Chereads / "When You Love Someone" / Chapter 53 - Hello ! (3)

Chapter 53 - Hello ! (3)

***

Diperjalanan menuju salon, Arin dan rekan kerjanya Lovita berangkat menuju Jakarta setelah pergi ke daerah bandung karena ada panggilan pekerjaan disana. Tapi wajah mereka terlihat tidak terlalu senang. Bagaimana tidak, saat bekerja tadi terjadi sesuatu yang sangat diluar dugaan.

Dimana anak pejabat yang adalah klien VIP di salon, itu tiba-tiba teriak seperti orang gila dikarenakan ia mengetahui pacar-nya ketahuan selingkuh dihari ulang tahunnya. Hal itu membuatnya mengamuk hingga melampiaskan kemarahannya pada orang disekitar. Ia melempar semua barang dan menghancurkan semua.

Hal yang lebih mengejutkan kening Arin tergores karena terkenal lemparan sebuah botol Hair spray. Semua perlengkapan makeup hancur karena wanita itu. Sungguh tidak bisa dibayangkan membuat Arin tak bisa berkata-kata.

" Kening kamu udah gak apa-apa Rin ?" tanya Lovita yang khawatir dengan Arin yang sudah ia anggap adiknya sendiri.

" udah nggak apa-apa .. cuman masih kaget aja .." ungkap Arin sambil mencoba untuk tetepa tersenyum walau tubuhnya masih gemetaran begitu juga dengan jantungnya.

" sama Gue juga ... waoh .. mentang-mentang dia anak pejabat seenaknya banget .. emangnya uang itu segalanya .." kesalnya.

" yahh .. tapi untungnya dia ganti semua barang yang udah diancurin .." uap Arin.

" ya iyalah .. harus diganti !! enak aja dia yang ngancurin kita yang bayar ..." kesalnya.

" Kak Lovita laper nggak ? kita makan dulu yuk sebelum sampai salon ?" tanya Arin mencoba mencairkan suasana yang seidkit menengang.

" waohh .. laper banget gua .. enaknya makan apa yaa ..." pikrinya.

" aku apa aja juga suka .. Kak Lovita lagi pengen makan apa ..?" tanya Arin.

" emm .. gimana kalau kita makan makanan Jepang yuk .. kayanya daerah sini ada makanan Jepang yang enak deh .." ucapnya sambil melihat kearah depan dengan sesakma.

Arin pun ikut membantu mencairkan restoran itu. " ohh ..!! disebelah sana Kak .." ucap Arin sambil menjukkan kearah restoran yang tak sengaja ia lihat.

" okke ... kita makan disana .. ahhh laperr .." ucapnya yang terlihat begitu semangat seakan telah melupakan hal yang sudah terjadi.

Setelah memarkirkan mobil mereka berjalan untuk menuju restoran, langkah Lovita terhenti dengan mata yang tertuju pada seseorang yang baru saja keluar dari dalam. Arin dengan binggung ikut menghentikkan langkahnya dan melihat kearah apa yang temannya lihat.

Seseorang yang tampak tak asing baginya perlahan mulai berjalan mendekat.

" wow wow wow .. kenapa Pak tampan ada disini ..? waoh dia benar-benar tampan yaa .." ucap Lovita pada Arin yang tampak terdiam melihat Fathan yang berjalan mendekat kearahnya dan mengabaikan perkataan temannya.

" Kak Lovita kenal dia ?" tanya Arin.

" ya iyalah kenal .. dia salah satu invenstor utama salon .." jawabnya sentak membuat Arin langsung terkejut menoleh kearah Lovita yang terlihat sedang berbinar-binar terpesona oleh Fathan.

" Hallo Pak Fathan .." sambutnya dengan sopan menghntikan langkah Fathan.

" Ohh .. iya " saut Fathan dengan wajah binggung dengan situasi saat ini.

" ahh .. saya Lovita .. Maneger salon Luwei Beauty .." ucapnya sambil merundukkan kepala dengan sopan.

" ahh .. iya saya inget .." ucap Fathan yang pandangannya teralihkan pada Arin yang sepertinya sedang mencoba menyembunyikan identitasnya dan seakan-akan bersikap tidak mengenali dirinya.

" ahh .. senangnya Pak Fathan bisa ingat dengan saya, dia asisten saya nama Arin .. Pak Fathan abis makan malam disini ?" tanya Lovita yang terus berusaha berbicara dengan Fathan.

