Chereads / Idolaku Adalah Jodohku / Chapter 16 - ternyata cho dahyun adiknya cho amin

Chapter 16 - ternyata cho dahyun adiknya cho amin

"sepertinya kamu lebih tua dariku. ah iya, kak Oiri, ada waktu nggak nanti?" tanya Dahyun sambil mengajakku keluar agensi. "ada kok. kenapa Dahyun?" jawabku. "sebenarnya, aku mau diajari cara meng style rambut. kak Oiri tau hair clip? nah aku sebenarnya pakai hair clip, karena rambut belakangku sulit tumbuh. semua sudah tahu kok, kecuali orang di agensi ini dan temanku sekarang. bahkan aku tidak malu mengatakan nya" ucapnya. "oh..begitu. jadi kau mau diajari cara menata rambut yang oke?" tanyaku. Dahyun mengangguk. "boleh nggak kalau aku panggil kak/eonnie?" tanya Dahyun. "boleh kok, panggil senyaman nya aja hehe" ucap ku. "eonnie, ke rumahku ya cara mengajari nya" ucap Dahyun, aku mengangguk. lalu sampailah di rumah Dahyun. aku dan Dahyun masuk. Dahyun mempersilahkan aku duduk di sofa nya. ternyata dia juga orang berkelas. "oppa!!! keluar sebentar dong! aku mau ganti nih, cepat deh" teriak Dahyun. "ck apasih Da..im Oiri???" ucap Amin keluar dari kamar dan melihatku. "Cho Amin" ucapku. "ternyata kalian sudah saling kenal ya? uhh bagus deh, eonnie-ah, aku masuk sebentar ya" ucap Dahyun. "iya" jawabku. aku menoleh ke Amin. "ya, ya. eottheoke kau bisa kenal dengan adikku?" tanya Amin yang kemudian ikut duduk di sofa. "aku bekerja di agensi MCD sebagai staff make up dan tata rambut" jawabku. "mwo? berarti kau bisa me rekomendasikan aku gaya rambut?" tanya Amin. "tentu saja bisa. ya,, menurutku kau lebih cocok gaya idol. ah, seperti ini. diam sebentar" ucapku mikir mikir dan mengambil sisir ku dari tas. lalu menyisirkan ke rambut Amin. "selesai..ini cocok loh. coba deh lihat" ucapku tertawa sambil memberikannya kaca. "daebak, aku ganteng" ucapnya tersenyam senyum. aku hanya pura pura senyum. "Oiri-ah, aku ganteng??" tanyanya. "ho" ucapku mengangguk sambil melihatinya tanpa kedip. "asiiikkk, Oiri bilang aku gantengg uhuy asek asek" ucap Amin sambil meloncat dari sofa karena kegirangan. aku hanya melihatinya heran. disaat itulah, Dahyun datang. "hee?? oppa! sedang apa kau di sana?" tanya Dahyun. Amin menoleh dan menghampiri Dahyun. "Dahyun-ah, aku benar ganteng?" tanyanya. "ahaha oppa musunsoriya?[apa maksudmu]. eonnie-ah, anggap saja dia tidak ada ya hehe" ucap Dahyun tidak enak. "gwenchana[gapapa], Dahyun". "oppa, duduk dan diam aja deh. aku mau fokus diajarin sama kak Oiri" cibir Dahyun. "oh iya eonnie, punya pastagram? kasih tahu id nya ya? biar aku follow" ucap Dahyun. "ah punya kok. id nya oichanim14" ucap Dahyun. "uwah daebak. jinjja daebak eonnie. eonnie-ah, cantik sekali. gaya rambut eonnie bagus" ucap Dahyun. "gomawo Dahyun. kamu juga cantik kok" ucapku. "ya,, Cho Dahyun, dia tidak cantik. ada yang salah denganmu?" ucap Amin. aku hanya tertawa, tapi ingin melempar mulut Amin dengan sisirku. "Cho Amin oppa, musunsoriya?[apa maksudmu], Oiri eonnie lebih cantik dari Ayoka mantan pacarmu" ucap Dahyun membongkar rahasia kakaknya. "mwoya? Amin pernah pacaran? mantannya orang jepang? kenapa namanya Ayoka.." gumamku dalam hati. "asssh, waeee[kenapa] kau mengatakan itu Cho Dahyunn" ucap Amin kesal. "Dahyun-ah, kita lanjutkan kapan kapan saja ya?" ucapku beranjak pergi. "hati hati dijalan eonnie" ucap Dahyun. aku berjalan kaki untuk ke halte bus. "ya!" panggil Amin. tapi aku abaikan. "Oiri im!" panggil Amin lagi menarik baju belakangku, namun sedikit menarik rambut palsuku. UWAAA HAMPIR KETAHUAN RONDE 2. "Aminn-ah!!!! sudah kubilang jangan menarik rambutt. ishhh aku paling tidak suka kalau rambutku ditarik! paham gak sih?!" teriakku sebal. "mian, kau kenapa cepat cepat pulang? padahal belum mengajari Dahyun loh. kau kesal?" tanya Amin. aku diam dan lanjut jalan. "ya! Oiri" ucap Amin sambil menarik rok pendek ku dan seketika aku menempel ke Amin. aku deg deg an. aku menoleh ke Amin, Amin menoleh ke aku. "ya, ya! ada apa sih? tadi menarik rambutku, sekarang rok pendek ku. ihhh Amin menyebalkan" ocehku sambil memukul lengan Amin pelan. "ahaha habisnya kau nggak jawab sih. kenapa sih kau? kau kesal dengan siapa?" ucap nya sambil memegang kedua pipiku. aku melihatnya. "ya! kau pernah punya pacar??? nggak adil, aku iri hiiii hiks hiks" ucapku menangis. "eh? kau..duh udah jangan nangis. aku kan udah putus sejak lama sama Ayoka. rasanya aneh, aku yang pacaran kenapa kamu yang marah?" tanya Amin heran. aku diam saja dan masih nangis sesenggukan. Amin menarikku ke pelukan nya. hal itu membuatku berhenti menangis dan hanya diam dalam keheningan malam ini. "sekarang aku jadi tahu, kalau kau lagi menangis, biar nggak bawel dan cepat diam, memang harus dipeluk atau...dicium mungkin? haha" ucap Amin masih memelukku dan mengelus elus rambutku. "apa maksudmu?" tanyaku yang masih dipeluk. "oh! jangan jangan kamu ini..cemburu ya??" tanya nya. aku melepas pelukan nya. lalu mengusap air mata yang ada di pipiku. "aku nggak suka padamu!" teriakku lalu langsung lari ke halte bus. kebetulan langsung ada bus. jadi aku langsung naik. sampai rumah sekitar pukul 9 malam. "ih menyebalkan Amin. tapi sudah 2 kali dia menarik rambutku..untung saja nggak ketahuan. ah sudah lah" ucapku sendiri sambil memasuki rumah. lalu sampai kamar mandi aku segera mencuci mukaku dan mencuci rambut palsuku. aku menatap kaca cermin kamar mandi. "kalau Amin tahu ini..dia bakal apa ya? mungkin...KAU MENIPUKU! DASAR PENIPU, JAHAT SEKALI KAU. isssh tambah masalah ini mah" ucapku gelisah. lalu aku segera masuk kamar dan ganti baju. lalu 5 menit kemudian hp ku bunyi. ternyata Amin. kenapa sih dia, nggak puas deh udah narik rambut, narik rok lagi.

