerakkan kakinya untuk berjalan menuju ke tempat Xia Siyu berada.
Handphone-nya terus berdering dan Xia Siyu tidak mengangkatnya. Namun ketika Bao Yan berjalan mendekat ke arahnya, Xia Siyu juga tidak menghindar.
Seiring dengan langkah kaki Bao Yan yang berjalan semakin mendekatinya, jarak antara mereka berdua sudah perlahan-lahan menjadi kecil dan dengan cepat menjadi hanya berjarak tiga hingga lima meter.
Kebetulan pada saat Bao Yan berjalan sampai di hadapan Xia Siyu, nada dering handphone Xia Siyu juga berhenti. Pada saat ini, studio film sudah ditutup untuk pengunjung dan para kru juga sudah berhenti bekerja dan pulang ke rumah. Kebisingan dan keramaian pada pagi hari sudah pergi menjauh dan kesunyian pada saat ini seolah-olah hanya menyisakan mereka berdua.
Meskipun mereka berdua adalah artis dan pasti akan bertemu di tempat kerja, tetapi terakhir kali kedua orang ini bertemu secara pribadi masih harus ditelusuri kembali ke kejadian masa lalu, yaitu ketika mereka sekeluarga makan bersama di Malam Tahun Baru Imlek. Namun jumlah kedua orang ini mengobrol bersama tidak sampai sepuluh kalimat dan saat berkumpul bersama tidak sampai satu jam. Setelah selesai makan, mereka akan berpisah sendiri-sendiri ke aktivitas mereka masing-masing dan berjalan di jalan mereka sendiri-sendiri, dan mereka berdua masing-masing akan merasa tidak suka terhadap satu sama lain ketika bertemu.
Namun pada saat ini, Xia Siyu malah merasa bahwa Bao Yan ingin menyentuh wajahnya.