pagi nya aku merasa pusing banget. seperti habis diputar putar. aku mengecek tanggal. heee???? t..tanggal 22? tunggu, bukannya harusnya tanggal 21 ya? m..mustahil. aku menelepon Shu ah. "halo?" ucapnya. "ha halo, Shu ah, ke kemarin..di karaoke bagaimana?" tanyaku. "karaoke? hei kemarin kan kau yang membatalkan sendiri dasar" ucap Shu ah. t tunggu, aku..membatalkan nya?. "Shu ah, ini nggak mungkin. lalu Ayden! bagaimana dengan Ayden?" tanyaku. "Ayden? di alam mimpi mana dirimu? siapa itu Ayden? hei cepat masuk sebelum terlambat. lanjut ceritanya nanti ya" tutup Shu ah. tanganku gemetar. nggak mungkin, masa itu mimpi? bahkan untuk mimpi terlalu nyata. lalu aku siap siap ke sekolah. aku melihat Kairu yang duduk di kantin. aku menghampirinya dengan nafas terengah engah. "he hei" panggilku. Kairu melirikku dengan heran. "ini tanggal 21 kan?" tanyaku masih diiringi nafas terengah engah. "di mimpi mana kamu? ini tanggal 22" jawabnya. aku jatuh terduduk. "kenapa memang?" tanya nya. "ke kemarin..bagaimana caranya aku pulang setelah karaoke? eh bu bukan..kau hampir berantem dengan Ayden?!" ucapku. dia semakin bingung. "habis minum apa kau bisa ngelantur sampai karaoke segala haha. pulang darimana,? tohkan yang membatalkan kau juga. masa nggak ingat dasar sudah mau pikun ya?" ucap Kairu. "kau kau kenal dengan Ayden??" tanyaku. "Ayden? siapa sih" tanya nya balik. "sebentar biar kuingat ingat dulu..Ayden..trainee L-ex" jawabku. Kairu diam. "oh dia.." ucapnya. aku mengharap jawabannya. "iyaa, kau kenal?? bahkan kau nggak akur dengannya" ucapku. "memang sih, tapi itu cuma bercandaan aja. habis marahan terus maafan. bahkan aku sering mengajarinya koreografi" ucapnya. "terus kau kenal??" tanyaku. "dia kan udah meninggal karena kecelakaan" ucapnya. ti tidak mungkin. "hei jangan bercanda" ucapku serius. "kau pikir aku bercanda soal begituan? nggak ada gunanya bercanda" ucapnya. be benar juga. "lalu gimana dengan anggota L-ex?" tanyaku. "ya belum debut lah, itupun kemungkinan bakal debut diundur. ayo masuk kelas, Shu ah udah nunggu tuh. kenapa nggak langsung ke kelas aja??kok malah kesini" ucapnya. aku mengikutinya. "karena harus mencari tahu ya hanya lewat kamu, kau kan yang kenal Ayden" ucapku. "kalau mimpi...Ayden pernah memberiku nomor telepon nya kemarin di karaoke" ucapku. Kairu menoleh. "kau ini ngelantur cukup jauh ya" ucap Kairu. "Oiriii, akhirnya datang juga. gimana yang tadi? siapa Ayden?" tanya Shu ah. "bahkan kau juga nggak tahu, padahal Ayden mengaku nya kau teman nya loh" ucapku ke Shu ah. benar juga. kalau bukan mimpi se seharusnya nomor telepon Ayden tersimpan di hp ku. aku langsung mengambil hp ku dan mengecek kontak. tapi...tidak ada. "mustahil" ucapku gemetaran. "ini tanggal 21 seharusnya" ucapku. "udah mau pikun ya? hei kenapa sih? daritadi ngomong tanggal 21 terus deh. apa yang terjadi sih?" tanya Shu ah. "nggak tahu tuh, tadi di kantin juga bilang sama aku tanggal 21" ucap Kairu. "percuma saja...kalaupun aku cerita, kalian nggak bakal percaya" ucapku lesu. "walaupun kedengaran nya emang iya, tapi jangan dipendam sendiri dong. apalagi soal ini" ucap Shu ah. "Kairu, Ayden meninggal tahun berapa?" tanyaku. "emm sekitar 2 tahun yang lalu" jawab Kairu. "berarti tahun 2019..." ucapku. aku mengecek hp ku lagi. berharap nomor Ayden muncul. tapi nihil. selama pelajaran, aku sama sekali nggak fokus. pelajaran 1 hari hanya 4 jam. lalu aku tak sengaja melirik jendela. disana..ada Ayden lalu menghilang. aku langsung celingak celinguk menatap jendela. Ayden...siapa sebenarnya dia? tohkan aku nggak dekat juga dengannya. kenapa dia selalu muncul di depanku. "Oiri, mikir apa sih?" tanya Shu ah. "tadi..tadi ada Ayden di jendela..ah nggak apa apa" jawabku. "kau ini, suka sama Ayden ya?" tanya Shu ah. "nggak..nggak lah! aku saja baru tahu soal Ayden ini. lagipula dimensi ku dan Ayden berbeda" ucapku. Shu ah hanya mengangguk. saat pulang, aku jalan berdua dengan Kairu. "hei ada sesuatu soal Ayden yang mau ku beritahu" ucap Kairu. langkahku terhenti, aku menokeh pada Kairu. "apa? cepat ktakan" ucapku serius. "baiklah..Ayden..memiliki tipe pacar yang imut, dan suka memakai riasan dan rambut palsu. baginya rambut asli maupun palsu semua sama saja. ya itu cuma kau kan yang suka pakai rambut palsu? bisa saja..dia muncul karena melihat aku dekat denganmu. karena kau itu tipe nya" ucap Kairu. "tunggu, berarti...Ayden menyukaiku?" tanyaku. "ya itu bisa saja. percaya nggak percaya, kalau sudah tipe nya, dia bakal terus mengikutimu. Ayden sendiri sebelum kecelakaan pernah bilang. jika aku memiliki pacar seperti kriteria itu, akan dijaga sebaik baiknya. karena dia tipikal orang yang menyayangi dan mencintai pacar nya setulus hati. jarang sekali ada orang seperti Ayden. orang lain begitu tahu rambut asli/wujud asli bakal lari. tapi Ayden enggak gitu orangnya. dia bisa menerima apa adanya selagi dia nyaman. dia orang korea asli" ucap Kairu. aku langsung lari meninggalkan Kairu. "loh kenapa dia lari? orang aku ngomong yang sebenarnya kok. kalau nggak percaya ya sudah" ucap Kairu. entahlah yang Kairu katakan itu semua benar atau nggak. intinya..aku ternyata aku..Ayden..maafkan aku. dimensi kita berbeda.