Chereads / "When You Love Someone" / Chapter 56 - Hello ! (6)

Chapter 56 - Hello ! (6)

***

Sejak semalam perasaan Arin benar-benar kacau. Marah, sedih, tertekan, dan merasa bersalah menjadi satu dan meruntuhkan akal sehatnya. Ia menangis sepanjang malam hingga matanya menjadi bengkak.

Sambil mengikat tali sepatunya lalu beranjak dan berjalan keluar karena harus bekerja. Saat ia ingin kembali menutup pintu ia melihat sebuah kantong plastik yang berisikan sebuah salep luka dan plester yang tergantung dipegangan. Entah siapa yang meletakan ini disini. Tapi entah mengapa otak Arin mengarah pada seseorang yang kini tinggal didepan rumahnya.

Dengan perlahan Arin berjalan menuju pintu rumah Brian lalu meletakan kembali kantok plastik tersebut yang ia gantungkan dipengangan pintu, kemudian Arin mulai berjalan pergi.

10 menit berlalu, Brian menunggu sambil memandangi para pejalan kaki dibalik kaca besar, ia merasa ada yang berubah dari perasaannya. Perasaan seperti seseorang yang sedang pulang kekampung halaman, dimana bisa bertemu dengan orang terkasih, kerinduan yang hangat memelukknya disumi semi. Perasaaan seperti itu yang saat ini Brian rasakan. Mungkin karena sudah lama ia tak berada di Indonesia, perasaan itu tiba-tiba muncul dibenaknya.

" Liat apa ..?" ucap Mina yang datang menghampiri Brian sambil meletakkan ice Americano.

" nggak .. kaya banyak yang berubah dari Jakarta .." ucap Brian.

" tentu sajalah .. ini kan sudah 10 tahun ..". jawab Mina sambil ikut memandangi pemandangan diluar jendela dimana orang-orang yang terlihat sibuk.

" oh iya, gue mau tanya kenapa lu nggak pernah sekali pun ke Indonesia, kan Lu bisa aja balik pas lagi liburan sekolah .. tiba-tiba ngilang sebelum acara kelulusan .. cerita singkatnya gue tau apa alasan lu ke Kanada, tapi Gue masih nggak paham sama pemikiran lu .." ungkap Mina.

Brian masih terdiam masih memikirkan apa yang harus ia jelaskan duluan. " sebenarnya, setelah pemakaman selesai nggak lama dari acara perpisahan, gua balik ke Indonesia .. karena ada yang harus diurus .." ucap Brian yang sentak membuat Mina terkejut dengan pernyataan Brian.

Dengan kencangnya Mina memukul pundang Brian. " apa-apaan ini .. lu pernah balik ke Indonesia ..? tapi kenapa lu sama sekali nggak menyapa gue ..?" ucap Mina yang merasa bersalah dan juga merasa kesal.

" waktu itu gue lagi kacau .. jadi gue nggak bisa nyapa .." ucap Brian.

" HYA ..!!! apapun itu lu harus berpamita pada kami .. lu nggak tahu kita mengkhawatirkan lu ..!! Fathan bilang nenek kakek lu meninggal dunia karena kecelakaan .. bahkan kita tidak bisa menemanimu saat itu .. karena lu ada di Kanada .. bagaimana kita nggak khawatir .. " jelas Mina dengan yang sedih. Sambil menghela nafas panjang " huff .. apa lagi Arin, dia benar-benar khawatir sama lu tahu ..!! dia pikir lu benci sama dia, lu cuman mempermainin dia .. tiba-tiba lu pergi dan nggak bilang apa-apa .. lu benar-benar jahat sama Arin .." ucap Mina yang langsung merubah nada bicara menjadai kesal dan menatap sinis Brian hingga beberapa pelanggan melihat kearahnya.

" benar juga .. kenapa gue melakukkan hal itu pada Arin yaa ..??" ucap Brian sambil menyandarkan punggung pada kursi dan memalingkan padangannya ke arah dimana ia melihat orang-orang yang sedang berjalan. \

" Waktu itu gue sadar .. ahh .. kayanya gue udah punya tempat lagi disisi Arin .. dia udah banyak menderita karena gue .. kalau tiba-tiba gue datang saat itu .. gue ngerasa malah buat dia goyah dan akan lebih menderita .. " ungkap Brian hal yang selama ini ia pendam didalam pikiran dan lubuk hatinya.

" Gua nggak mau menyakiti dia lagi .." ucap Brian.

Mendengar penjelasan Brian yang terdengar samgat tulus dan menyedihkan membuat Mina tidak bisa merasa kesal lagi pada Brian yang sepertinya sudah banyak menderita selama berada di Kanada.

" ahh .. ngomong-ngomong ada hal yang buat gue penasaran ..? sejak kapan Arin tinggal di Apatermen Langhem Residence, dia sudah tidak tinggal dengat ibunya ..?" tanya Brian sambil mendekatkan wajahnya kearah Mina yang sedang mencerna pertanyaannya.

" ohh .. itu baru beberapa hari ini dia pindah kesana .. tinggal dengan Roommate-nya .. ohh dia seorang model .. namanaya siapa .. aku lupa .. pokoknya dia cantik .. Ibu nya kembali ke kampung halamanya .. sudah lama sejak 1 tahun yang lalu setelah neneknya meninggal dia menetap disana dengan Ririn adiknya .." jelas Mina pada Brian yang begitu focus menyimaknya.

" Huff ... tahun lalu benar-benar tahun yang berat bagi Arin .. tapi dia dengan cepat bangkit lagi .." ucap Mina yang merasa sedih saat mengingat hal yang paling menyakitkan bagi Arin.

Mendengar ucapan Mina membuat Brian termenung, ia merasa seperti terpukul dari belakang dengan sangat kencang dan tersadar betapa dirinya tidak memiliki hak untuk berada disamping Arin lagi.

" ohh .. Arin benar-benar beruntung .. teman roommate nya itu pelanggan VIP di salon tempat dia bekerja .. Arin bilang dia hanya membayar murah tapi ada beberapa syarat yang harus ia penuh .." jelas Mina.

" syarat .. ? syarat macam apa ..?"

" dia hanya membatu membersihkan rumah .. yahh .. karena temannya itu jarang dirumah karena sibuk .. lagi pula bayarannya sangat murah .. waoh padahal itu apaterment elit .. dia benar-benar beruntung .." ucap Mina dengan senyuman lebar diwajahnya. " tapi .. kenapa lu bisa tahu Arin disana .. apa ini ..?" tebak Mina dengan meninggikan nada bicaranya dengan pikiran yang tidak masuk akal.

" tunggu sebentar ... jangan-jangan … Lu .. "

" oh .. benar .. aku tinggal disana .. tepat didepannya .." jawab Brian dengan santai tapi tidak dengan Mina yang terdiam karena terkejut dengan semua kejadian yang terjadi pada temannya, Arin.

" pasti Arin benar-benar terkejut .. pantas saja tadi ditelepon dia terdengar nggak baik-baik aja .. ternyata gara-gara lu .." ucap Mina yang murung saat mengingat suara Arin saat ditelpon, akhirnya ia mengetahui apa yang membuatnya terdengar sangat lelah.

" Dia benar-benar udah nggak mau lihat gua lagi .. dia udah benar-benar benci sama gue .." ucap Brian dengan helan nafas yang panjang sambil memadang langit yang entah kenapa terlihat begitu cerah.

***