Sedangkan Arin tampak begitu tegang dan menghidari tatapan Fathan karena ia tidak ingin teman kerjanya mengetahui bahwa mereka saling mengenal. Bahkan Arin baru mengetahui bahwa Fathan salah satu orang penting ditempat dirinya bekerja.

" Pak Fathan kita harus segera pergi .." bisik seseorang disamping Fathan sepertinya seorang asistennya.

" emm .. ohh kalau begitu saya duluan yaa, silahkan nikmati makan malam kalian .." ucap Fathan.

" iyaa .. hati-hati dijalan .." ucap Lovita terus memandangi Fathan yang berjalan menjauh.

" Kak Lovita ayo kita masuk ..!!" ajak Arin sambil menatik tangan temannya yang etrus menahan karena masih ingin melihat Fathan yang sudah berada didalam mobil.

" hyaa .. gimana bisa ada orang setampan dia sih .. aku rasa dia bukan manusia .. apa jangan-jangan dia keluar dari komik ? kaya yang di drama korea itu loh ..".

" Kak .. ayo kita makan dulu yukk ..!!" bujuk Arin.

" ahh ... jadi lupa'kan, ayo kita makan ..!" ajaknya kemudian berjalan didepan Arin yang tak bisa berkata-kata, sambil menghela nafas Arin menyusul temannya.

" Bukannya tadi itu teman anda yang bernam Arin ?" tanya Bisa yang sedang focus menyetir mobil dimana Fathan sedang duduk dibangku penumpang sambil melihat tablet miliknya untuk mengecek semua pekerjaan hari ini.

Mendengar ucapa Bima membuat Fathan sedikit tertawa karena kembali mengingat ekspresi Arin yang tampak panik dna kebinggungan.

" Emm .. iya betul".

" tapi kenapa dia tidak mengenali anda ?" tanyanya binggung.

" dia juga pasti kaget tiba-tiba melihatku .. setelah pertemuan ini udah nggak ada jadwal lagi'kan ?" tanya Fathan.

" iya Pak , tapi Pak Yudoyono meminta bertemu besok, sepertinya beliau ingin membicarakan dana kampanye .." ucap Bima membuat suasana menjadi serius.

" Huff .. pria tua itu tidak menyerah, Pak Presdir gimana ?" tanya Fathan.

" Beliau juga akan datang .." jawabnya.

" sekarang dia mencoba mendekati Presdir juga ... setelah apa yang dia lakukan .. benar-benar lucu " ucap kesal Fathan.

" okke, hari itu nggak ada jadwal'kan ..".

" iya ..".

" setelah pertemuan ini kita temui, Pak Hendra dulu yaa .." ucap Fathan.

" baik".

***

" waoh .. ini dejavu yaa .." ucap Mina dengan wajah terheran melihat Brian yang begitu lahap menyantap pasta yang ia buat dan ia juga merasa baru saja melihat kejadian ini beberapa saat yang lalu dimana Arin juga makan pasta buatnya dengan sangat lahap.

" hya ..! kenapa lu nggak buka restoran pasta aja kenapa cafe ?" tanya Brian dengan mulut yang penuh dengan pasta.

" terlalu capek, kalo cafe kan masih bisa santai .. lagian Gue buatin ini karena Arin menyukainya .." ucap Mina yang sentak membuat Brian terdiam memadang Mina.

" ohh yaa .. sampai kapan lu tinggal disini ?" tanya Mina.

" paling lama 2 tahun .." jawab Brian sambil membersihkan mulutnya dengan tisu setelah selesai makan.

" padahal gue berencana bakal mukul lu sampai masuk rumah sakit kalau ketemu sama lu .. tapi malah ngasih lu makan .." ucap Mina kesal pada diri sendiri karena mengkhianati Arin.

" Gue udah lama nggak makan seenak ini .." ucap Brian membuat Mina yang melihatnya merasa iba karena walau raut wajanya datar taoi tetap saja nada bicara dan sorot mata Brian tampak begitu menyedihkan.

" apa Kanada sesulit itu ? lalu kenapa lu betah disana ?" tanya Mina.

Sambil menghela nafas dan melipat kedua tangannya. " dari pada sulit .. gue cuman ngerasa nggak bisa kembali aja, disana ataupun disini itu sama aja .." ucap Brian sambil menyeringai lucu kerena kehidupannya sendiri.

" benar juga .. hidup itu tidak ada yang mudah, tapi melarikan diri bukanlah pilihan melainkan alasan'kan .." ucap Mina yang sentak membuat Brian terdiam melihatnya dengan tatapan seakan dirinya merasa seperti terpukul dengan keras dari belakang karena ucapan itu yang tampaknya benar-benar seperti dirinya.

***