***
Hingga mereka sampai disebuah taman hiburan, dimana banyak sekali wahana permainan yang ekstrim dan juga menguji nyali. Wajah terpukau mereka sambil melihat sekitar yang dipenuh orang-orang yang berlalu lalang, hingga suara teriakan yang sangat kencang membuat rasa adrenaline mulai keluar. Rasa takut yang tiba-tiba menyergap membuat mereka terlihat ketakutan kecuali Elvina dan Fathan yang terlihat biasa saja.
" hya hya hya .. kayanya gue nggak bisa dah naik ini .. beneran deh ... bisa bisa gue mati ditempat .. cuyy .." ucap Mina yang terlihat ketakutan sambil merangkul tangan Yena yang berada disampingnya dengan kuat.
" ahh .. lu .. jangan ngomong kaya gitu .. gue jadi takut tauuu .." ucap Yena yang juga meringgkuk ketakutan mendengar ucapan Mina, mereka hanya saling berpelukan satu sama lain, kerena ketakutan.
" kenapa ..?? kayanya seru kokk .." ucap Arin yang terlihat terpesona melihat beberapa wahana yang menyeramkan, tapi karena ini untuk pertama kalian dia datang ketempat seperti ini membuat Arin sangat penasaran dan bersemangat.
Hingga tiba-tiba ..
" HAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA ...!!!!"
Suara teriakan yang berjarak kurang lebih 10 meter dari tempat mereka berdiri dimana sebuah wahana yang bernama tornada itu sedang berputar-putar hingga orang-orang yang menaiki itu berteriak histeris.
Sambil memukul tangan Arin. " Lu gila yaa ... seru dari mananya ..?" ucap Mina yang kesal karena omongan Arin yang tak masuk akal hingga membuat bulu kudungnya berdiri.
" benaran seru kok kalau udah naik .." ucap Elvina.
" Seru .. Pala Lu peyang ..!! seru dari mana .. orang dibanting .. diputer puter .. kalo jatoh gimana .." kesal Mina sambil emukul keras tangan Elvina yang langsung menrintih kesakitan sambil tertawa meledek Mina.
" nggak apa-apa kok ... nggak bakalan jatoh .. kan ada pengamannya .. aman .. kok aman .. ayoooo ...!!" bujuk Elvina sambil menarik tangan Yena dan Mina.
" ahhh .. nggak mau nggak mau .. ahhh ..." eluh Mina dan Yena secara bersamaan saat Elvina dengan paksa menarik tangan mereka.
Arin dan Fathan tertawa kecil melihat tingga teman-temannya. Mereka masih berdiri sambil memandnagi ketiga temannya yang sudah cukup jauh.
" ayo kita bersenang-senang .." ajak Fathan sambil menepuk pelan kepala Arin yang setak terkejut merasakan tangan Fathan yang menyetuh kepalanya.
" hahah .. iya .." Arin yang mulai merasa canggung dan salah tingkah disamping Fathan. " .. Hyaaa ..!!! tungguin dong .." saut Arin sambil berlari menghampiri teman-temannya agar ia tidak semakin terlihat aneh dimata Fathan yang terlihat tersenyum melihat tingkah Arin yang terlihat salah tingkah dengannya.
Mereka pun mulai menaiki satu persatu wanaha permainan disana, dari mulai yang paring ringan hingga yang paling ekstrim. Terlihat beberapa kali Mina kewalahan hingga mutah karena tak sanggup menaiki wahana yang cukup ekstrim.
Hingga Akhirnya ia hanya bisa menunggu teman-temannya yang begitu terlihat bersenang-senang tanpa ada rasa takut. Mengambil beberapa foto disetiap mereka selesai menaiki wahana, dan tertawa seakan tidak ada beban yang mereka rasakan. Masa muda yang mungkin akan menjadi semua kenangan yang indah dimasa depan.
***
Didalam rumahnya yang besar, setelah selesai mandi Brian berjalan keluar dan langusng menjatuhkan tubuhnya dnegan bebas kekasur yang sangat empuk itu. Ia merasa sangat bosan dan jenuh. Entah sejak kapan hari liburan terasa begitu bosan dan ia ingin cepat-cepat untuk berangkat kesekolah. Sebuah alasan yang masih menjadi tanda tanya pada dirinya sendiri.
