Chereads / "When You Love Someone" / Chapter 61 - Hello ! (11)

Chapter 61 - Hello ! (11)

***

" mau sampai kanap duduk disini ?" tanya Arin, tapi Brian masih terdiam memandangnya membuat Arin merasa tidak nyaman dan salah tingkah.

Tiba-tiba pandangan Brian teralihkan saat melihat Mina dan seorang anak kecil yang masuk kedalam dan mengampirinya.

" anak kecil yang sama Mina itu siapa ?" tanya Brian yang mengalihkan pembicaraan membuat Arin merasa kesal dengan sikap Brian yang lagi-lagi mengabaikannya, karena tidak ingin berdebat, Arin pun langsung menengok kebelakang untuk memastikan pertanyaan Brian.

" anaknya Mina .." jawab ketus Arin sambil kembali membalikkan badannya.

" loh kalian berdua kenapa ada disini ?" tanya Mina yang menyadari keberadaan Arin dan Brian yang terlihat sedang duduk bersama membuatnya merasa heran, tapi ia juga sibuk dengan anaknya yang terus merengek padannya.

" ihh .. tunggu sebentar Arfa, dengar mama yaa ! nanti kita bakal pergi sama ayah okk, Arfa kan anak baik, ayo kita sapa ate Arin .." ucap Mina mencoba membujuk anaknya yang perlahan mendnegarkan ucapannnyam kemudian berjalan menghampiri Arin dan Brian.

" Arfa .. ! Arfa anak yang pinetr deh dengerin perkataan mama Mina " ucap Arin sambil menatap kedua mata Arfa yang mulai menuruti perkataan Arin yang terdengar begitu lembut hingga membuat Brian yang mendengarpun merasa terkejut dan tersenyum.

" sekarang Arfa keatas, ganti baju nanti mama nyusul yaa .." ucap Mina sambil mengelus kepala anaknya yang memangguk menjawab perkataannya. " anak baik .." ucap Mina kemudian Arfa pun naik keatas.

Mereka terdiam dengan wajah tersenyum melihat tingkah Arfa yang sangat lucu dan menggemaskan.

" udah lama disini ?" tanya Mina pada Arin.

" lumayan .. emangnya tadi dia kenapa ? kok sampai segitunya ?" tanya Arin.

" huff .. biasa teman-temannya pada pergi mandi bola, dia mau ikut tapi kan lu tahu sendiri gue harus jaga cafe .." ucap Mina.

" terus .. lu kenapa ada disini juga ?" tanya Mina menoleh kearah Brian yang sedang meninum minuman milik Arin yang sentak terkejut.

" gue mau ketemuan sama orang .." jawab Brian tanpa merasa bersalah meletakan minuman milik Arin yang masih terdiam dengan mulut yang terbuka karena tidak bisa berkata-kata.

" HYAA ..!! itukan punya gue kenapa lu minum ..??!!" bentak Arin yang kesal dengan Brian yang terlihat tidak merasa bersalah.

" ahh .. sory, gue lupa, kaya gue harus pesen minuman .." ucap Brian yang beranjak pergi seakan ingin menghindar dari Arin yang terlihat sudah membara karena kesal.

Melihat tingkah laku kedua temannya entah mengapa membuat Mina tersenyum karena sepertinya hubungan mereka mulai membaik.

" gue keatas dulu yaa ..." ucap Mina sambil menepuk pundak Arin yang tampak masih kesal dan pergi menuju lantai dua dimana rumahnya berada.

Arin masih terdiam memandangi minumannya yang sudah dinodai oleh Brian, ia merasa sungguh tidak habis pikir Brian tidak pernah merubah kebiasaannya yang selalu merebut sesuatu darinya tanpa merasa bersalah sekali pun.

Setelah medapatkan pesananya Brian mulai berjalan mencari meja kosong karena sepertinya seseorang yang akan ia temui akan segera tiba. Ia memegang dua gelas dikedua tangannya.

Brian berhenti tepat disamping Arin yang melihatnya dengan tatapan tajam. Tapi Brian mengabaikan hal itu dan langsung meletakan segelas ice latte yang sama persis seperti pesanan milik Arin sebagai penganti minuman yang sudah ia minum.

