Chereads / "When You Love Someone" / Chapter 24 - " The Wind Blows " (9)

Chapter 24 - " The Wind Blows " (9)

***

Beberapa hari tangannya dibalut dengan perban membuat keseharian Arin sungguh terganggung. Ia kesulitan untuk melakukkan hal-hal yang harus dilakukan oleh kedua tangannya. Seperti mengenakan pakaian, mengikat tali sepatu, menguncir rambutnya. Bahkan saat mandi pun Arin sangat mengalami kesulitan.

Untungnya dengan bantuan teman-temannya disekolah, Arin sedikit merasa dipermudah. Ia sungguh beruntung memiliki teman yang begitu perhatian dengannya. Saat disekolah mereka membantu Arin berbagai hal, dari membantu mencatat pelajaran, membantu mengambilkan makanan, merapihkan rambutnya dan hal-hal kecil lainnya.

Disaat jam pelajaran olahraga Arin diperbolehkan untuk tidak ikut pelajaran, jadi dia hanya bisa memperhatikan teman-temannya dari pinggir lapangan saja. Bahkan saat ia bertugas piket kelas, ketiga temannya dan Fathan membantu mengantikan tugasnya dan ia hanya berdiri didepan pintu kelas, karena temannya melarangnya untuk tidak menyentuh apapun. Dirinya sangat terbantu sekali oleh keempat teman-temannya yang begitu perhatian dengannya.

Dijam istirahat kedua, Arin yang baru saja keluar dari toilet sendirian karena ketiga temannya sedang pergi ke kantin untuk membeli makan ringan. Arin terus berjalan melewati lorong sekolah yang dipenuh orang yang sedang bermain atau pun mengobrol. Dengan tiba-tiba dari arah belakang seseorang mendorongnya hingga ia terjatuh dan tangannya yang terluka itu mengenai lantai.

" dukkk ..."

Semua orang sekejap melihat kearah Arin yang tersungkur dilantai, tapi tak ada satupun yang membantunya. Arin masih terdiam sambil menahan rasa sakit pada tangannya. Orang yang menabraknya terlihat baik-baiknya berdiri dihadapannya.

" oh ..! maaf gue nggak sengaja .." ucapnya yang terdengar setengah hati, Arin pun mendengangkan kepalanya untuk melihat siapa yang menabraknya. Dan ternyata dia adalah Siska, teman sekelasnya tahun lalu yang membuat Arin mengalami masa-masa yang cukup sulit karenanya.

" ohh .. ternyata Arin, maaf yaa .." ucapnya dengan wajah liciknya dan berjalan begitu saja meninggalkan Arin yang termenung beberapa saat karena tatapan sinis Siska yang membuatnya sedikit takut.

Tidak jauh Siska berjalan, tiba-tiba Arin terkejut saat orang itu juga tersungkur dilantai setelah bertabrakan dengan Brian yang berjalan dari arah berlawanan.

" Kalau jalan pake mata ..!!" ucap Brian tatapan tajamnya membuat Sisaka yang awalnya ingin marah, mengurungkan niatnya saat mengetahui bahwa orang itu Brian.

Sebenarnya beberapa saat sebelum Arin terjatuh, Brian yang sedang berjalan kearah dari yang berlawanan. Jadi Brian sudah melihat semua apa yang terjadi, bahwa saat ini tersungkur dikakinya dengan sengaja menabrak Arin dan tidak menunjukan rasa bersalah sama sekali.

Semua perhatian tertuju pada mereka, begitu juga Arin yang masih terduduk dilantai terkejut melihatnya, kemudian Arin melihat Brian yang berjalan mengabaikan Siska hingga sampai dihadapannya.

Arin yang masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Yang lebih mengejutkan lagi, saat Brian yang tiba-tiba mengulurkan tangan kepadanya. Arin yang mendongkakkan kepalanya dengan melihat tatapan Brian yang anehnya tidak terlihat menyeramkan.

Melihat Arin yang tidak meresponnya segera Brian membangunkan Arin dengan memegang kedua pundak Arin dengan perlahan hingga berdiri tegak. Dan kembali semua perhatian tertuju pada mereka.

" Lu nggak apa-apa ..?" tanya Brian dengan nada yang rendah sentak membuat Arin terkejut mendengarnya.

" oh iya ngak apa-apa kok, makasih yaa " ucap Arin.

Kemudian Brian pun pergi meninggalkannya tanpa mengucapkan apa-apa. Arin masih terdiam melihat punggung Brian dari belakang. Semenjak sebelum liburan sikap Brian menjadi sangat dingin, bahkan ia sudah tidak pernah melihat Brian duduk didepan minimarket dekat rumahnya. Arin masih memikirkan kembali apa kesalahan yang membuat Brian seakan menjauhinya. Kemudian Arin pun kembali melanjutkan langkahnya.

