Chereads / "When You Love Someone" / Chapter 62 - Roller Coaster (1)

Chapter 62 - Roller Coaster (1)

***

Tidak membutuhkan waktu yang lama Fathan akhirnya sampai didepan Cafe Mina. Ia keluar dari dalam mobil dan berjalan mendekati Cafe. Membuka pintu secara perlahan, wajahnya langsung tersenyum saat matanya tertuju pada seorang wanita yag berdiri tidak jauh dari pandangannya yang sepertinya baru saja keluar dari toilet.

" Arin ..!" saut Fathan sambil tersenyum melambaikan tangannya.

Karena sautannya membuat Arin melihat kearahnya dengan wajah yang terkejut membuatnya kebinggung dengan tingkah Arrin, yang kemudian menoleh kearah seorang laki-kali tertubuh tinggi yang sedang berada dimeja pesanan membuatnya pun ikut melihat kearah pria tersebut yang perlahan membalikkan badannya.

" Brian ?!" saut Fathan dalam pikirannya yang merasa heran dengan keberadaan Brian, kenapa bisa Brian bersama dengan Arin dicafe milik Mina, apa ini sebuah kebetulan apa ada yang tidak ia ketahui, pikir Fathan

Disatu sisi Mina yang tampak terkejut melihat situsai yang tampak menengangkan seperti halnya didalam sebuah drama yang sering ia tonton. Ia mencoba berfikir bagimana cara untuk membantu Arin yang tampak panik dan kebinggung.

" oh my god .. gawat !" ucap Mina.

" Fathan ..!!!" saut Mina dengan kencang membuat Fathan yang langsung menoleh kearahnya yang berjalan menghampiri Fathan.

" loh kok .. lu bisa ada disini ? emangnya nggak sibuk ..??" tanya Mina mencoba mengalihkan pikiran Fathan.

" ahh .. enggak kok, nggak sibuk .." binggung Fathan.

" waoh .. ini pertama kalinya kan lu kesini, ayo duduk .. !!" ajak Mina sambil menggandeng tangan Fathan dan menariknya dengan paksa menuju mejanya.

Dan tanpa pikir panjang lagi Arin pun ikut pergi dari posisinya saat ini kembali menuju meja. Fathan dan Mina sudah duduk bersebelahan, tidak lama Arin pun juga ikut duduk didepan Fathan.

" aku kira bakal lama sampai sini ..?" ucap Arin.

" nggak kok .. kamu udah lama disini ?" tanya Fathan.

" Arin itu kalau setiap hari libur dia selalu kesini .. gimana cafe gue bagus nggak menurut pandangan seorang pengusaha ..? Pak Direktur Fathan .." ucap Mina mencoba menggoda Fathan.

" emm ... lumayan, Lu pinter buka Cafe ditempat yang strategis .." ucap Fathan sambil bergaya meladani ledekan Mina.

Tapi dengan tiba-tiba dan membuat suasana menjadi tegang dan canggung saat Brian datang dan langsung duduk disamping Arin. Seketika Arin langsung membeku dan Mina pun ikut panik dengan situasi yang cukup mencengkam ini.

" lu ada disini juga ?" tanya Fathan.

" Iya .. gue udah lama disini .." ucap Brian dengan ketus kemudian meminum minumannya.

Arin dan Mina tampak saling berkomukasi lewat tatapan mata mereka. Saat suasana semakin mencengkan antara Fathan dan Brian.

" hahaha haha .." tawa canggung Mina. " tadi itu Brian ketemuan denan seseorang, baru aja orangnya pergi ya'kan Bri ..?" tanya Mina mencoba membujuk Brian untuk meng-iya-kan ucapanya sambil memberikan kode lewat tatapannya.

Brian agak sedikit binggung dengan raut wajah Mina yang tampak begitu aneh " iya .." jawab Brian yang sedikit terpaksa dan merasa kesal kenapa dia harus menjelaskan semuanya pada Fathan.

" ahh .. gitu rupanya .." ucap Fathan.

" ohh iya Fathan .. gue kemarin liat wawancara lu di TV .. waohh .. sumpah lu keren abis, teman-teman gue di sosial media pada tergila-gila sama lu .. cie yang udah banyak fans-nyaa ..." ucap Mina yang masih berusaha membuat suasana agar tidak canggung.

" ahh .. nggak juga, gua bukan apa-apa kok ..".

Sambil menyeringai kesal. " efhk .. sok rendah diri .." gerutu Brian sambil kembali meminum minumannya dan kembali membuat suara kembali mencengkam.

" ohh yaa .. ngomong-ngomong ini cake apa ?" tanya Mina yang kembali mengalihkan suasana pada sekotak cake yang dibawa oleh Fathan saat masuk tadi.

