***
Diruang kerjanya, Fathan terlihat sangat kebinggungan dan kesal. Setelah kasus Arin sudah ia selesainya ternyata ia mendapatkan kembali masalah yang lain. Presdir marah kepadanya karena saham perusahan tiba-tiba menurun dikarenakan SBC Grup sudah bekerja sama dengan Calon Presiden Yudoyono karena masalah anaknya membuat perusahannya terkena dampak akan hal itu.
" sudah kuduga ini akan terjadi, ahh .. kepalaku .." kesal Fathan sambil memegang kepalanya yang terakan akan segera terjatuh dari tempatnya.
Tiba-tiba Bima menghampirinya dengan tergesa-gesa. " Pak Fathan, Pak Presdir sedang berjalan kesini .." ucap Bima dengan nada panik sentak membuta Fathan terkejut.
" ahhh ... apa hari ini akan ada badaikah ?" ucap Fathan dengan wajah memelas pasrah kemudian berajak dari temapt duduknya untuk menghampiri Ayahnya yang sedang berada diperjalanan menuju ruang kerjanya.
Tapi saat Bima baru membuka pintu, tiba-tiba Pak Presdir langsung berjalan masuk membuat Fathan langsung terbujur kaku saat memberikan salah padanya yang sudah terduduk sofa dengan wajah serius. Dengan perlahan Fathan pun juga duduk dengan sopan dihadapan Ayahnya.
" sekarang apa yang akan kamu lakukan ini mengatasi masalah ini ?" tanyanya.
" saat ini saya sedang memikirkan jalan keluarnya, jadi saya mohon untuk percaya dengan saya " ucap Fathan.
" kudengar kamu mengenal wanita yang ada didalam video tersebut ? apa itu benar ?" tanyanya dengan tatapan curiga.
Mendengar hal itu membuat Fathan terdiam beberapa saat, rasanya seperti tertangkap basah oleh ayahnya.
" sudah kuduga, tapi dari mana kamu mendapatkan video itu ? " tanyanya.
" Bukan hanya itu saja, saya miliki beberapa bukti untuk anda mempertimbangkannya .. bahkan saya sudah melihatnya dengan mata kepala sendiri ..." ucap Fathan sambil beranjak dari tempatnya dan mengambil sebuah amplop cokelat diatas meja lalu ia berjalan dan mengulurkan amplop tersebut pada Ayahnya.
" Ini semua tidak tercium oleh KPK , karena beliau menyembunyikannya dengan sangat hati-hati .. ini adalah beberapa lukisan yang mereka beli untuk menutupi uang kotor itu, sekitar 10 lukisan dan totalnya sekitar 10 miliar .." jelas Fathan membuatnya Ayahnya terdiam sambil mendengarkannya.
" sudah sekitar 20 orang yang menjadi korban kekerasan oleh anaknya, ahh .. bukan 21 orang .. tapi mereka tidak berani untuk buka mulut karena pihak sana yang meyuapnya dengan sejumlah uang .. tapi untungnya divideo terakhir wanita yang ada didalam video tersebut tidak menerima uang sepersepun darinya, itulah mengapa saya berani bertindak sejauh ini .."
" Aku dan Pak Hendra sudah menyelidiknya dengan hati-hati .. dan saya pikir jika anda melanjutkan semuanya mungkin akan terjadi masalah yang lebih besar kedepanya .. ".
" sejak kapan kamu mencari ini semua ?"
" maafkan saya " ucap Fathan.
" baiklah, biar orang itu Ayah tangani, kamu lanjutkan saja apa yang harus kamu lakukan .. ahh proyek Megacity apa berjalan lancar ? aku dengar Brian sudah datang ?" ucapnya yang sentak membuat Fathan terkejut saat ia tahu bahwa Ayah tirinya mengetahui bahwa anak kandungnya sudah ada di Indonesia.
" Akhirnya dia menerima proyek itu ... kamu sungguh hebat bisa membuatnya datang kesini .. kalau gitu Ayah pergi dulu .." ucapnya sambil beranjak dari tempat duduknya dan Fathan pun ikut berdiri sambil memberikan salam hormat hingga Ayahnya keluar dari ruangannya.
