Li Shunan tidak banyak bicara kemarin. Jiang Lingzhi hanya mendengar dia mengucapkan sepatah kata saja.
Hari ini, Jiang Lingzhi baru menyadari kalau suara Li Shunan ternyata terdengar sangat merdu.
Meskipun kata-kata yang diucapkannya agak kasar.
Tatapan Jiang Lingzhi tertuju pada rokok yang terselip bibir tipis Li Shunan selama beberapa saat. Dia membuang napas agar tidak menghirup asap rokok itu, lalu mengangguk. "Oke, tunggu sebentar."
Hanya 360 yuan, sangat murah sekali.
Jiang Lingzhi menundukkan kepala, membuka ritsleting tas sekolahnya dan mencari dompetnya yang ada di dalam sana.
Saat menjelang senja seperti sekarang ini, sinar matahari masih berusaha memancarkan sisa cahaya panasnya.
Jiang Lingzhi mengenakan kemeja putih lengan pendek, dipadukan dengan rok lipat berwarna biru. Kini gadis itu masih menunduk dan melihat ke dalam tas sekolahnya. Terlihat lengannya yang rampingnya dan sangat putih.
Setelah mencari-cari untuk waktu yang lama, Jiang Lingzhi tiba-tiba baru ingat kalau dirinya tidak biasa membawa dompet setiap kali pergi ke sekolah.
Ketika teringat akan hal ini, gerakan tangan Jiang Lingzhi seketika terhenti.
Sungguh memalukan….
Tadi dia begitu percaya diri dan bersikeras untuk mengganti rugi, tetapi ternyata dia hanya memiliki satu koin yang tersisa di dalam tasnya.
Jiang Lingzhi menggenggam satu koin di telapak tangannya dan berujar dengan berat hati, "Kawan, ternyata aku tidak membawa uang hari ini. Bolehkah aku mengembalikannya padamu besok?"
Banyak orang yang berlalu lalang di persimpangan jalan. Li Shunan berdiri dua meter dari Jiang Lingzhi.
Dia terlihat angkuh dan suka bertindak seenaknya sendiri. Sorot matanya pun tampak merendahkan lawan bicaranya.
Li Shunan mendengus ringan, dengan sebatang rokok di antara jari-jarinya. Ekspresinya seolah menunjukkan kalau ia sudah menduga bahwa gadis di depannya ini akan bersikap seperti itu. Dia berbalik begitu saja dan terus berjalan ke depan.
Raut muka Li Shunan itu melukai harga diri Jiang Lingzhi.
Jiang Lingzhi menutup tas sekolahnya, lalu berjalan ke sisi Li Shunan dan mengulurkan tangannya ke arah pria itu. "Aku benar-benar ingin memberimu uang ganti rugi. Atau begini saja, aku akan membayarmu satu yuan dulu sebagai bunganya, bagaimana?"
Jiang Lingzhi memiliki kulit yang sangat putih dan kini semakin terlihat menyilaukan karena terkena sinar matahari. Dia sekarang membentangkan telapak tangannya yang berisi sebuah koin ke hadapan Li Shunan.
Ekspresi Li Shunan tidak berubah, dan justru dia terlihat merasa terganggu dengan tingkah Jiang Lingzhi. Dia mengambil koin itu dan memasukkannya ke dalam saku celananya, sepertinya sudah kehabisan kesabaran.
Menyadari kalau Jiang Lingzhi masih tetap mengikuti dirinya, Li Shunan pun menghentikan langkahnya, masih sambil menggigit rokoknya. "Apa ada hal lain?"
Sebenarnya Jiang Lingzhi tidak ingin mengikutinya lagi.
Tapi, dia tiba-tiba teringat kalau barusan dirinya turun dari bus lebih awal dan malah memberikan koin terakhir pada pria ini. Dia sudah tidak punya uang lagi untuk naik bus nanti.
Setelah berpikir sebentar, Jiang Lingzhi menatapnya dengan malu-malu. "Kawan, bisakah kamu meminjamkan aku uang?"
Meskipun tindakan Jiang Lingzhi ini tidak bagus, namun dia yakin bahwa tidak ada orang di sekitar sini yang mau meminjamkan uang padanya. Dia juga tidak mau merepotkan orang rumah untuk datang menjemputnya.
Setelah Jiang Lingzhi melontarkan kalimat ini, suasana di antara mereka menjadi tidak begitu baik.
Li Shunan tiba-tiba terdiam. Dua detik kemudian, sorot matanya menyiratkan bahwa pandangannya terhadap gadis ini bertambah buruk. "Dasar penipu?"
Jiang Lingzhi tidak tahu harus berkata apa.
Meskipun meminjam uang dari orang asing seperti ini adalah hal yang aneh, tapi pria ini tidak seharusnya mengatakannya secara… terang-terangan, bukan?
Jiang Lingzhi belum pernah menghadapi situasi yang memalukan seperti ini sebelumnya. Terlebih lagi, dianggap sebagai pembohong yang melakukan penipuan untuk mendapatkan uang!
Telinga Jiang Lingzhi semakin terbakar rasanya. "Aku bukan orang seperti itu. Aku hanya tidak punya uang untuk naik bus. Bisakah kamu pinjamkan aku dua yuan?"
Jiang Lingzhi sendiri juga tidak tahu mengapa dirinya tiba-tiba berani mengajukan permintaan seperti itu kepada orang asing.
Dia buru-buru melanjutkan ucapannya karena takut siswa laki-laki ini tidak mempercayainya. "Sungguh! Aku akan kembalikan semuanya sekalian besok. Totalnya 362 yuan..."
"Atau kamu tambahkan saja akun WeChat-ku. Nanti akan aku transferkan semuanya padamu ...."
Suara Jiang Lingzhi terdengar semakin lirih. Jelas, dia sangat malu mengatakannya.
Sorot mata Li Shunan semakin bertambah dalam dan penuh arti saat mendengar ucapan Jiang Lingzhi
Dari mata Li Shunan, tampaknya Jiang Lingzhi dapat melihat apa yang ada di pikiran lelaki itu.
Oh, jadi sebenarnya kamu ingin meminta akun WeChat-ku.
Jiang Lingzhi terdiam.