***
Semester 1 sudah berlalu, setelah masa-masa ujian berlalu kini dimulailah semester dua. Liburan semester satu pun sudah selesai dan kehidupan yang membuat jenuh dan stress telah dimulai. Persiapan untuk menghadapi ujian nasional sudah didepan mata.
Terlihat para siswa-siswi sudah mulai memasuki gerbang sekolah. Arin yang juga baru saja memasuki gerbang sekolah, berjalan sendiri menuju kelasnya. Dengan tangan yang dibalut perban yang cukup tebal dan mengenakan penyangga tangan yang untuk menyanggga tangan kirinya. Hal itu membuat beberapa orang yang yang melihat kearahnya seakan merasa aneh dengan penampilannya yang agar menonjol itu.
Hingga akhirnya Arin pun sampai didepan kelasnya. Awalnya Arin agak ragu untuk masuk, karena pasti teman-temannya akan melayangkan berbagai macam pertanyaan untuknya dan hal itu membuat Arin akan menjadi pusat perhatian dan itu cukup mengganggunya. Sambil menghela nafas, Arin pun mulai melangkahkan kakinya kedalam.
Dirinya yang bahkan belum sampai mejanya salah satu teman kelasnya yang berdiri didepan pintu langsung membuat semua orang yang didalam kelas tertuju padanya.
" Lohh Arin Lu tangan lu kenapa ? kok diperban .. ?!" ucap Galang yang terkejut berlebihan, karena memang itulah sifatnya yang selalu berlebihan. Galang memang terkenal sangat berlebihan (lebay) dikelas. Tempat duduknya tepat disamping mejanya.
Arin yang seketika mematung saat semua mata tertuju padanya. Mina yang melihatnya pun langsung menghampirinya.
" Arin !! lu kenapa ? tangan lu kenapa bisa sampai kaya gitu ? apa yang terjadi ??" tanya Mian dengan suara yang sedikit kesal karena ia merasa terkejut melihat temannya yang tiba-tiba terluka, padahal 2 minggu yang lalu saat mereka bertemu, tangannya masih baik-baik saja.
" haha .." Arin yang tertawa canggung, " Enggak apa-apa kok, bener deh ! cuman keseleo doang .." ucap Arin yang canggung melihat dirinya yang dipandangi oleh teman-temannya.
" ayoo ... duduk duduk .." ajak Mina sambil merangkul Arin dengan sangat hati-hati, matanya terus memandangi tangan Arin dengan wajah sedih dan berjalan menuju tempat dududknya.
Hingga akhirnya Arin pun duduk dibangkunya, sentak beberapa teman-teman sekelasnya berkumpul didepan meja Arin dengan wajah bertanya-tanya menunggu Arin yang masih terlihat kebinggung dengan mereka.
" coba ceritakan apa yang terjadi ..?" tanya Mina.
" ahh .. saat liburan kemarin ..". Arin pun mulai menceritakan semua hal yang terjadi hingga ia bisa mendapatkan luka tersebut.
Sekitar 5 hari sebelum liburan usai. Saat dirinya sedang dalam berjalan menuju rumahnya setelah pulang kerja, hari itu Arin sedang mengenakan sepedanya. Jalanan juga tidak terlalu ramai dan itu masih sore hari. Tiba-tiba sebuah mobil menabraknya dari belakang dengan cukup keras, hingga terlempar bersamaan dengan sepedanya. Tapi untungnya Arin masih tersadar dengan beberapa luka yang ia dapatnya, ia juga merasakan sakit yang luar biasa karena tangannya hingga tak bisa ia gerakkan. Saat itu juga dirinya dibawa kerumah sakit oleh orang yang sudah menabraknya.
" woah .. benar-benar keterlaluan orang itu ..!! dia mabok apa gimana bisa sampe nabrak gitu ? " tanya Mina dengan kesal.
" katanya rem mobilnya blong, dia juga udah klakson aku tapi aku nggak dengar soalanya aku lagi dengerin musik .. untungnya dia mengendarian mobilnya gak dalam kecepatan yang kencang". Jelas Arin.
" terus kenapa nggak ngabarin sama kita kalau lu ngalamin kecelakaan ..?" tanya Mina yang merasa seperti dikhianati oleh Arin, ia kesal tetapi ia juga sedih melihat keadaan Arin.
" gua nggak mau ganggu waktu liburan kalian, jadi nggak aku kasih tau deh, maaf yaa" ucap Arin yang juga merasa tidak enak hati pada ketiga temannya, tapi disisi lain ia juga tidak ingin mengganggu liburan mereka.
" waohh ..!! Gue baru kali ini lihat orang yang tangannya patah .." ucap Galang sambil mencoba menyentuh tangan Arin dengan perlahan, tapi dengan setak Yena yang berada disampingnya langsung menjitak kepala Galang hingga merintih kesakitan.
" sebarangan kalo ngomong ..!!" ucap sinis Yena.
" pasti sakit banget yaahh ??" tanya Mina terlihat seakan ia yang merasakan rasa skait itu, sambil mengelus pelan tangan Arin.
" tapi syukurlah nggak terjadi sesuatu hal yang lebih buruk .. syukurlah .." ucap Elvina sambil menggegam tangan Arin yang tersenyum karena tidak ia sangka ketiga temannya mengkhawatirkannya, ini untuk pertama kalinya Arin merasa sangat terharu akan dirinya yang akhirnya yakin memiliki tiga teman yang benar-benar menerimanya dan mengkhawatirkannya.
Kemudian para teman-temannya pun satu persatu mulai meninggalakan Arin, setelah mendengarkan cerita dari Arin. Dan tak lama terlihat Fathan yang baru saja masuk kedalam kelas setak terkejut melihat tangan Arin yang terbalut perban, segera ia menghampirinya.
" Arin ! tanganmu kenapa ..?" tanya Fathan dengan wajah khawatir dan panik.
" dia kecelakaan .." jawab Yena.
" APA ?! kok bisa ? gimana kejadiaannya ?" tanya Fathan.
" ngga kok, sekarang udah nggak apa ? cuman sedikit keseleo doang " ucap Arin mencoba menyakinkan Fathan yang terlihat murung raut wajahnya, sorot mata sedih melihat Arin yang terluka, tak bisa ia sembunyikan.
" syukurlah kalo baik-baik aja .." ucap Fathan sambil menepuk pudak Arin dan tersenyum mencoba menutupi rasa kekhawatirannya.
Bel masuk pun berbunyi. Kemudian Fathan pun kembali ketempat dududknya. Semua siswa-siswi pun kembali ketempat duduk mereka masing-masing. Terlihat juga Brian yang baru saja masuk kedalam kelas dari pintu belakang. Ia berjalan kedalam, tapi matanya tertuju pada Arin. Ia binggung melihat Arin yang mengenakan penyangga tangan dan perban yang cukup tebal pada tanganya. Hingga ia pun duduk ia masih memandangi Arin dari belakang.
" apa dia terluka ..?" tanya Brian dalam pikirannya.
***