Fathan terdiam karena merasa dirinya masih diberikan kesempatan hidup dari Ayahnya, sambil menghela nafas panjang Fathan kembali duduk dengan lemas. Tak lama Bima datang menghampirinya.
" Pak Fathan sudah waktunya untuk rapat bersama dengan Pak Brian, dia sudah ada diruangan .." ucap Bima.
" ohh .. ayo kita pergi " ajak Fathan sambil beranjak dan berjalan keluar bersama dengan Bima yang berjalan dibelakangannya.
" Gua tuh nggak abis pikir sama pemikiran orang itu, gimana bisa orang bermatabat seperti itu sikapnya kaya orang yang punya attitude aja .. terus juga berani-berani bapaknya mencalonkan diri sebagai presiden .. mau jadi apa negara ini .." kesal Mina yang sejka tadi tidak berhenti membicarakan masalah video waktu itu.
Sedangkan Arin hanya mendengarkan tapi mata dan tangannya sibuk memilih bahan kebutuhan sehari-hari untuk dirinya. Setelah pulang kerja Arin mengajak Mina ke supermarket untuk menyetok bahan kebutuhan.
" Kalau gue jadi lu, udah gue lempar balik itu botol sambil gue maki-maki terus dia diem deh kaya patung .." kesal Mina.
" waohh .. kayanya gue harus belajar jurus itu dari lu " ucap Arin yang terlihat binggung memilih bawah melom yang bagus.
" tenang .. gue bakal ajarin lu seribu jurus melawan .. pilih yang ini .." ucap Mina sambil menunujuk melon ditangan kanan Arin yang heran melihat temanya langsung terlaihkan pembicaraannya.
" kenapa ..? ini warnanya lebih bagus .." ucap Arin yang sedikit tidak percaya.
" kalau pilih melon yang manis itu dilihat dari warna kulit, kalau warnanya terang begini biasanya kurang masih malah bisa jadi belum matang, kalau yang warnanya agak kusam atau nggak warnanya kuning pucat terus nggak terlalu hijau .. berarti manis, terus ada lagi .. caranya kaya gini .." ucap Mina sambil mengambil melon yang dipegang ditangan kanan Arin lalu mendekatkan melon tersebut dikupingnya dan menggoyang-goyangkan berapa kali untuk memastikan biji melon didalam jatuh.
" nah .. kita harus gerakin melon kaya gini, kalau terdengar bijinya pada rontok berarti melon tersebut manis .. okke .. ini manis .." ucap Mina sambil meletakkan melon tersebuah kedalam troli belanja.
Arin terlihat masih terdiam dengan mulut terbuka karena mersaa heran mendengan Mina yang begitu detail memilih buah, hal ini baru pertama kalinya dirinya melihat sisi yang berbeda dari Mina.
" waohh .. gimana lu bisa tau itu semua .." ucap Mina.
" gue ini Ibu anak satu, kalau gue nggak tau ini gimana mertua gue bisa sayang sama gue, yakan ?" ucap Mina sambil mengangkat kedua alisnya dengan penuh gaya membuat Arin tertawa kecil melihat tingkah temannya.
Lalu mereka melajutkan langkah mereka untuk mencari bahan kebutuhan lainnya.
" lu tau nggak, dulu pas awal-awal nikah, betapa susahnya gua ngenyesuain diri dikeluarganya dia , huff .. udah malah mamanya bawel, kalau gue nggak punya trik dasar kaya gini .. mungkin sampai sekarang gue masih diperbudak sama nenek tua itu ..." ucap Mina yang sedang menyindir mertuanya.
" tapikan semua berubah saat Arfa lahir .." ucap Arin sambil mengambil sebotol soda berukuran besar kedalam trolinya.
" iya, lu benar .. ehfk tapi .. itu cuman sampai Arfa bisa jalan .. seterusnya mereka berusaha mengendalikan gue lagi, makanya gue pilih buat kabur dari sana .. hufff .. kalau inget itu kayanya capek banget dahh ..." eluh Mina sambil menghela nafas panjang.
Melihat temannya yang terlihat sedih dengan lembut Arin mengelus punggung Mina seakan berkata. " nggak apa-apa, semua sudah berlalu".
***