***
Hingga akhirnya mereka pun sampai di sebuah fila yang sangat besar, setelah berjalan cukup jauh, menaiki beberapa jalan yang tinggi. Dengan susah payah akhirnya mereka sudah sampai. karena tidak ada jalan akses akutan umum, jadi mengharuskan mereka berjalan hingga sampai depan gerbang fila.
" YEAHHH SAMPAIIII ..!!!!"
Sorak mereka yang terlihat gembira sambil berlari menjadari pintu fila. Salah seorang pak tua si penjaga fila menyambut mereka. Dengan kompak mereka memberikan salam kepadanya.
" Pak ujang, apa kabar ?" tanya Yena dengan ramah, karena dia sering datang kesini makanya Yena mengenal penjaga fila tersebut.
" baik Neng .. Bapak udah denger Ibu Nia katanya Neng Yena mau berlibur disini sama teman-temannya .. makanya kamar sama yang lain udah Bapak bersihin .." ucapnya yang sedikit canggung mengunakan bahasa indonesia, sepertinya dia paham bahwa mereka tidak mengerti bahasa sunda.
" MAKASIH PAK UJANG ..!!"
Kembali dengan kompaknya hingga membuat Pak ujang sedikit terkejut.
" nanti kalau butuh apa-apa .. langsung telepon Bapak aja yaa .. kalau gitu Bapak permisi .." ucapnya kemdian berjalan pergi.
" Makasih pak ujang ..!!!" saut Mina sambil melambaikan tangannya.
" ayo masuk ..!!!" ajak Yena.
Kemudian mereka pun mulai berjalan masuk kedalam fila.
Yena mulai sibuk membagikan kamar untuk teman-temannya. Didalam fila terdapat 5 kamar tidur. 3 kamar tidur dilantai dua dan 2 kamar tidur dilantai bawah. Yena menyuruh para anak laki-laki tidur dikamar bawah, sedangkan anak perempuan dikamar atas.
" Mau gue tunjukkin hal seru ??" ucap Yena sambil tersenyum lebar seakan sedang merencakan sesuatu yang besar tanpa mereka ketahui.
" huffff ..." Mina hanya bisa menghela nafas dengan ekspresi wajah yang absurd setelah mengetahui hal menyenangkan dari Yena yang ternyata adalah memancing ikan disebuah kolam besar yang letaknya tak jauh dari fila.
Mereka semua berbaris dipigiran kolam dengan memegang pacingan ditangan mereka dengan wajah yang bosan dan mengantuk setelah sekitar satu jam mereka duduk diam disana menunggu pancingan.
" Kenapa ... ini seru tauu ..!! lagian ini juga buat makan malem kita .. tapi kok ikannya nngak pada munculnya biasanya gampang" ucap Yena tanpa merasa bersalah padahal teman-temannya menatapnya dengan sinis.
" tapi apa mancing benar begini doang ? tinggal nunggu gitu ?" tanya Arin yang tampak mulai menikmati hal yang baru pertama kali ia lakukan dan sudah lama ingin ia lakukan.
" emm .. tinggal ditunggu " jawab Fathan.
"haaafff .. membosankan .. membosankan .. gue ngantuk .. huammm .. " eluh Mina sambil menguap hingga mulutnya terbuka lebar kemudian bersandar dipundak Elvina yang duduk disampingnya.
" sabar Buu ..!! nanti juga dapet ikannya kokk .. biasanya juga gue ceper dapetnya, apa ikannya udah abis yaa ..??" ucap Yena dengan ragu yang sebtak membuat semua temannya menatap binggung kearahnya.
" oh oh woah ohh ohh .." Arin yang terlihat panik saat benang pancingan bergerak hingga membuat semua orang tertuju padanya.
" woah .. ikan ! ikan ! tarin Rin .. ditarik .. gulung benangnya .." panik Yena yang seakan ingin menarik pancingan itu.
Dengan bantuan teman-temannya Arin akhirnya bisa menarik kail pancingannya dan terlihat seekor ikan yang berukuran cukup besar. Hingga membuat semua bersorak gembira menyambut ikat tersebut.
Saling berpelukkan dan berloncat-loncat seakan baru saja memenangkan sebuah hadiah besar. Bahkan Brian yang awalnya tertidur pulas langsung terbangun gelagepan karena terkejut dengan suara teriakan teman-temannya.
" Akhirnya kita bisa makan ikan bakar juga berkat Arin " ucap Mina sambil memandangi ikan hasil tangkapan Arin yang saat ini sedang dibakar oleh kekasihnya, Rendi.
Setelah selesai memancing, mereka mempersipkan sebuah pesata makan malam dihalaman depan fila. Semua sibuk untuk mempersiapkan bahan makanan. Yena, Elvina dan Fathan sedang mempersiapkan meja dan dekorasi lampu agar terlihat lebih menyenangkan seperti sedang berkemah. Brian sedang sibuk memanggang daging disamping Minan yang ikut membantunya. Arin pun juga ikut sibuk didapur sedang memasak nasi dan makanan pendamping lainnya didapur.
Semua menjadi sibuk setelah dibagikan pekerjaan.
Hingga akhirnya, langit sudah tampak gelap hingga bintang-bintang terlihat sangat jelas diatas sana. Mereka duduk berputar mengelilingi meja yang penuh makanan. Makan dengan sangat lahap dan saling memuji makan satu sama lain dnegan hati gembira, seperti anak kecil yang mendapatkan suapan makanan pertamanya.
Dengan perut yang sudah terisi penuh, bersadar pada punggung bangku plastik memandang bintang dilangit malam yang tak pernah sempat mereka lihat saat di Jakarta. Suasana tampak sangat tenang, seakan mereka dengan merileksasikan diri ditengah udara pengunangan yang segar nan dingin, udara tanpa ada polusi disana dengan suara-suara alam disekitarnya. Tenang dan nyaman.
