Cinta terduduk di bawah pohon besar yang terletak di halaman belakang gubuk bambu milik Mbok Lastri.
Padahal malam sudah semakin larut, bahkan saat ini sudah hampir menjelang dini hari. Tapi Cinta seolah tak peduli.
'Mas Rico, sampai saat ini aku masih meragukan cintamu. Aku tak yakin kalau kamu nantinya tetap akan mempertahankan cinta itu, Mas. Aku tidak mau kalau pada akhirnya, aku yang kecewa. Aku tidak mau! Aku mohon, jika kamu datang hanya untuk sebatas singgah saja, maka aku minta padamu jangan, Mas! Jangan melakukan hal itu padaku. Aku begitu takut, Mas, aku takut nanti kamu tidak akan pernah terima dengan masa laluku yang begitu kelam itu, Mas. Apa mungkin nanti kamu akan pergi setelah mengetahui hal itu? Setelah kamu tahu aku sudah tak suci lagi, kamu pasti akan pergi'. Batin Cinta.
Cinta pun kembali meneteskan air matanya. Rasa takut akan dikhianati oleh Rico membuat hati Cinta begitu gelisah dan juga resah.
Saat itu, tidak sengaja Mbok Lastri melihat Cinta masih duduk-duduk saja di bawah pohon padahal hari sudah larut.
Dengan segera Mbok Lastri pun langsung saja menghampiri Cinta dan menegurnya.
"Cinta, mengapa saat hari sudah larut begini kamu masih tetap ada di sini? Harusnya kamu segera tidur dan juga istirahat," ucap Mbok Lastri.
"Eh, Mbok, maafin aku, Mbok. Tapi aku sangat susah untuk tidur, makanya aku cari angin dulu di sini," bohong Cinta.
"Aduh ... Nak, kamu itu tidak perlu lagi membohongi Mbok. Mbok tahu kok, kamu tidak sedang cari angin. Kita hanya tinggal di gubuk bambu, Nak. Tanpa kamu cari pun, angin sudah otomatis masuk ke dalam, Nak. Sudahlah, Nak, Mbok tahu kok alasan mengapa kamu berada di sini malam-malam gini. Pasti kamu sedang merasa sedih kembali kan, Nak? Itu aja matamu bengkak dan merah kayak gitu. Bahkan tuh mata masih sangat basah. Kamu habis nangis, kan?" tebak Mbok Lastri.
"Eum ... nggak kok, Mbok. Nggak gitu. Ya udah deh, kalau gitu aku mau masuk dulu ke dalam ya, Mbok. Permisi," ucap Cinta yang memilih untuk menghindar saja.
'Anak itu selalu saja begitu. Selalu memendam kepedihannya sendiri. Tidak pernah mau membaginya padaku. Tapi aku jadi curiga sama dia. Akhir-akhir ini dia bersikap aneh. Aku harus cari tahu tentang hal itu'. Batin Mbok Lastri.
Mbok Lastri pun akhirnya juga ikut masuk mengikuti Cinta.
Pagi hari pun tiba, Cinta dan Mbok Lastri tengah bersiap. Mereka akan pergi ke hutan untuk mencari tanaman yang nantinya akan mereka jadikan ramuan obat. Mereka berdua memang selalu pergi ke hutan jika siang hari. Sekedar untuk mencari makanan dan juga yang lainnya di sana.
"Nak, kamu sudah siap?" tanya Mbok Lastri.
"Udah kok, Mbok. Aku udah siap. Ayo Mbok kita pergi," ajak Cinta.
"Ok, ayo, Nak," setuju Mbok Lastri.
Cinta dan Mbok Lastri pun langsung bergegas pergi ke hutan.
Meski berpenampilan asal-asalan, tapi Cinta tetap saja terlihat begitu cantik dan juga menarik. Semua orang yang melihatnya pasti akan merasa tergoda olehnya.
Hingga sampai akhirnya, Mbok Lastri dan juga Cinta pun telah tiba di hutan.
"Nak, Mbok mau cari tanaman ke sebelah sana ya," ucap Mbok Lastri.
"Iya, Mbok," jawab Cinta. "Aku nyari di sekitaran sini saja. Sekalian mau cari sesuatu yang bisa dimakan," lanjut Cinta.
"Iya, Nak. Kalau gitu Mbok pergi dulu," terang Mbok Lastri.
