***
" ohh ya ngomong-ngomong kenapa kalian berdua kebetulan banget muncul diwaktu yang sama sih ?" tanya Mina dengan tatapan curiga, karena memang Mina sudah merasa ada yang mereka tutupin dengan kebetulan yang mencurigakan.
Brian dan Fathan hanya saling menengok beberapa detik seakan sedang memberikan sinyal siapa yang akan menjelaskan situasi mereka.
" Gue ada proyek bareng Brian .. makanya bisa kebetulan muncul dalam waktu berdekatan .." jelas Fathan tapi tak membuat Mina percaya sepenuhnya.
" ahh .. gitu rupanya .. pokoknya kalian berdua masih gue amati, kalau sampai kalian nyakitin Arin lagi kalian berdua mati ditangan gue ! okke ?!" kecam Mina dengan tatapan tajam sambil menegunyah cake dalam mulutnya dengan kasar.
" ehfk .. ahh seramnya .." ucap Brian sambil menyeringai aneh melihat tingkah Mina.
" dia udah menjalani hari-hari yang berat, bahkan gue sebagai temannya selama 10 tahun ini gue udah lihat betapa Arin sangat bekerja keras, dia udah banyak terluka .. beberapa bulan belakangan ini kondisinya udah mulai membaik ..".
" jadi gue harap jangan buat Arin sedih ataupun menderita dengan tingkah kalian ! gue tau kalian berdua masih suka sama dia dan berusaha buat dekat lagi dengan Arin ! tapi ingat satu hal ! gue nggak bakal tinggal diam kalau salah satu atapun kalian berdia buat dia nangis ..! ingat itu .." ungkap Mina yang membuat Fathan dan Brian termengun mendnegarkans emua perkataan Mian.
Mereka merasa seperti terpukul oleh kenyataan yang membuat mereka tersadar akan hal yang mereka tidak ketahui selama ini tentang Arin. Mereka yang hanya memikirkan persaaan mereka dan tidak pernah melihat dari sisi pandang Arin.
" waohh .. kayanya bakal turun hujan, baunya udah mulai kecium .." ucap Mina sambil merenggangkan tubuhnya. " kenapa Fathan lama banget ngambil mobilnya ?" tanya Mina sambil melihat kekanan kekiri.
" udah sana masuk, nanti Arfa nyariin .." ucap Arin sambil sedikit mendorong Mina yang sudah terlalu lama menemaninya.
" santai sih .. lagian ada ayahnya ini kok .." ucap Mina sambil merangkul Arin yang terlalu merasa segan dengannya.
Tak lama Brian keluar dari Cafe dan berdiri disamping Arin. " belum datang juga ?" tanya Brian.
" emangnya lu juga mau numpang dengan Fathan ?" tanya Mina dengan wajah menatapnya aneh.
" emangnya kenapa ? irit ongkos .." ucap Brian dengan percaya diri.
" dasar aneh .." gerutu Mina sambil menatap sinis Brian yang terlihat acuh.
Tak lama Fathan pun datang dengan mobilnya. Fathan terlihat turun dari mobil kemudian membukakan pintu depan untuk mempersilahkan Arin masuk, tapi dengan tiba-tiba tanpa perasan bersalah Brian langsung menyelak masuk kedalam membuat mereka terdiam tidak bisa berkata-kata apapun.
" thanks " ucap Brian.
" ehfk .." Fathanya hanya mengendus tidak percaya dengan sikap percaya dirinya Brian yang sudah duduk tenang didalam tanpa merasa bersalah.
" waoh .. dia itu benar-benar nggak tahu malu .." geran Mina sambil menggelangkan kepalanya.
Karena tidak ingin mencari masalah dengan Brian, Fathan pun mencoba mengalah sambil menutup pintu mobilnya dan kemudian membuka pintu belakang untuk Arin sambil tersenyum.
" maaf yaa .." ucap Fathan.
Perlahan Arin pun masuk kedalam. Fathan menutup pintu dan berjalan masuk kedalam kursi pengemudi.
" hati-hati dijalan yaa !! jangan lupa chat kalau udah sampai okke ..!!" ucap Mina sambil melambaikan tangannya pada Arin.
" emm .. udah sama masuk ! gue pergi dulu yaa .. byee ..!!".
" bye ..!".
Kemudian mobil pun melaju pergi meninggalkan Mina yang masih berdiri menunggu hingga tidak terlihat lagi. Disepanjang jalan mereka hanya terdiam dengan suasana canggung. Brian tampak tertidur pulas dengan nyaman didepan, sedangkan Arin melihat kearah luar karena hujan terus dengan deras.