" waohh .. segarnya udara malamnya .." ucap Mina yang masih memejamkan matanya menikmasi suasana tenang bersama dengan para jangkrik yang saling menyaut satu sama lain.
" makanya gue seneng banget kalo dateng kesini " saut Yena.
" Kita mainan permainan yuk !" ajak Mina yang langsung terbangun dengan semangat.
" permainan apaan ?" tanya Elvina.
" True or Dare ! gimana ? seru ayoookk ..!!" ajak Mina mencoba membujuk teman-temannya yang masih tidak begitu yakin tentang permainan tersebut.
Karena tidak ada yang mau memulainya, akhirnya Mina berinisiatif memulainya duluan dengan mengambil sebuah botol kaca kosong yang ia letakkan diatas meja.
" Kita mulai !"
Botol pun berputar dengan sangat kencang. Mereka semua mulai terfocus melihat botol tersebut dengan wajah yang tegang, berharap bukanlah diri mereka masing-masing yang terpilih.
Putaran botol tersebut semakin melambat. Hingga botol itu mulai berhenti kearah Arin yang setak membuat Arin terkejut dam mulai merasa panik sedang teman-temannya terlihat begitu senang saat Arin yang terpilih.
" yeee !! Arin yang kena" ucap Mina.
" mau True or Dare ?" tanya Yena.
" Dare .." ucap Arin sambil tersenyum, karena lebih baik melakukan apa yang disuruh mereka dibandingkan harus berkata jujur pada mereka.
" ahh nggak seru .. !"
" True lah True ..!!"
Ketiga temannya yang tak setuju Arin memilih jalan aman.
" okke .. Dare ! apa yaa kira-kira " pikir Mina yang wajah liciknya. seperti sedang merencanakan sesuatu.
" gimana kalo minum cola ini sekali tejuk " ucap Mina sambil memberikan sekaleng cola pada Arin.
" huuu ... okke okke okke , harus sekali teguk yaa " tambah Yena.
" berani gak ..!!" ledek Elvina.
" berani ! sekali tegukkan ?" tanya Arin dengan penuh keyakinan mengambil kaleng cola tersebut.
" 1 .. 2 .. 3 .. minum !!"
" gluk gluk glukk .."
" huuuuuuuuuuu ... kerenn ...".
Dengan menahan sakit yang ia rasakan ditenggorakannya, seperti terbakar. Arin terrus meneguk cola tersebut hingga tetes terakhir, lalu ia merepukkan kaleng tersebut sebagai butik ia sudah menghabisakannya.
" ihkkkk ... emmahhh .."
"Huuuu .. kerenn .." ucap Mina sambil memberikan ibu jarinya memuji Arin yang terlihat keren.
" ahh .. tenggorokkanku .." eluh Arin.
" nggak apa-apa ?" tanya Fathan yang berada disampingnya tampak terlihat khawatir.
" emm .. hehe nggak apa-apa kok " jawab Arin sambil tertawa kecil karena merasa lucu pada dirinya sendiri.
" okke kita lanjut yaa " ucap Yena yang mulai bersiap memutarkan botol kosong tersebut.
Botol kembali berputar dengan sangat cepat, kembali membuat suasana menjadi tegang. Wajah-wajah berharap tidak terpilih oleh si botol sambil mengepalkan kedua tangannya mereka. Dan akhirnya botol pun memilih.
" ARINNN ...!!!"
Sorak Mina dan Yena yang terlihat begitu bersemangat hingga membuat Arin terkejut.
" ahhh .. kenapa gue lagi .. salah apa gue sih sama ini botol " kesal Arin yang terlihat tidak berdaya harus menjadi sasaran teman-temannya.
" okke .. karena tadi lu udah pilih Dare jadi sekarang True .." ucap Mina dengan wajah yang sepertinya merasa puas melihat Arin yang terlihat lesu tak berdaya.
" siapa yang mau ngajuin pertanyaan, kalau engga gue duluan " ucap Mina.
" okke okke .. mau tanya apa ?" ucap Arin mencoba untuk bersikap santai, karena ia merasa tidak ada yang perlu ia sembunyikan.
" siap ...."
" Siapa yang lu suka saat ini ?" tanya Elvina yang langsung memotong pembicaraan Mina yang sentak terbinggung dengan sikap Elvina hingga membuat suasana menjadi hening seketika. Bahkan raut wajahnya kini menjadi sangat serius menatap kearah Arin yang terlihat kebinggungan.
" Ohh .. Elvina kan gue duluan .." ucap binggung Mina yang diavbaigkan dengan Elvina yang tampak begitu serius menatap kearah Arin.
" sory .. " ucap Elvina sambil tersenyum kearah Mina tapi senyum itu langsung menghilang saat melihat kearah Arin yang masih terdiam.
" okke .. it's okke, gimana Rin ? jawablah !!" ucap Mina mencoba untuk bersikap biasa, walau sebenarnya ia juga mersaa canggung dengan suasana yang berubah menjadi hening dan serius. Dengan perubahan sikap dari Elvina yang membuatnya sedikit khawatir pada Arin dan juga Elvina yang seakan sedang memulai perang dingin.
" emm .. gimana yaa .. ohhh .." Arin yang merasa binggung apa yang harus ia jawab. Dirinya benar-benar tidak yakin dan tidak mengetahui apa yang sebenarnya ia rasakan. Sebuah perasaan ambigu yang menunjuk kebeberapa orang yang membuatnya belakangan ini merasa seperti orang yang spesial, tapi disisi lain ia tidak ingin ada orang yang salah paham atas perasaan ambigu yang ia rasakan.
***