Chereads / Idolaku Adalah Jodohku / Chapter 13 - pacar pura pura

Chapter 13 - pacar pura pura

setelah agak menjauh dari kawasan kelas sebelah, tanganku dilepaskan Amin. "kamu kan sudah bilang kalau setuju jadi pacar pura pura ku kan? lupa ya?" tanya Amin. "kapan aku bilang begitu?" tanyaku balik. "tadi, ah sudahlah. tapi kumohon jadi pacar pura puraku ya? pliss kau mau apa?? biar aku belikan" ucap Amin. aku mikir mikir. sepertinya situasi ini...pas banget denganku. "aku belakangan ini lagi tertarik sama lipgloss glitter beautykiss" jawabku. "baiklah! nanti pulang sekolah kita ke toko kosmetik" ucap Amin. aku tersenyum. "hei Oiri ikut aku sebentar, jangan pacaran terus. kamu ini..." ucap Kairu. "oh? Kairu. um~ boleh. mau bicara apa?" tanyaku. Kairu menggandeng tanganku, tapi ditahan sama Amin. "bisa nggak sih bicara disini aja? penting banget kah?" tanya Amin. "ini bukan urusanmu. aku nggak akan mengambil pacarmu" ujar Kairu. lalu aku dan Kairu ke kantin, duduk. "apa yang mau kamu bicarakan?" tanyaku. "agensi ku butuh staff make up. kau mau bekerja disana? gaji nya lumayan. kerjamu tinggal mendandani idol aja. mudah kok. apalagi kau adiknya kak Saemi kan? CEO ku tahu itu, makanya aku disuruh untuk memberitahumu" ucap Kairu. "ah..itu ya. iya, aku mau kok" ujarku. "datang setiap hari ya, sebelum jam 4 sore. kalau bisa nanti juga" ucap Kairu. "ah tapi nanti aku ada janji" ujarku. "sejujurnya aku kecewa padamu. kau bilang kau cuma cinta dengan idolamu, aku. tapi kenapa kau tega pacaran dengan Amin? yang kuharapkan itu kamu" ucap Kairu kecewa. "mian..jinjja mian. tapi dia bukan-"

kriiinggg (suara bel masuk)

"sudahlah, ayo masuk" ujar Kairu. aku masuk kelas. ternyata Amin sudah lebih dulu masuk kelas. aku duduk, lalu menoleh ke Amin. Amin menuliskan kertas dan menggelindingkan nya ke aku.

isi suratnya. "lagipula kau tidak ada menarik menariknya..ngapain aku tertarik" ucapku pelan. "Oiri im, kamu bawa bedak nggak? lihat nih muka ku, hampir luntur. aku kelupaan bawa bedak haha" tanya Shu ah menoleh ke arahku. "ah ada kok" jawabku lalu mencarinya di tas. "wah mereknya beautykiss. bagus banget, punyaku juga sama warna yellow ivory" ujar Shu ah. "iya..itu Amin yang belikan" ucapku bohong. Amin menoleh, merasa namanya disebut. "iya dong, aku kan pacar yang baik" ujar Amin. "wah im Oi, kau ternyata...benar benar pacaran dengan Amin ya? Amin Cho, kau ini trainee idol atau gimana? kok potongan rambut dan warna rambut mu mirip idol" tanya Shu ah. "aku bukan trainee idol. aku nggak tertarik sama begituan" jawab Amin. Shu ah hanya ber-oh saja. lalu di chatku muncul nama Kairu.

"nanti pulang sekolah, ke cafe kita belajar"

"tapi nanti aku.."

"ternyata pacarmu lebih penting"

"ya sudah..nanti belajar"