" Ahh .. kemarin'kan ulang tahun Arin, karena harus mengurus beberapa hal, gue jadi nggak bisa datang .. selamat ulang tahun yaa .." ucap Fathan sambil tersenyum hangat pada Arin yang tampak tersentuh dengan sikap perhatian Fathan padanya.

" emm .. makasih, seharusnya nggak usah repot-repot kaya gini kok .." ucap Arin.

" enggak kok, aku sama sekali nggak merasa direpotkan .." ucap Fathan sambil mengelurkan cake tersebut dan meletakkannya diatas kotaknya.

Mina masih binggung bagaimana ia harus bertindak, saat melihat raut wajah Brian yang kini berubah termenung memadang cake yang diberikan Fathan pada Arin. Tapi ia tidak ingin ambil pusing tentang yang yang saat ini Brian rasakan, ia hanya ingin focus untuk Arin.

Dengan sigap Mina membantu Fathan meletakkan lilin diatas cake lalu menyalakannya. Brian hanya terdiam melihat kesibukan mereka dengan wajah datar. Ia merasa iri terhadap Fathan yang terlihat dekat dengan Arin jauh dari apa yang ia bayangkan. Dan membuatnya berfikir dirinya merasa bersalah karena tidak pernah bisa berskap baik pada Arin seperti Fathan memperlakukan Arin dengan sangat baik.

" udah selesai .. sekarang .." ucap Mina sambil bersiap untuk menyanyikan sebuah lagu untuk Arin.

" ah aha ah .. tunggu tunggu tunggu ! nggak usah nyanyi, gue ini udah dewasa cukup berdoa aja .." ucap Arin yang langsung menutup kedua tangannya sambil mengepalkan kedua tangannya lalu berdoa dalam hatinya.

Mereka memadangi Arin seperti seorang memadangi seorang anak kecil yang sedang membuat harapan. Mereka tersenyum seakan merasa bangga bahwa anak kecil itu kini sudah menjadi orang dewasa.

Sambil tersenyum Arin membuka kedua matanya karena sudah selesai mendoakan semua harapannya kemudian satu-persatu ia meniup lilin tersebut hingga tidak ada api yang tersisa. Fathan dan Mina bertepuk tangan sebagai tanda ucapan selamat, melihat sebuah tepuk tangan Brian pun dengan pelan ikut menepukkan tangannya.

" makasih .. makasih .." ucap Arin yang merasakan kebahagiannya hari ini.

" gue ambil piring dulu yaa .." ucap Mina sambil beranjak pergi.

" Aku nggak tau cake apa yang kamu suka jadi aku beli yang paling cantik .." ucap Fathan yang merasa bimbang melihat Arin yang tidak berhenti menatap Cake tersebut dengan sangat teliti.

" nggak kok, aku suka, cakenya lucu banget .." ucap Arin yang merasa sangat gemas dengan lukisan cake yang terlihat sangat lucu.

" kaya anak kecil aja .." ketus Brian sambil menatap sinis kearah Arin.

" biarin ! masalah banget buat lu !" ketus Arin yang tidak menghiraukan ucapan Brian yang selalu bersikap kekanak-kanak saat dirinya sedang merasa bahagia.

" Jadi, lu nggak berencana buat pergi ?" tanya Fathan dengan menatap tajam Brian.

" emangnya lu pemilik Cafe ngusir ngusir pelanggan, pemiliknya aja biasa aja .." ucap Brian.

" kenapa ? ada apa ?" tanya Mina yang tampak binggung karena ia merasa dirinya sedang dibicarakan, sambil duduk dibangku setelah mengambil beberapa piring kecil. Mina pun langsung memotong-motong cake tersebut lalu dibagikan pada semua temannya.

" maaf yaa .. aku bawa masuk kue dari luar " ucap Fathan merasa tidak enak pada Mina karean sudha bersikap lancang didalam cafe Mina.

" nggak apa-apa .. lagian dicafe gua nggak ada cafe selucu ini .. santai " ucap Mina yang terlihat menikmati cake tersebut. " rasanya lumayan .. kayanya gua harus buat yang lebih enak dari ini deh .." ucap Mina.

" cake buatan lu paling the best kok .." ucap Arin sambil memberikan ibu jarinya pada Mina dan tersenyum lebar membuat Mina senang mendengarnya.

Waktu terus berjalan, hari pun sudah menjadi gelap. Setelah sekian lama mereka mengobrol seakan mereka kembali kemasa SMA. membeicarakan semua aspek hingga mereka lu dengan hubungan canggung mereka.

***