***
Luwei Beauty ~
Salon begitu ramai hari ini, beberapa aktis ataupun model datang kesalon. Kini Arin sedang membersihakn brush untuk pelanggan VIP selanjutnya. Untuk menjaga kebersihan Arin membersihkannya dan merapihkan kembali pallet eye shadow yang berantakan.
" Arin .. aku pergi kekamar mandi dulu yaa .." ucap Lovita sambil menepuk pundaknya untuk memberikan syarat pada Arin yang sibuk.
Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Arin mengecek ponselnya melihat sebuah foto makanan yang dikirimkan oleh Mina. Ia tersenyum saat melihat makanan yang terlihat sangat enak itu special dibuatkan untuknya. Arin merasa sangat terharu dengan sikap Mina yang begitu baik padanya.
" apa ada hal yang menyenangkan ..? ucap seseorang dari belakang, membuat Arin terkejut dan membelikkan badannya sambil merunduk memberikan salam, karena Arin pikir orang yang datang itu pelanggan VIP.
" anda sudah datang ..?" sapa Arin sambil meneggakan kepalanya dan sentak terkejut melihat seorang pria tinggi berdiri dihadapannya dengan memberikan senyuman.
" Fathan..!?" saut Arin dengan wajah binggung. " kamu pelanggan VIP –nya ..?" tanya Arin yang terkejut melihat kehadiran Fathan.
" emm .. iya, kaget yaa " ucap Fathan.
" sedikit .. hehe.. silahkan duduk .." ucap Arin dengan sopan menggapi Fathan seperti pelanggan, karena memang saat ini Fathan adalah seorang pelanggan VIP.
" iyaa .." jawab Fathan yang juga menjawabnya dengan formal.
" Saya akan bersihkan wajah anda dulu .." ucap Arin sambil mengambil kapas dan memberikan sedikit pembersih wajah lalu dnegan perlahan mulai membelurkannya ke wajah Fathan dengan lembut dan berhati-hati.
Tidak lama Lovita datang dan langsung menyambut Fathan dengan heboh.
" Selamat siang Pak Fathan ..." ucap Lovita.
" siang ..".
" Hari ini saya akan membuat anda jauh lebih tampan dan mempesona .. yahh walau seperti ini pun anda sudah sangat tampan .." ucapnya yang terus menerus memuji Fathan yang merasa sedikit malu dan binggung bagaimana ia harus menaggapi hal itu.
" saya mulai yaa ..".
Sekitar 45 menit berlalu, Arin menemani Lovita yang sedang merias wajah Fahan yang kini tampak benar-benar tampan, tanpa disadari beberapa orang yang ada diruanganpun terpesona dengan ketampanan Fathan. Bahkan Arin yang sudah mengenalnya pun ikut terpesona dengan wajah tampan Fahhan.
Dengan gaya rambut belah tengah, persis seperti aktor korea. Rambutnya hitamnya membuat kulitnya yang putih bersih itu membuatnya semakin enambah pesonanya.
" sudah selesai ..".
" waohh .. terima kasih terima kasih" ucap Fathan dengan ramah yang terkajut melihat dirinya sendiri yang benar-benar sangat tampan.
" semoga wawancaranya berjalan lancar yaa .. Direktur Fathan .." ucap Lovita.
Sambil turun dari tempat duduknya kemudian langusng mengelus kepala Arin dengan lembut yang berdiri tepat disampingnya. " makasih yaa .." ucap Fathan yang membuat semua orang terkejut melihat apa yang dilakukannya pada Arin yang juga terkejut, ia sedikit menciut saat semua staf yang ada disana melihatnya dengan tatapan curiga.
" apa itu ..?" ucap Lovita yang merasa heran dengan tatapan curiga.
" ahh .. kita ini saling kenal kok .." ucap Fathan mencoba menjelaskan pada orang-orang yang kini menatapnya dengan tajam.
" ahh .. Arin ini sebenarnya temanku saat SMA .. kami cukup dekat .." ucap Fathan yang mencoba menjelaskan setelah menyadari suasana yang sedikit mencekam Arin.
" ahh .. hahha jadi kalian teman .. teman rupanya ..". ucap Lovita dengan tawa canggungnya karena merasa kebinggungan.
" kalau begitu saya pergi dulu, terima kasih .." ucap Fathan sambil berjalan pergi.
Arin masih berdiri kaku ditempatnya karena merasa terkejut dan kebinggungan. Beberapa staf disana masih memadangnya dengan tatapan heran sambil berbisik-bisik seperti sedang membicarakan hal yang tidak enak didengar.
Setelah mengantar Fathan keluar Lovita sudah kembali keruangannya dan langsung menghampiri Arin yang sedang merapihkan alat make up.
" Arin ..!"
" iya ..".
Sambil medekap Arin. " kenapa kamu nggak bilang kalau direktur teman SMA kamu ?" tanyanya dengan nada berbisik.
" Kita cuman teman SMA kok, lagian udah lama juga kita nggak ketemu .. lagian Kak Lovita kan gak tanya sama aku .." ucap Arin yang membuat raut wajah Lovita menjadi kesal.
" Hya ..!! tetap aja, aku kaget tau, tiba-tiba Fathan ngelus kepala kamu .. aku kira kamu punya hubungan spesial ..".
" ahh .. bukan gitu, Fathan dari dulu emang suka begitu, sama teman-teman satu geng aku pun dua begitu, dia itu ramah orangnya .. dari dulu aku selalu dianggep anak anjing sama dia .. mungkin sampe sekarang pun masih begitu .." ungkap Arin mencoba menjelaskannya dengan sangat hati-hati agar tidak ada yang salahpaham tentang hubungannya dengan Fathan.