Dengan desahan nafas lemah dan tatapan kosong, lalu ia meraih ponselnya dan melihat beberapa notif yang masuk, yang entah kenapa ia merasa kecewa saat melihat notif tak berarti itu.
Men-scroll tanpa alasan di media sosial yang ia punya. Hingga jari terhenti saat melihat sebuah postingan yang membuat langsung terbangun dengan wajah terkejut. Sebuah foto yang dengan wajah-wajah orang yang ia kenal terlihat begitu bahagia hingga tersenyum lebar, ia terus mengeser beberapa foto yang ter-upload dari salah satu akun yang ia follow, yaitu milik Mina yang meng-upload sebuah foto bersama dengan teman-temannya bahkan ada orang yang ia tidak suka yaitu Fathan.
" Selamat ulang tahun temanku Arin ... I Love Youuuu .."
Tertulis caption disana dengan foto Arin yang terlihat begitu bahagia sambil memegang sebuah kue dengan beberapa lilin yang sudah tidak menyala. Setak membuat Brian terdiam sambil memandangi foto itu. Entah mengapa seperti ada sebuah angin musim bunga yang menghampirinya. Wajah Arin yang begtiu manis dan bercahaya tampak dimatanya.
" jadi hari ini ulang tahunnya ..." ucap Brian yang tiba-tiba merasa bersalah dan perasaan yang tak ia mengerti. Bukan perasaan iri ataupun kesal, hanya saja ia merasa bagaikan sebuah bunga yang diberikan pagar pembatas, jika ia melangkah masuk maka bunga itu akan terluka, tapi jika ia tak masuk seakan dirinya tidak bisa memilikinya.
Kemudian dengan ragu tangannya mulai menekan tanda tag pada postingan itu yang kemudian beralih pada akun milik Arin dan ini pertama kalinya ia melihat akun milik Arin. Brian terus men-scrol keatas untuk melihat foto-foto yang diupload Arin, foto itu kebanyaknya memposting wajah Arin yang sedang tersenyum dan beberapan foto tentang makanan. Ekpresi wajah Arin disetiap foto itu membuat Brian tanpa sadar tersenyum hingga tertawa kecil, karena ia merasa gadis ini sangat berbeda dengan dirinya. Dirinya yang dingin dan angkuh sedangkan Arin adalah sosok yang ceria dan naif.
Hari sudah malam, karena lapar Brian memutuskan untuk pergi ke-minimarket dekat rumahnya untuk makan mie cup favoritenya. Sambil duduk dibangku yang disediakan minimarket, Brian sudah menghabiskan 3 cup mie instan dan satu kaleng soda. Dengan lahap Brian baru saja menghabisakan cup mie yang terakhirnya, sambil menyandarkan punggung, Brian yang sudah merasa perutnya sangat terisi penuh hingga rasa ia tak sanggup untuk bangun karena kekenyangan.
Tiba-tiba Brian teringat akan Arin yang sampai saat ini belum terlihat dari pandangannya. Padahal ini sudah cukup malam, tapi Arin seperti belum juga pulang. Ia sudah menunggu sekitar 2 jam lebih hingga ia menghambiskan 4 cup mie instan. Karena minimarketnya ini adalah jalur yang dilewati kearah rumah Arin dan juga rumahnya. Sudah pasti jika Arin pulang akan melewati jalan ini. Brian terus memadangi kearah jalanan menunggu kehadiran Arin agar dirinya merasa tenang melihat Arin kembali pulang dengan selamat.
Sambil menenguk sisa muniman soda kalengnya, tiba-tiba sorot matanya sentak membulat sempurna saat melihat kehadiran Arin dari jarak yang cukup jauh. Sambil menurunkan kaleng soda yang sudah kosong itu dengan tatapan tajam, Brian melihat Arin yang saat ini berjalan bersana dengan Fathan hingga membuatnya meremukan kaleng soda itu hingga tak berbentuk lagi.
Entah mengapa ia begitu kesal hingga rasa ingin segera melempar kaling yang ia pegang agar bisa memisahkan mereka berdua yang terlihat begitu bahagia seperti pasangan kekasih yang sedang kasmaran. Tapi apa daya, dirinya yang tak memilki hubungan baik dengan Arin membuatnya tak memiliki hak ataupun kesempatan.
***