***
" Gue rasa, semakin sini Arfa mulai semakin mirip Ayahnya .. bahkan sampai kebiasaannya aja sama ! waohh .. benar-benar dua laki-laki itu .." kesal Mina yang masih berlanjut menceritakan tentang keluarganya pada Arin yang sedang lahap memakan sepotong cake. Setelah lelah berbelanja mereka memutuskan untuk mampir dicafe untuk beristirahat setelah cukup lama berjalan-jalan disupermarket tadi.
" lu tau nggak ..! kemarin dia pulang sekolah, gue suruh langsung mandi, ehh .. malah dia tergeletak tidur didepan TV, gue kira dia pingsan, ternyata dia tidur sama berduan-duaan sama Ayahnya .. yang lebih parah posisi mereka benar-benar sama persis .. waoh .. gue sampai nggak bisa berkata-kata lagi .." ucap Mina yang tampak begitu heran dengan tingkah kedua laki-laki dirumahnya, mendengar hal itu membuat Arin tertawa lepas hingga beberapa orang disekitarnya melihat dengan tatapan heran. Menyadari hal itu Mina langsung menutup rapat-rapat mulut Arin.
" Hya ! jangan kenceng-kenceng, liat pada ngeliatin lu .." bisik Mina yang kesal dengan sikap Arin yang selalu seperti ini dengan tiba-tiba dan sentak Arin terdiam sambil menganggukkan kepalanya beberapa kali karena merasa takut dengan tatapan Mina.
Perlahan Mina mulai melepas dekapannya dan kembali duduk dibangkunya dengan tatapan tajam. Arin hanya bisa menciut ketakutan sambil kembali memakan cakenya.
" oh iya, ngomong-ngomong sebenarnya hubungan lu sama Fathan dari dulu itu apa sih ?" tanya Mina.
" Fathan ? kenapa tiba-tiba bahas itu ?" tanya Arin.
" kalau gue nggak penasaran, gue nggak bakal tanya .. benar nggak emm ..?" ucap Mina dengan nada yang sedikit ia tekankan karena sedang menahan rasa kesalnya dengan tingkah temannya yang entah itu polos atau memang bodoh.
" ahh .. iya juga sih .." ucap Arin yang kemudian kembali terdiam sambil mengaggukkan kepalanya seakan ia melupakan pertanyaan Mina yang terlihat kembali menahan kesal, ia merasa sepertinya dengan cepat darah naik keatas kepalanya.
" terus .. pertanyaan gue gimana ? gue kan tadi tanya kenapa malah diem ? ha ?" tanya Mina sambil meneguk habis ice kopi miliknya karena badannya terasa sangat panas melihat kelakukan temannya yang entah kenapa terlihat agak sedikit melambat dari pada biasanya.
" ha ha ha ha .. ohh iya, kenapa gue lupa yaa" ucap Arin yang merasa canggung dan kebinggungan sendiri.
Sambil menghela nafas dengan wajah muram. " kayanya belakang ini gue kurang focus deh .. maaf yaa .." ucap Arin yang merasa bersalah pada Mina yang kini wajah berubah menjadi ekspresi orang yang sedang khawatir dibandingkan kesal.
" Lu baik-baik aja kan ?" tanya Mina merasa khawatir dnegan Arin yang tampak memutupi sesuatu darinya.
" haha, nggak kok, gue baik-baik aja .. gue juga nggak tau kenapa belakangan ini tiba-tiba kurang konsentrasi, apa mungkin karena kurang darah, atau gula dalam tubuh mulai berkurang kali yaa .." ucap Arin mencoba menyakinkan Mina yang tampak mulai menangis, karena memang Arin juga mersaa binggung dengan apa yang terjadi pada dirinya sendiri.
" lu kan udah janji sama gue, kalau ada hal yang buat lu sulit langsung bilang sama gue, jangan ditahan .. liat gue, bahkan hal kecil aja gue ceritain semuanya ke lu .. ekhf ekhf .." ucap Mina yang mulai menahan tangisannya.