Jam masuk kelas masih sekitar 15 menit lagi. Arin duduk ditempatnya sambil mengerjakan mencatatan pelajaran tadi. Tiba-tiba seseorang duduk dihadapannya.

" lagi apa ..?" tanyanya dengan lembut sentak Arin langsung melihat kedepan dan terlihat Fathan yang sedang menatapnya dengan senyuman manisnya dan membuat Arin sedikit salah tingkah dan tidak bisa menahan senyumannya melihat seseorang yang begitu tampan kini menatapnya dengan penuh kelembutan.

" oh ini ! lagi lanjutin nulis pelajaran tadi, nggak enak pada Mina .. pasti tangannya penggal harus nulis banyak gara-gara aku .." ucap Arin yang memcoba memfocuskan dirinya.

" sini biar aku aja .." ucap Fathan sambil mengambil pulpen dari tangan Arin yang setak terkejut.

" ehh nggak usah, nggak apa-apa kok.. aku bisa sendiri " ucap Arin yang mencoba mengambil kembali pulpennya tapi Fathan mencegahnya dengan megenggam tangan Arin dengan tiba-tiba, dan kembali membuat Arin tersipu malu karena sikap Fathan yang begitu mudah melakukan hal-hal seperti ini.

" aku juga senang bisa membantu .. biarin aku yang menulis ini yahh .." ucap Fathan dengan nada lembut sambil meletakkan tangan Arin dimeja dengan perlahan dan kemudian melanjutkan kegiatannya yang sedang menyalin catatan dibuku Arin.

Dirinya yang tersipu malu melihat Fathan yang berrsikap begitu baik padanya membuatnya begitu saja menuruti perkataan Fathan hingga tanpa Arin sadari, ia mulai memandangi Fathan, memperhatikan setiap bagian yang ada pada wajah Fathan. Selama hidupnya, untuk pertama kalinya ia begitu dengan dengan orang setampan Fathan.

Padahal sejak pertama bertemu, ia tak merasa yakin bisa dekat dengan Fathan yang terlihat jauh dari jangkauannya, tapi Fathan benar-benar memperlakukkanya dirinya seperti seseorang yang terlihat. Bahkan memperlakukan Arin dengan sangat baik.

Tapi mungkin saja, memang sifatnya yang baik kepada semua orang bukan hanya kepada dirinya saja. Itu hal yang terkadang membuat Arin kembali tersadar pada kenyataan bahwa Fathan bersikap baik kepadanya bukan kerena memiliki perasaan yang spesial untuknya, melainkan memang sifat dasarnya sudah seperti itu.

" kalian berdua ngapain ..?" tanya Mina yang langsung memecahkan pikiran Arin karena tiba-tiba muncul sambil memakan snack ditangannya.

" lagi bantuan Arin nulis catatan" jawab Fathan yang terlihat begitu focus.

" ohhh .. catatan yang tadi " ucap Mina yang menyadari saat melihat tulisannya dibuku catatan Arin. Kemudian ia pun duduk dibangkunya.

" wooo .. Fathan !! kayanya perhatian banget deh sama Arin " ledek Yena yang juga baru duduk dibangkunya tepat disamping Fathan yang hanya tersenyum menanggapi gurawan Yena.

" bukan begitu .." ucap Arin mencoba menahan Yena agar berhenti membuat ledekkan yang membuatnya canggung, ia juga tidak ingin Fathan salah paham karenanya.

" tau nih !! jangan terlalu baik sama semua cewek, nanti mereka bisa salah paham tau ..!! " ucap Elvina yang terdengar sedikit kesal membuat ketiga temannya binggung dengan sikap Elvina yang tiba-tiba membuat suasana menjadi canggung.

" hahah ... Lu kenapa deh Vin, Fathan itu memang sifat baik, mereka aja yang pada kecentilan deketin Fathan .." bela Mina yang membuat Elvina menatapnya dengan sinis dan suasana menjadi sedikit mencengkam.

" okke okke gue paham, kedepannya gue bakal bersikap lebih hati-hati lagi okke .." ucap Fathan sambil mengangkat tangannya mencoba melerai Mina dan Elvina yang tampak akan segera memanas. Dan kemudian memutuskan untuk kembali ketempatnya.

Yena dan Arin hanya saling memandang binggung satu sama lain, mereka binggung dengan sikap Elvina yang tiba-tiba menjadi kesal. Hal itu membuat suasana menjadi canggung. Arin juga merasa tidak enak pada Fathan, ia mencoba melihat kearah Fathan yang terlihat tersenyum sambil mengagukkan kepalanya seolah berkata. " tidak apa-apa ..".

***