Apalagi Fathan bukanlah orang biasa, jika ada yang salahpaham tentang hal ini mungkin bisa merugikan karir Fathan.
Setelah memberikan pesanan pada salah satu pelanggannya dengan sopan dan tersenyum, raut wajah Mina seketika berubah saat matanya tertuju kearah pintu masuk cafenya.
" lu lagi lu lagi, kenapa sih dateng lagi ??" ucap Mina dengan wajah heran dan datar menyambut kedatangan Brian yang berjalan menghampirinya.
" ice Americano satu .." ucap Brian yang bersikap seolah-olah tidak perduli dengan ucapan Mina yang terdengar menolak kehadirannya
" Okke .. ice americaro satu .. ada lagi ?" ucap Mina dengan nada yang sedikit enggan.
" Spaghetti Carbonara Cheese.." ucap Brian yang sentak mengejutkan Mina.
" Lu udah gila yaa …!! Ini itu cafe .. nggak liat gua jual cake sama kopi .. mana ada disini Spaghetti Carbonara Cheese .. HYAaa ..!! ini café .. bicaramu itu .." kesal Mina sambil meletakkan kedua tangannya dipinggang dengan menatap kesal Brian yang memasang wajah datar tanpa bersalah.
Beberapa saat kemudian, Mina berjalan dengan wajah datang sambil membawakan pesanan milik Brian. Entah mengapa ia tidak tega melihat ekspresi memelas Brian yang meminta dibuatkan spaghetti.
Sambil menghela nafas Mina meletakan pesanan Brian diatas meja dengan wajah kesal. Tapi Brian terlihat terlalu focus pada makanan yang ada dihadapannya.
" emangnya lu nggak bisa dateng ke restoran pasta aja apa ? disini kan banyak restoran .. disini tuh cafe .. C A F E ..!" kesal Mina sambil mengejak kata terakhir yang ia ucapanya dengan memberikan tekanan
" itu merepotkan .." ucap Brian yang tak memperdulikan ocehan Mina.
" yahh .. terserah lah ..".
" tapi ... kok gua nyium bau steak sih .." ucap Brian yang sentak membuat Mina terheran kenapa Brian bisa mengetahui bahwa dia sedang membauat steak dirumahnya yang berada dilantai kedua.
" gimana lu bisa tahu ?".
" ahh .. jadi benar, padahal gue cuman nebak doang " ucap Brian yang kembali membuat Mina tak bisa berkata-kata. " lu lupa gue kan pinter !".
" jangan sok deh ..!".
" pastanya wangi saus steak ..".
" eyy .. lu itu nggak pernah berubah yaa .. kaya anak kecil ..!" kesal Mina sambil manahan tangannya yang ingin memukul Brian tapi karena banyak pelangan di cafenya ia mencoba menahan emosinya.
" nggak ada abisnya kalo ngomong sama lu ! nanti gue bakal bungkusin buat lu .." ucap Mina kemudian berjalan pergi meninggalkan Brian yang sibuk makan.
" Hya ! Mina !" saut Brian membuat Mina membalikkan badannya.
" kenapa ?" ketus Mina.
" ada yang mau gue tanyain " ucap Brian dengan wajah serius membuat Mina merasa binggung dan mulai kembali mendekati Brian dan duduk didepannya.
" kenapa ? lu ada masalah ?" tanya Mina.
" Hari ini ulang tahun Arin bukan ?" tanya Brian.
" emm .. lu masih inget ?".
" Gimana gue bisa lupa .." ucap Brian sambil meletakan garpu yang ia pegang lalu menghela nafas dengan ekpresi yang penuh dengan perasa bersalah. " Gue .. selama gue kenal Arin , kalau dipikir-pikir gue nggak pernah bersikap baik yahh sama Arin .. maka dari itu gue merasa bersalah sama dia, gue juga nggak tahu kenapa gue selalu bersikap seperti itu sama dia .. gue benar-benar laki-laki jahat yaa .." ucap Brian yang terdengar sangat putus asa.
" itu dia ..! kenapa lu begitu sih !?".
Mereka terdiam dengan pikiran mereka masing-masing.
" Lu dah beli barang-barang yang rusak ?" tanya Brian yang mengalihkan pembicaraan.
" iya, mereka lagi diperjalanan kesini .. jangan pergi dulu, bantuin gua tata barang-barangnya yaa .." ucap Mina sambil beranjak dari tempat duduknya. " ohh yaa .. sebenarnya gue nggak berpihak sama lu, dan gue juga masih nggak bisa terima karena lu udah bikin sakit hati Arin .. tapi .. kalau emang lu masih suka sama Arin, yaa udah mulai dari sekarang lu mulai bersikap baik dari sebelumnya .. tebus semua kesalahan lu dimasa lalu, yahh .. walaupun gue nggak jamin Arin bakal terima semuanya, tapikan setidaknya lu udah berusah .. jangan sampai kejadian 10 tahun yang lalu ataupun di Bali terjadi lagi disini .. inget ! awas yaa jangan sampai kabur ..! ataupun lu sakitin Arin lagi, karena gue nggak bakal tinggal diam !" ancam Mina yang menggunakan dua kepribadiannya yang berbeda, saat ia menasehati Brian dan saat ia mengancam Brian. Kemudian Mina pun berjalan pergi untuk melanjutkan pekerjaannya.
***