" ahh oke oke oke .. tapi benaran gue baik-baik aja, udah jangan nangis .. disini banyak orang .." ucap Arin sambil menggengam tangan Mina yang terus menangis.
Sambil melapas gengaman Arin dengan paksa dengan wajah kesal. " kenapa ? lu malu gua nangis disini .. ekhhhhhh .." Mina yang kesal dan semakin meninggikan suara tangisannya membuat Arin hanya bisa menghela nafas.
" bukan gitu, yaudah nangis aja .." ucap Arin dengan pasrah menunggu Mina yang sedang menangis karena dirinya.
" lupakan ..!" ucap Mina yang sentak berhenti menangis dan menghapus air matanya lalu melipat kedua tangannya.
" pokoknya hari ini gue nggak mau berteman sama lu lagi ..!" ancam Mina.
" hyaaa ... jangan gitu, terus kalau lu ninggalin gue, nanti gue sama siapa ? gue cuman punya lu .. jadi jangan gitu .." ucap Arin yang merasa ketakutan karena perkataan Mina yang terdengar serius hingga membuat kedua matanya mulai berkaca-kaca.
Melihat raut wajah Arin yang terlihat menyedihkan membuat hati Mina merasa bersalah.
" nggak kok, gue nggak bakal ninggalin lu, tapi lu harus janji .. maaf yaa " ucap Mina sambil mengenggam tangan Arin yang gemetaran. " kenapa tangan lu gemetaran ..?" tanya Mina.
Sambil menghela nafas panjang Arin menenangkan dirinya. " iya juga yaa .. gue baru sadar .." ucap Arin tampak kebingungan melihat tangannya yang gemetaran, lalu ia genggam tangan kanannya dengan tangan kirinya.
" Gue juga nggak tahu belakangan ini kayanya ada yang aneh sama gue, kadang tiba-tiba gue nggak dengar apapun selama beberapa detik, kaya cuman dengar suara dengungan dikuping .. nguungg .. kaya gitu .." jelas Arin.
Sambil memegang keningnya yang masih ada bekas luka karena lemparan botol spary. " kadang disini suka terasa ada yang aneh, entah itu sakit atau nggak sakit .. ada yang aneh aja .. gue aneh yaa ..?" tanya Arin yang meragukan dirinya sendiri.
Setelah mendengarkan semua penjelasan Arin membuat persaaan Mina semakin merasa sedih dan khawatir, ia langsung menggenggam kedua tangan Arin dengan erat dan berusaha untuk tetap tersenyum.
" emm .. lu nggak aneh kok, emm mungkin cuman karena kecapean .. nggak usah khawatir, emm .." ucap Mina sambil memikirkan suatu hal.
" gimana kalau kita berdua liburan .. ahh !! kita bisa liburan keluar negeri gimana pasti seru ..!!" ucap Mina yang terlihat heboh karena membayangkan hal itu.
" ehkf .. hya ! terus Arfa sama cafe lu gimana ? kerjaan gue juga .." ucap Arin.
" eyy .. Arfa bisa dititipin ke mamaku atau mertua, kalau cafe .. kan masih ada pegawai gue .. emm terus kerjaan lu tinggal minta cuti .. gampang kan ?" ucap Mina tampak begitu senang dnegan rencana yang ia susun dengan sempurna.
" hahha .. eyy .. nggak bisa, gue kan belum lama kerja disana, lagian kemarin kan gue baru minta cuti, lagian .. gue senang kok ngejalanin pekerjaan ini .." ucap Arin sambil tersenyum.
" okke, gue paham, tapi .. kalau misalkan lu capek jangan dipakasain, pokoknya lu harus bilang kalau lu mau istirahat .. okke !"
" emm .. okke .."
Mereka saling memandang sambil tersenyum satu sama lain.
***