" maaf yaa .." ucap Brian yang merendahkan suaranya yang sentak membuat raut wajah kesal Arin berubah raut wajah termenung sambil memdangi ice laate yang baru saja diberikan Brian. Setelah meletakkanya Brian berjalan kearah meja kosong tidak jauh dari meja Arin berada. Duduk menghadap kearah Arin yang masih memandangi minuman yang ia kasih dengan wajah ragu.

Tidak lama berselang seseorang dnegan berpakain rapih menghampiri Brian. Dia adalah seorang teman kerja saat berada di Kanada. Brian mengajaknya kembali bekerja sama untuk menangani proyek besarnya kali ini. Sudah beberapa proyek mereka mengerjakannya secara bersamaan saat berada di Kanada.

Disisi lain Arin tampak begitu penasaran dengan apa yang dibicarakan Brian dan orang tersebut terlihat sangat serius. Untuk pertama kalian Arin melihat Brian dengan wajah yang sangat serius dan membuat Arn berfikir " dia benar-benar datang kesini karena pekerjaan".

Tapi tiba-tiba Arin terkejut dan panik saat Brian menoleh kearahnya dan dengan seperkian detik Arin langsung memalingkan wajahnya karena merasa malu telah ketahuan sedang memadangi Brian yang tampak tersenyum kecil melihat tingkah Arin.

Tidak lama tiba-tiba ponsel Arin berdering, ia binggung saat melihat nama Fathan yang menghubunginya. Tanpa menunggu Arin pun menjawab panggilan tersebut.

" hallo Fathan ..? ada apa ?" tanya Arin.

" kamu lagi dimana ? kenapa nggak ada di salon ?" tanya Fathan.

" ahh .. hari ini aku libur, sekarang ada di cafenya Mina, emangnya ada apa ?" tanya Arin.

" kamu masih lama kan disana ? bisa nggak tunggu aku, karena jadwalku tiba-tiba batal jadi aku bakal pergi kesana yaa .." ucap Fathan yang sentak membuat Arin terkejut dan langsung menoleh kearah Brian beberapa saat.

" ahh .. iya, okke aku masih lama kok disini .." ucap ragu Arin yang entah mengapa merasa panik dan kebinggungan sendiri.

" okke, aku nggak bakal lama .. bye ..".

" emm .. bye .."

Kemudian sambunganpun terputus dan Arin terdiam beberapa saat sambil memandangi ponselnya dengan wajah kebinggungan. Perasaan khawatir jika mereka tiba-tiba bertemu, Arin merasa seperti masalah akan terjadi.

" ada apa kenapa muka panik gitu ?" tanya Mina sambil berjalan menghampiri Arin.

Tiba-tiba Arin melihat Brian sedang berjalan melewatinya bersama temannya itu keluar Cafe.

" ohh .. nggak, nggak ada apa-apa .." ucap Arin yang menutupinya dari Mina yang sudah duduk didepannya sambil membawa sepotong cake.

Arin berfikir sepertinya Brian sudah benar-benar meninggalkan Cafe dan ia merasa sedikit lega, tapi tiba-tiba ia merasa ingin buang air kecil. " gue mau ketoilet sebentar yaa .." ucap Arin sambil beranjak pergi menuju toilet yang berada didalam Cafe tetap dibawah tangga menunju lantai dua.

" Arin !".

Saat Arin keluar sambil merapihkan bajunya, seseorang memanggil namanya dari depannya dan sentak Arin pun menoleh kearah suara yang ternyata berasal dari Fathan yang kini berdiri didepan pintu Cafe.

" Fathan ?!" saut Arin dengan wajah terkejut.

Brian yang baru saja menerima pesanannya merasa aneh saat Arin menyebutkan nama yang terdengar tidak asing tersebut, ia pun langsung berbalik dan sentak binggung dengan kehadiran Fathan yang berdiri didepan pintu cafe.

Ketiga orang itu hanya terdiam dan melihat satu sama lain dengan tatapan binggung sekaligus terkejut. Pertemuan yang mengejutkan antara tiga orang yang tidak terduga seperti sebuah kebetulan yang sangat mengejutkan bagi mereka satu sama lain.

***