Tiba-tiba terdengar suara ponselnya berdering yang berasal dari ponsel milik Fathan. Saat melihat bahwa yang menghubunginya adalah Ayahnya, dengan wajah sedikit khawatir Fathan ragu untuk menjawab panggilan tersebut karena Brian saat ini sedang ada disampingnya.
Fathan memutuskan untuk tidak menjawab panggilan tersebut karena tidak ingin membuat suasana semakin tidak nyaman.
" kenapa nggak diangkat ?" tanya Brian yang sudah terbangun membuat Fathan sedikit terkejut.
" lu nggak tidur ?".
" huff .. mobilnya nggak nyaman gimana gue bisa tidur " ucap Brian sambil merenggangkan tubuhnya. " kenapa lu ngambil keputusan yang ngerugian lu sendiri ? gue kira lu pinter ternyata bodoh yaa .." ucap Brian yang membuat Fathan memahami perkataan Brian yang sepertinya mengarah pada masalah Arin kemarin.
" Gue ini nggak sebodoh itu, kalau gue bodoh nggak mungkin sekarang gue jadi direktur " ucap Fathan dengan percaya diri.
" gambarnya udah selesai ? jangan terlalu lama, gue bayar lu malah" ucap Fathan.
" nggak usah khawatir, gue ini profesional .. bersiap gue bakal minta bonus yang besar jika proyek ini sukses .." ucap Brian dengan nada yang terdengar angkuh.
" aku ini kaya .. nggak usah khawatir" ucap Fathan yang juga tidak ingin kalah dengan sikap angkuh Brian.
Sedang Arin tampak terlihat kebinggung dengan obrolan antara Brian dan Fathan, ia tidak menyangka hubungan mereka tidak seburuk apa yang selama ini ia pikirkan.
" sejak kapan kalian jadi dekat ?" tanya Arin dengan wajah binggung dan sentak membuat Brian dan Fathan terkejut.
" KATA SIAPA ?!"
Ucap mereka dengan kompak lalu saling menengok satu sama lain karena mereka merasa heran kenapa mereka mengatakan itu secara bersamaan.
" ahh .. haha aku rasa, aku salah bicara " ucap Arin yang merasa sedikit takut saat melihat Fathan dan Brian saling menatap tajam terlihat seperti dua ekor kucing yang sedang bertengkar.
" waohh .. kenapa hujannya belum berhenti yaa .." ucap Arin mencoba mengalihkan pembicaraan.
Akhirnya mereka pun sampai didepan halaman apaterment. Terlihat hujan juga sudah berhenti.
" kayanya lu harus cepet-cepet ganti mobil .." ucap Brian dengan ketus dan langsung pergi keluar dari mobil tanpa mengucapkan terima kasih pada Fathan.
Menyadari Arin yang sudah keluar dari mobil, Fathan pun juga ikut keluar dari mobil. Arin menghampiri Fathan dan berdiri dihadapannya.
" makasih yaa untuk semuanya .." ucap Arin.
" aku senang melakukan semua ini buat kamu, ahh ini juga .." ucap Fathan sambil memberikan sebuah hadian kecil untuk Arin yang sentak terkejut melihat.
" tapi .." Arin merasa sikap Fathan terlalu membuat merasa tidak enak dan membuatnya merasa tidak pantas untuk mendapatkan semua dari orang hebat seperti Fathan.
" ini bukan barang mahal, jadi nggak usah merasa terbebani .. ahh tanganku sakit .." eluh Fathan yang berbohong agar Arin cepat menerima hadiah darinya.
Dengan perlahan Arin pun mulai mengambil hadih tersebut dari tangan Fathan walau dirinya merasa tidak enak sudah banyak merepotkan Fathan.
" makasih yaa, aku terima ini .." ucap Arin.
" aku harap kamu menyukainya .." ucap Fathan sambil mengelus kepala Arin dengan lembut, hal itu membuat Arin terhentak malu karena sikap Fathan.
" kalau gitu aku masuk yaa, kamu hati-hati dijalan .. dahh .." ucap Arin sambil melambaikan tangannya pada Fathan yang juga melambaikan tangannya.
Fathan terus memandanngi Arin yang sedang berjalan masuk kedalam. Saat sudah masuk kedalam, Arin kembali menengok kearahnya sambil melambaikan tangan. Hingga Arin tidak terlihat lagi, dengan perasaan tidak tenang akan hal yang baru ia sadari bahwa Arin dan Brian tinggal diapaterment yang sama.
Fathan sudah menyadari saat pertama kali mengantarkan Arin pulang. Ia merasa terlalu banyak kebetulan diantara Arin dan Brian yang membuatnya sedikit khawatir jika hubungan mereka akan kembali dekat. Sambil menghela nafas Fathan pun masuk kedalam mobil dan melaju pergi.
***