"Iya, Mbok," sahut Cinta.
Cinta kemudian mulai fokus mencari tanamam obat. Dia tidak memperhatikan lagi ke sekelilingnya.
Cinta tidak menyadari bahwa sedari tadi ada 3 orang lelaki yang saat ini tengah memperhatikan dirinya dengan tatapan yang tak biasa.
Mereka bertiga adalah pemburu yang sedang berburu di hutan itu.
Mereka tergoda melihat bentukan tubuh Cinta yang begitu sempurna.
"Wah ... lihat tuh, ada cewek cantik banget. Kayaknya akan sangat nikmat jika kita mencobanya," ucap salah satu dari ketiga pemburu tersebut.
"Haha ... iya itu betul sekali. Niatnya berburu hewan, eh kita malah mendapat mangsa seorang wanita cantik. Seger banget dah," sahutnya.
"Ahaha ... ya udah kalau gitu apalagi yang saat ini kita tunggu? Ayo kita langsung samperin aja dia ke sana," ajak yang lainnya.
"Ayo, setuju," jawab kedua rekannya itu.
Ketiga pemburu itu pun langsung saja menghampiri Cinta. Mereka bertiga langsung mengepung Cinta dari beberapa arah.
Cinta sangat terkejut saat melihat ada tiga orang lelaki yang saat ini berada di hadapannya.
"Siapa kalian? Mau apa kalian ke sini?" takut Cinta.
"Ahaha ... maunya kita gampang aja kok. Kamu juga pasti bisa memenuhinya. Iya, kan?"
"Yoi, itu pasti," jawab rekannya.
"Hayu, langsung gas," lanjut yang lainnya.
"Hey! Jangan berani-berani ya kalian mendekat padaku! Awas saja jika kalian berani melakukan hal itu! Aku tidak akan segan-segan untuk menyakiti kalian!" marah Cinta.
Mendengar ucapan Cinta yang seolah mengancam mereka, mereka pun seketika saja langsung dibuat tertawa karena merasa tidak mungkin kalau Cinta bisa melawan.
"Ahaha ... haha," tawa mereka semua.
"Emangnya kamu bisa? Haha ... kamu ga mungkin bisa melawan kami. Jangankan untuk melawan, mungkin saat kami menyentuh kamu pun, kamu akan merasa ketagihan dan tidak mungkin memiliki kesempatan untuk melawan. Ahaha ..." ucapnya.
"Jangan meremehkan kemampuanku! Dan berhenti kalian berucap hal seperti itu! Aku jijik mendengarnya. Cuih ..." kesal Cinta.
"Halah ... banyak omong kamu. Udah sekarang cepat langsung pegangi dia," titah pemburu itu kepada temannya.
Dan dua orang teman pemburu itu pun langsung menurut dan segera memegangi kedua pergelangan tangan Cinta.
Cinta terus saja mencoba untuk berontak, tapi semua itu hanya percuma saja. Cinta tidak memiliki kekuatan lebih untuk melawan dua orang lelaki sekaligus.
"Lepaskan! Lepaskan aku! Tolong! Tolong! Mbok, tolong aku!" teriak Cinta.
"Haha ... percuma saja kamu teriak-teriak meminta tolong seperti itu. Tidak mungkin ada orang yang bisa menolongmu di sini! Mengertilah, ini hutan. Tidak mungkin ada orang di hutan ini. Jadi mendingan sekarang kamu terima saja nasibmu untuk bisa melayani kami bertiga di sini. Nikmati semuanya," sungut orang itu.
"Ahahaha ..." tawa mereka bertiga.
"Cuih ... dasar menjijikan! Lepaskan aku! Lepaskan! Dasar kurang ajar!" marah Cinta.
'Hiks ... tolong! Siapapun tolong aku! Aku tidak mau jika harus mengalami hal seperti ini lagi! Aku tidak mau! Tolong'. Batin Cinta.
Sebisa mungkin Cinta kembali berontak. Tapi sama sekali dia tidak bisa untuk melepaskan dirinya sendiri dari orang-orang itu.
Hingga pada akhirnya, Cinta pun mulai di dorong dan terjatuh ke atas rerumputan. Ketiga pemburu tersebut langsung menyeringai merasa senang. Mereka sudah bersiap untuk melakukan hal yang tak pantas kepada Cinta.