aku menutup hp, mengaca muka. lip tint ku hampir luntur. aku mengambil lip tint di saku kantong rompi. dan mengoleskan nya ke bibir dan tersenyum di kaca mungilku. Amin melihatiku saat aku memakai lip tint. aku menoleh ke dia. "ashhh kenapa dia beneran cantik" gumam Amin dalam hati. aku menggebrak meja. "kenapa kamu melihatiku terus sih? jangan jangan malah kau yang suka denganku" ucapku pelan. "j-jangan ge'er deh, kamu bukan tipeku. tipeku itu ya, cantik, bisa karate mungkin" ucapnya pelan. serasa kami sedang bisik bisik. "kok mungkin? kau jelas ragu dengan tipemu. lagipula aku bisa karate, kau mau apa emang? ck" ucapku pelan. "aku tidak percaya tahu" ucapnya pelan. sepanjang pelajaran aku tak menoleh ke Amin. bisa bisa dia ke ge'er an. setelah pelajaran selesai aku dan Amin di kelas. aku hendak keluar, tapi Amin menarik tasku. sedangkan rambut palsuku itu terurai di tas. "ya! im Oiri" ucap Amin menarik tasku. gawat, rambutku lepas gak ya. aku menoleh. "ya! kau baru saja menarik tasku? rambutku sakit tahu dasar. ada apa?" tanyaku. rambutku sedikit ke belakang. wah harus cepat cepat keluar. "maaf, gak sengaja. anu, ke toko kosmetik jam berapa?" tanya nya. "jam 7 malam aja" jawabku. "oh oke. tapi rambutmu..saat kutarik, kok agak..apa ya?" ujar Amin. uwaa gawat. "jangan pegang!" seru ku ketika Amin mau memegang ujung rambutku. sekarang..LARI. aku lari sampai gerbang depan sambil ngos ngos an. "huh huh, untung saja nggak di pegang Amin. habislah riwayatku" ucapku gelisah. "oi habislah riwayat apa?" tanya Kairu memegang pundakku. "ampunn! ini rambut asli" jawabku menutup muka ku dengan kedua tangan. "hei, ini aku Kairu" ujar Kairu. aku membuka mata. aku memeluk Kairu. "aku nggak mau ketahuan uwaa, gimana dong, Kairu" ujarku. Kairu melepaskan pelukanku. "pacarmu nggak tahu?" tanyanya. "pacar? siapa? Amin bukan pacarku tahu. aku harus bilang berapa kali" jawabku. dia diam saja. "sudah deh, ayo belajar" ujar Kairu. aku mengikutinya. sesampainya di cafe, aku malah nggak fokus belajar. aku melamun terus.

BRAK (meja di gebrak)

aku terkejut. "kamu mau belajar apa ngalamun sih? mikir apa? kalau bingung ya tanya dong. ingatlah, aku nih guru les mu" ucap Kairu. aku menaruh jari telunjukku ke mulutnya Kairu. "sutt, kau berisik sekali Pak im" ucapku. "Bu im nggak sopan sekali, aku belum tua tahu!" ujar Kairu. "aku juga belum tua!" bantahku. kok malah jadi ribut. kulirik jam di dinding sudah hampir jam 7 malam. "uwa! aku lupa ada janji sama Amin. aku duluan" ujarku langsung beranjak pergi. saat mau sampai di beautycools, aku lihat di pertigaan jalan sepi ada 2 teman Amin tadi. dia..dia mau berkelahi! ini tak boleh terjadi. aku langsung menghampirinya. "Amin-ah!" panggilku. "Oiri?" ucapnya. "ya, ya! lihat pacarnya datang haha" ujar salah satunya. dan salah satunya memegang Amin. eottheoke.... "ya! lepaskan Amin, sini lawan aku satu lawan satu jika kalian semua gentle men" ujarku. "ya! im Oiri apa apaan kau? menjauhlah. bahaya" ucap Amin. "memangnya aku akan menjauh jika kau sedang begini? jangan bercanda" jawabku. lalu yang 1 melawan ku dulu. dengan sekejap, saat dia akan memukulku di bagian pipi, tangannya kutahan dan ke tekuk ke belakang, lalu baru ku tendang. nah tinggal 1. lalu dia bermaksud mau menyerangku di bagian perut, ck tapi aku pintar. aku memukul perutnya dengan kepalan tanganku dan membanting nya sampai ke aspal. "hei, kalau kau nggak mau mati, cepat pergi" ucapku. lalu mereka semua pergi. Amin cuma melihatiku. aku segera menghampirinya. "gwenchana?[kau nggak apa apa?], kau tidak terluka?" tanyaku. "harusnya aku yang tanya begitu, kau tidak terluka?" tanya Amin. "ah aku..nggak apa apa" jawabku. lalu Amin melirik tangan kananku. "ini apa? jelas jelas kau terluka. ayo aku obatin" ujar Amin memegang tanganku. aku terdiam. "ini..bukan apa apa kok. aku sudah biasa juga. di dalam latihanku, ini tidak ada apa apanya. aku hampir koma setelah dibanting" ujarku. "ya!! apa?! hampir koma? hiss jangan deh, hentikan yang seperti itu. bahaya, itu sebanding dengan nyawamu loh. syukurlah kau nggak apa apa tadi. aku nggak bisa membayangkan jika kau terluka. makasih ya, sudah menolongku" ujar Amin. ternyata Amin itu orang baik. aku salah mengira, kukira dia menyebalkan banget