"halo, ya! kenapa telpon?"

"dih nggak mau telpon, tapi blushermu ketinggalan"

"ah itu.."

"cepat keluar, atau akan kubuang nih"

"andwae![jangan], oke tunggu. awas kalau dibuang"

lalu tanpa sadar aku langsung keluar tanpa rambut dan sedikit riasan. demi blusher ku itu biar nggak dibuang sama manusia nyebalin itu. "cepat!" ucapku saat di depan rumah. dia berbalik dan melihatku. "kau siapa?" tanya nya. "aku O..." ucapku sadar hampir keceplosan. "hah? siapa sih, nggak jelas. aku disini cari Oiri, bukan kau dasar" ucap Amin. oh iya! aku ini tanpa rambut. omoooo gimana nih. "ah apa itu!" teriakku sambil menunjuk belakang Amin. lalu Amin melihat belakang aku segera kabur lewat belakang. aku masuk lewat pintu belakang. "duh gimana nih" ucapku panik. "oh iya! aku masih menyimpan 1 rambut palsu cadangan. panjang sih, tapi pakai poni tipis. ya udah lah bilang aja habis potong poni. lalu aku segera mengambil rambut itu dan memakainya lalu mengoleskan cushion dan lip tint lalu gambar alis coklat. aku segera keluar lewat pintu depan. "Amin-ah, sudah lama?" tanyaku dengan nada tetap santai. "oh? kau. nggak juga. nih, blushermu. eh kau ada poni? sejak kapan? pfft lucu" ucap Amin sambil memberikanku blusher. "ah em..tadi aku aku potong poni, stlye dong haha" tawa ku. "tapi kok baju mu sama dengan orang tadi ya?" tanya Amin. waduh...habis lah sudah nasibku